Indovoices.com– Kementerian Kesehatan terus menerapkan upaya menekan tingkat risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) yang terus meningkat dalam beberapa tahun ini serta mulai menjangkiti generasi muda.
“Pencegahan promosi kesehatan selama ini yang kami lakukan melalui empat pilar,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Cut Putri Arianie
Demikian disampaikan Cut Putri Arianie dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema Peluncuran Program Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit, yang berlangsung di Aula IMERI, UI Salemba, Jakarta Pusat.
Menurut Cut Putri, pilar pertama, Kemenkes bersama instansi terkait menggiatkan informasi dan edukasi terkait risiko penyakit ke masyarakat luas. Sosialiasi dan edukasi ini ditujukan baik ke populasi berrisiko tinggi maupun rendah. Sarana edukasi ini bisa melalui melalui media cetak, tatap muka maupun digaungkkan lewat media sosial.
Pilar kedua, melakukan program deteksi dini kepada semua kalangan baik populasi sehat maupun terindikasi tidak sehat melalui fasilitas kesehatan berbasis masyarakat seperti Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) di kampus-kampus dan perkantoran. Ditargetkan ada satu Posbindu di setiap desa/kelurahan.
“Melalui Posbindu mereka bisa mengecek berat badan, kadar kolesterol dan tekanan darah. Petugas di sana akan mencatat profil kesehatan, dipantau dan memberikan rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes.
Cut Putri menambahkan, pilar berikutnya adalah menggiatkan imuninasi khusus seperti kanker serviks/tes IVA maupun upaya deteksi dini penyakit tidak menular di faskes maupun komunitas.
Pilar keempat, menggerakkan Gerakan Masyarakat Hidup sehat (Garmas) dengan meminta setiap instansi pemerintah, kementerian dan lembaga membuat wilayah sehat seperti kawasan bebas rokok, sosialisasi agar menkonsumsi makanan sehat dengan kadar gula, garam, minyak sawit/goreng tidak berlebihan. Tak lupa, pemerintah bersama kalangan swasta, komunitas, dunia pendidikan menggulirkan pola hidup sehat rutin seperti wajib berolahraga atau senam ringan setiap hari di lingkungan masing-masing.
Satu hal, menurut Cut Putri Arianie, kunci untuk mencegah perluasan PTM adalah dengan menguatkan perangkat deteksi dini dalam mengindetifikasi penyakit tersebut. Untuk itu, Kemenkes mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan hal itu sebagai sebuah kesadaraan gaya hidup sehat.
“Kita di era transisi dari penyakit menular ke meningkatnyya penyakit tidak menular karena aktivitas fisik kita menurun. Kemajuan teknologi juga ikut menjadi faktor pemicu risiko penyakit ini,” jelas Cut Putri Arianie.
Diskusi Media ini juga dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua Umum Perkumplan Endokrinologi Indonesia Pradana Soewondo sebagai narasumber.
Sebelumnya, Wapres Jusuf Kalla Wapres meresmikan Komunitas dan Kampus Sehat di lingkungan kampus Universitas Indonesia (UI). Kampus UI menjadi tempat percontohan untuk mengkampanyekan gaya hidup sehat serta menggiatkan Promosi Kesehatan dan Penyakit Tidak Menular (PTM) di tengah-tengah mahasiswa dan sivitas akademika lainnya.
Bersamaan dengan UI, pada hari yang sama, Komunitas dan Kampus Sehat juga diresmikan di tiga kampus lainnya yaitu Universitas Nasional Sebelas Maret, Surakarta – Jawa Tengah, Universitas Andalas, Padang – Sumatera Barat, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, DIY. Pada kesempatan yang sama yang sama, diluncurkan pula percontohan Komunitas Sehat yang dijalankan oleh Kabupaten Sidoarjo di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Musi Banyu Asin di Provinsi Sumatera Selatan, dan Kota Depok, Jawa Barat.
Baik kampus dan komunitas menjalankan program Pusat Pembinaan Terpadu (Posbindu). Posbindu merupakan bagian dari program Komunitas dan Kampus Sehat – yang diharapkan mampu mereplikasi upaya deteksi dini kesehatan di kampus. (jpp)