Indovoices.com- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi telah mengikuti The 15th MIKTA Foreign Ministers’ Meeting, di New York, Amerika Serikat.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Menlu Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, serta wakil tetap perwakilan Australia dan diselenggarakan di sela-sela rangkaian Sidang Umum Majelis Ke-74 PBB.
Sejak berdiri pada 2013, MIKTA telah menyelenggarakan sejumlah kegiatan, termasuk mengeluarkan lebih dari 50 pernyataan bersama yang meliputi isu regional dan global.
Pada pertemuan dimaksud, para Menlu MIKTA membahas sejumlah isu terkait multilateralisme, migrasi, pandangan ASEAN atas Indo-Pasifik, perkembangan keamanan di semenanjung Korea, serta perdagangan internasional.
Menlu Retno sebelumnya juga telah menyampaikan highlights utama terkait pandangan tentang Indo-Pasifik yang dirilis tanggal 23 Juni 2019. Dokumen tersebut memuat pandangan ASEAN akan kerja sama Indo-Pasifik yang terbuka dan inklusif, yang mencakup di bidang maritim, konektivitas, SDGs, serta ekonomi dan bidang lainnya.
Terbitnya dokumen ini untuk mengantisipasi perubahan geopolitik terkait peningkatan rivalitas big powers, ancaman tradisional dan non tradisional, serta untuk membangun rasa saling percaya di kawasan Asia Pasifik.
Outlook ASEAN atas Indo-Pasifik tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam menjaga dan memelihara perdamaian di kawasan Asia Pasifik maupun di tingkat global.
Negara-negara MIKTA pun memiliki pandangan yang positif terhadap usaha Indonesia dalam memajukan pandangan Indo-Pasifik.
Dalam diskusi, Menlu Retno juga menyampaikan pandangannya atas peran penting MIKTA dalam multilateralisme. “MIKTA merupakan mesin dan penjaga sistem multilateralisme,” ujarnya.
Menlu Retno juga mengajukan inisiatif agar para Menlu MIKTA dapat menyusun pandangan bersama terkait relevansi sistem multlateral untuk dipublikasi secara umum maupun menjelaskan peran MIKTA dalam memajukan dialog terkait isu-isu global dan membangun beragam jenis kerja sama konkret.
Di akhir pertemuan, disepakati dokumen “MIKTA Foreign Ministers’ Joint Statement on Terorism and Violent Extremism Condusive to Terrorism” yang memuat komitmen kerja sama penanganan terosisme dan ekstrimisme dalam beragam bentuk dan manifestasinya.
Penggunaan media internet untuk mendukung tindakan kekerasan seperti serangan di Selandia Baru, Sri Langka, Norwegia, dan beragam tempat di AS, harus diatasi dengan tetap memastikan internet yang terbuka, bebas, dan aman sejalan dengan aturan dan prinsip Hak Asasi Manusia.
Negara-negara MIKTA menyepakati perlunya penguatan kerjasama internasional untuk memperjuangkan pemenuhan Hak Asasi Manusia dan mengakhiri segala bentuk diskriminasi, xenophobia, rasisme dan intoleransi.
Menteri Luar Negeri Meksiko selaku Ketua MIKTA tahun 2019, menegaskan komitmen bersama MIKTA untuk penguatan multilateralisme dan terus mengharapkan dukungan bersama dalam memecahkan berbagai isu penting kawasan dank global. (jpp)