Indovoices.com-Presiden Joko Widodo menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya K.H. Dr. Ir. Salahuddin Wahid, atau biasa dipanggil dengan nama Gus Sholah.
”Saya atas nama pemerintah, negara, dan seluruh masyarakat Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam atas berpulangnya ke rahmatullah Bapak K.H. Dr. Ir. Salahuddin Wahid, Gus Sholah, tadi malam jam 20.55 di Rumah Sakit Harapan Kita,” ujar Presiden saat melayat ke rumah duka di Jalan Bangka Raya, Tendean, Pela Mampang, Provinsi DKI Jakarta.
Kepala Negara menyampaikan bahwa Gus Sholah adalah cendikiawan muslim yang menjadi panutan bersama. “Tentu saja kita semuanya masyarakat Indonesia kehilangan, sangat kehilangan, atas berpulangnya beliau ke rahmatullah,” kata Presiden seraya mendoakan segala amal baik Gus Sholah diterima di sisi Allah SWT, husnul khatimah, dan yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran.
Pada kesempatan itu, Presiden juga masih mengingat dua pertemuan terakhir dengan Gus Sholah yakni di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang dan Istana Jakarta. “Intinya beliau banyak menyampaikan mengenai keislaman, keindonesiaan. Saya kira hal-hal yang berkaitan dengan islam dan kebangsaan itu yang sering disampaikan beliau kepada saya,” tutur Presiden menyampaikan pesan Gus Sholah.
Wapres Takziah
Sebelumnya, Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin beserta Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin pagi tadi juga takziah ke kediaman Almarhum K.H. Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah. Wapres tiba di rumah duka di kawasan Tendean, Jakarta sekitar pukul 05.20 WIB, lalu ia memimpin sholat jenazah dan berdo’a. Setengah jam kemudian, Wapres yang menggunakan sarung dan sorban putih itu, meninggalkan rumah duka.
Kepada awak media, Wapres mengatakan bahwa, almarhum yang merupakan cucu K.H. Hasyim Asyari, banyak mengabdikan diri dalam bidang kenegaraan dan juga keagamaan. Karena itu, lanjutnya, pesantren Tebu Ireng sekarang ini sudah sangat maju sejak dipimpinnya.
“Yang pasti beliau memimpin pesantren Tebu Ireng, pesantren itu menjadi maju, berkembang, dan banyak perubahan besar, pembangunan dalam pesantrennya. Selain menambah jumlah pesantrennya, menambah jumlah santrinya, ada juga kemajuan-kemajuan dengan dibangunnya pesantren sains. Ini luar biasa,” ujarnya.
Dalam hal persaudaraan Islam, terang Wapres, beliau sangat intens dalam membangun ukuwah antar sesama umat Islam, khususnya antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
“Dan beliau juga adik dari Gus Dur, selalu juga melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh Gus Dur, merajut kerukunan berbangsa dan berdemokrasi di negara ini,” tuturnya.
“Beliau orang baik dan banyak berkontribusi dalam mengelola, mengawal kehidupan keagamaan, kerukunan kebangsaan, hingga masalah kemajuan di bidang pendidikan dan pembangunan SDM,” imbuhnya.
Wapres menceritakan bahwa almarhum merupakan teman diskusi yang baik, bersama Gus Sholah ia sering mengupas masalah kerukunan dan bagaimana membangun demokrasi dan keumatan.
“Saya sering berdikusi, berbicara, sering juga saya diundang untuk menyampaikan pandangan-pandangan misalnya selain tentang kerukunan, selain bagaimana kita membangun demokrasi, juga ekonomi keumatan. Beliau intens sekali dalam membangun ekonomi keumatan di dalam pemberdayaan masyarakat, terutama bagi umat islam, terutama kalangan santri,” kenangnya.
Sebagai informasi, Gus Sholah wafat di usia 77 tahun. Ia merupakan saudara kandung Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Pria kelahiran 11 September 1942 ini adalah anak ketiga dari pasangan K.H. Wahid Hasyim dan Nyai Hj. Sholihah.
Dikabarkan sebelumnya, bahwa rencananya jenazah akan dimakamkan di kawasan pemakaman Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, Jawa Timur. (kominfo)