Niat baik dan tulus kita memang tidak akan selamanya membuat kita mendapatkan dukungan, pujian ataupun rasa terima kasih. Tetapi sebaliknya, kadang niat baik kita justru menemui penolakan. Dan tidak jarang pula keinginan kita tersebut malah membuat orang lain merasa curiga dan berburuk sangka.
Contoh misalnya, kita punya ide untuk menarik iuran bulanan kepada rekan kerja kita di kantor agar memiliki uang kas. Uang kas ini nantinya akan digunakan untuk kegiatan sosial. Misalnya ketika ada anggota atau rekan kerja yang sakit, ulang tahun, nikahan dan lain-lain maka uang kas ini bisa dimanfaatkan. Selain bisa membantu, hal ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan antar rekan kerja di kantor.
Sebagian mungkin mendukung rencana baik ini. Tetapi mungkin juga ada rekan kita yang justru menolak dan berburuk sangka kepada kita dan malah menuduh ada modus dibalik ide tersebut. Apalagi jika rekan kita tersebut memang punya dasar tidak suka dengan kita maka apapun niat baik kita akan selalu disalah artikan.
Dan inilah yang terjadi pada Jokowi. Niat baik Jokowi mewajibkan zakat bagi pegawai negeri sipil yang beragama muslim malah mendapatkan penolakan, cibiran bahkan buruk sangka. Siapa lagi orangnya kalau bukan pakar suudzon, Fadli Zon. Kemarin nyinyir menteri Susi, sekarang Jokowi.
Menanggapi rencana pemerintah Jokowi yang akan memotong gaji Aparatur Sipil Negara yang beragama muslim sebesar 2,5 persen untuk zakat, Fadli Zon menolak dan mengatakan pemotongan gaji tersebut hanya akan menyusahkan ASN.
Fadli Zon juga khawatir potongan gaji tersebut nantinya malah akan dipakai pemerintah Jokowi untuk mendanai proyek pembangunan infrastruktur. Apa tidak parah seorang wakil ketua DPR yang katanya beragama muslim memiliki sikap seperti ini!
“Jadi tidak usah dipotong, itu hanya menyusahkan ASN, takutnya nanti dipotong, dipakai lagi sama pemerintah untuk bangun beton-beton dan sebagainya,” ujar Fadli di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat. Tribunnews.com
Padahal jika pemerintah sudah memiliki rencana ini pasti juga sudah disiapkan bagaimana mekanisme dan pengelolaanya. Bukankah juga ada Badan Amil Zakat Nasional yang bisa mengelola dana ini secara profesional dan transparan. Dan DPR juga bisa berperan dalam pengawasan dana tersebut.
Saya malah curiga apakah Fadli Zon ini menyisihkan sebagian gajinya untuk berzakat ataukah tidak. Harusnya Fadli Zon malu ribut nyinyirin dana zakat, apalagi mencurigainya.
Ribut soal zakat malah mengingatkan saya pada gubernur Ahok yang rajin potong gaji untuk membayar zakat. Baru ada wacana potong gaji PNS untuk Zakat, Ahok yang bukanlah orang yang beragama islam malah sudah sejak lama menyisihkan gajinya untuk membayar zakat.
“Saya sejak Bupati saja sudah bayar zakat, supaya bawahan semua malu. Yang enggak dapat hidayah saja bayar, sedangkah kamu yang mengaku dapat hidayah malah enggak bayar,” tutur Ahok berkelakar dalam sambutan acara Peduli Umat 2016, ‘Zakat untuk Kesejahteraan Umat’ di Plennary Hall JCC, Senayan, Jakarta, Selasa 21 Juni 2016. Detik.com
Fadli zom harusnya malu, bukankah seharusnya dia yang memberi contoh kepada para pejabat agar menyisihkan gajinya untuk membayar zakat.
Memang betul bahwa mau atau tidaknya para ASN muslim mengeluarkan zakat dari sebagian kecil gajinya merupakan urusan pribadi masing-masing. Tetapi apakah pantas mencurigai niat baik pemerintah memfasilitasi warga negaranya yang ingin menjalankan ajaran agama?
“Pemerintah berkewajiban untuk memfasilitasi warga negaranya yang ingin menjalankan ajaran agamanya. Tentu tidak dalam bentuk paksaan, karena fasilitasi itu bukan paksaan. Itulah kenapa teknis penghimpunan tadi itu harus ada akad,”- Lukman Hakim Saifuddin
Jika tak sanggup membayar zakat, sebaiknya janganlah berburuk sangka kepada presiden yang ingin membantu memfasilitasi pegawai menjalankan ajaran agama islam. Harusnya mempeloporinya, bukan malah mencurigainya.
Niat baik Jokowi yang malah dicurigai Fadli Zon seperti ini justru semakin memantapkan hati saya untuk menjadikan Jokowi dua periode.
Selamat Berzakat!!