Indovoices.com –Politikus senior Partai Demokrat Marzuki Alie mengaku kecewa dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Kekecewaan Marzuki terhadap SBY lantaran tidak memegang komitmen, salah satunya anti-politik dinasti.
“Sebelumnya banyak yang mengusulkan anaknya jadi bupati tapi Pak SBY langsung mencoret,” kata Marzuki.
Komitmen SBY dianggap mulai luntur. Hal ini terlihat pada sikap SBY mendukung anaknya menjadi Ketum Demokrat pada Maret 2020.
“Tapi kenapa sekarang dilakukan? Itu pertanyaan saya,” kata dia.
Sementara itu, kekecewaan Marzuki kepada AHY karena tidak menghormati senior, terutama pihak yang berdarah membesarkan Demokrat. Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Demokrat itu mengaku belum pernah dikontak oleh AHY semenjak menjadi Ketum.
“Dia jadi Ketum juga enggak pernah telepon. Dia kan hebat. Tidak perlu orang-orang yang lebih dulu berhasil memimpin partai,” ucap dia.
Dia menegaskan AHY harus menghormati senior. Minimal, sowan ke mantan pengurus partai. Setidaknya, hal ini adalah bentuk upaya merangkul semua kelompok di internal partai.
“Ayo kita kumpul dan bicara di sini. Begitu cara memimpin organisasi, kita rangkul dulu. Atau telepon bilang meski tidak dalam kepengurusan tolong kami dibantu. Begitulah kesantunan anak muda,” ujar dia.
Dia menyayangkan sikap AHY. Padahal, putra sulung SBY itu baru memegang jabatan Ketum.
“Apalagi memimpin republik ini, malah enggak menginjak bumi nanti,” kata dia.
Setidaknya, sikap menghargai senior tersebut harus tetap ditunjukkan oleh AHY. Sehingga, semua pihak menghargai AHY sebagai pemimpin Demokrat.(msn)