Dalam upaya menarik investor dari negara-negara Timur Tengah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan kepada menteri-menteri terkait agar setiap 3 bulan harus muter ke negara-negara tersebut karena merupakan negara-negara yang kaya.
“Uangnya berlebihan kenapa mereka menginvestasikan justru ke Eropa, ke Amerika, ke Cina. Kenapa enggak ke kita? Karena kita tidak pernah silaturahim dan menyampaikan apa kebutuhan kita,” kata Presiden Jokowi.
Resep tersebut, menurut Presiden, diperolehnya setelah dirinya bertemu dengan Raja Salman dari Arab Saudi dan Putra Pangeran Uni Emirat Arab Syekh Muhammad, ketika berkunjung ke kedua negara tersebut pada 2015 lalu.
“Saya tanya ke Raja Salman, kenapa Arab Saudi juga tidak investasi pertambangan di Indonesia, investasi di negara kita. Waktu ketemu dengan Syekh Tamim Qatar, saya tanyakan juga hal yang sama. Apa jawabannya? Ya karena Indonesia enggak pernah silaturahmi dengan kita, enggak pernah silaturahim dengan kita,” kata Presiden Jokowi mengutip jawaban kedua pemimpin Timur Tengah itu.
Setelah itu, lanjut Presiden, dirinya memerintahkan kepada menteri-menteri agar setiap 3 bulan harus mutar ke negara-negara itu, untuk silaturahmi dan menyampaikan apa kebutuhan serta apa yang ingin dibangun di Indonesia untuk dikerjasamakan untungnya untuk kedua negara.
“Inilah yang terus kita bangun agar kedekatan-kedekatan itu ada. Jangan mau dibelok-belokan ke mana-mana. Katanya kita membuka, apa, investasi dari China, dari Korea, dari Jepang. Enggak. Justru kita sekarang ini ingin agar negara-negara Timur Tengah itu banyak investasi di Indonesia,” ucap Presiden Jokowi.
Alhamdulillah, sambung Presiden, sudah dimulai kilang minyak di Cilacap dengan Arab Saudi. Sebentar lagi, tambah Presiden, insyaallah dengan Oman di Bontang, Kalimantan. Sebentar lagi dengan Uni Emirat Arab, lanjut Presiden, pelabuhan yang di Kuala Tanjung akan dikerjasamakan yang keuntungannya mereka dapat Indonesia juga dapat, tapi perbandingan untungnya lebih banyak pada Indonesia bukan mereka.
Menurut Presiden, inilah pekerjaan-pekerjaan besar yang dilakukan oleh negara Indonesia, serta apabila stabilitas politik dan keamanan baik, maka pembangunannya akan terus berjalan.
“Bahwa sebuah negara besar seperti Indonesia ini untuk menjadi negara dengan ekonomi terkuat, perkiraan kita insyaallah 2045 negara kita akan masuk dalam jajaran 4 besar ekonomi terkuat di dunia,” terang Presiden Jokowi.
Diakui Presiden, memang akan melalui rintangan-rintangan yang banyak, akan melalui hambatan-hambatan yang banyak, akan melalui ujian-ujian, akan melalui cobaan-cobaan yang banyak. Tetapi kalau bersatu, stabilitas politik dan keamanan baik, menurut Presiden, insyaallah apa yang sudah dihitung dan dikalkulasi itu betul-betul menjadi sebuah kenyataan. (FID/JAY/ES)