Indovoices.com –Rencana penerapan tatanan kenormalan baru di tengah pandemi COVID-19 terus dipersiapkan di sejumlah tempat, termasuk di lingkungan Istana Kepresidenan.
Sejumlah aspek mulai dari kegiatan harian hingga acara kenegaraan yang diselenggarakan di Istana disesuaikan merujuk pada protokol kesehatan yang ketat.
Persiapan ini juga akan diterapkan di semua Istana Kepresidenan yang ada di Jakarta, Bogor, Yogyakarta hingga Tampaksiring.
“Yang pertama adalah kita lihat arahan Bapak Presiden bahwa kita memang sudah mulai harus melakukan kegiatan sehari-hari dengan melakukan new normal,” kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono dalam keterangannya.
“Bagaimana kesiapannya? Kita untuk kesiapan Istana adalah semua, jadi mulai dari Bogor, Jakarta, Tampaksiring, Yogya, itu semua diperlakukan,” imbuhnya.
Salah satu contohnya dengan menerapkan pembatasan jemaah yang akan melaksanakan salat di Masjid Baiturahim yang ada di sekitaran Istana Kepresidenan Jakarta. Persiapan di lokasi itu pun sudah ditinjau Presiden Joko Widodo, tadi pagi.
“Yang tadinya 750 jadi 150 (jemaah),” kata Heru.
Tak hanya itu, sejumlah prosedur juga nantinya akan diberlakukan sebagai standar baru. Misalnya, penempatan sabun atau hand sanitizer di beberapa titik untuk digunakan oleh jemaah sebelum berwudu dan memasuki masjid.
“Saya rasa dengan adanya kita sudah menggunakan konsep-konsep new normal ini kita bisa beribadah dengan nyaman,” ujarnya.
Adaptasi kebiasaan baru juga diterapkan dalam kegiatan-kegiatan Presiden di Istana. Dalam acara pelantikan misalnya, pejabat yang hadir dibatasi antara 5 hingga 7 orang.
“Kemarin beberapa pelantikan misalnya KSAL dan KSAU, tidak lebih dari 5 undangan. Itu kegiatan resmi kenegaraan,” tutur Heru.
Bahkan, pihak istana juga menyiapkan prosedur pengujian tes cepat COVID-19 bagi para tamu yang berkunjung ke Istana. Menurutnya, tes cepat tersebut sudah berlangsung selama 2-3 minggu tanpa ada keluhan.
“Secara tidak langsung bahwa itu kita sudah melakukan new normal kan awalnya tidak ada rapid (test). Begitu juga pakai masker. Awalnya kan kita suruh pakai masker ada yang pakai, ada yang tidak,” ujarnya.
“Sekarang semua pakai masker. Pengemudi, baik itu pengemudi menteri atau tamu Presiden, semua sudah pakai masker dan masing-masing menunggu di kendaraan masing-masing,” lanjutnya.
Lebih lanjut, selain pembatasan jumlah undangan atau tamu yang hadir, pembatasan jarak antar orang pun diatur dalam acara yang dihadiri Jokowi di Istana.
Di samping itu, upacara peringatan yang biasanya dilakukan secara langsung di lapangan pun kini bisa dilakukan secara virtual seperti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2020.
Sementara, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa perubahan juga terjadi dalam hal peliputan acara-acara Jokowi di Istana.
Misalnya, jika biasanya wartawan yang hadir dalam acara Presiden banyak, maka kini dikurangi dengan bantuan adanya streaming dan konsep TV pool serta foto pool.
“Artinya ya memang dibatasi. Juga kendaraan juga akan berkurang yang tadinya 10 (penumpang) mungkin jadi 5 (penumpang). Karena itu adalah keharusan yang harus dijalankan, itu bagian dari protokol kesehatan,” pungkas Bey. (msn)