Imlek di Kawasan Petak 9, Pecinan Glodok, Jakarta Pusat
“Gong Xi Fat Cai 2571”
Selamat merayakan Tahun Baru Imlek 2571.
Berkah, kesuksesan, kemakmuran, kesehatan, rejeki, dan kebahagiaan,
Semoga senantiasa bersama kita semua. ..
25 Januari 2020,
Masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa,
Telah merayakan Tahun Baru Imlek …
Di mana nanti akan ada rangkaian acara,
Hingga puncaknya pada malam Bulan Purnama,
Atau lebih dikenal dg istilah Cap Go Meh.
Di negara Indonesia sendiri selama tahun 1968 – 1999,
Perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum.
Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967,
Rezim Orde Barubdi bawah pemerintahan Presiden Soeharto,
Melarang segala hal yang berbau Tionghoa,
Di antaranya adalah perayaan Imlek,
Sekaligus kesenian Barongsay.
Bahkan,
Ajaran Kong Hu Cu pun,
Tidak diakui,
Hingga pada akhirnya banyak yg “meleburkan diri” ke dalam ajaran Budha,
Hanya agar diakui keberadaannya.
Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000,
ketika Presiden Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dg sebutan Gus Dur,
Mencabut Inpres Nomor 14/1967.
Kemudian Presiden Beliau juga menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19 / 2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif(hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya).
Baru akhirnya pada tahun 2002 Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.
———————————–
Bicara tentang perayaan tahun baru Imlek di Jakarta,
Rasanya kurang afdol jika tidak merasakannya sendiri.
Kawasan Petak 9, Glodok, Jakarta Pusat,
Adalah salah satu kawasan Pecinan,
Di mana kita dapat merasakan suasana Imlek yang sangat kental.
Biasanya,
Sebulan sebelumnya,
Kita sudah bisa temukan para pedagang yang menjual aksesories Imlek,
Mulai dari baju berwarna merah,
Pernak pernik,
Bahkan amplop2 kecil yang dipakai untuk membagikan angpao.
Angpao sendiri biasanya berupa uang,
Yang dibagikan kepada anak-anak kecil,
Atau mereka yang belum menikah,
Atau kurang mampu,
Oleh mereka yang terbilang sukses.
Besar nominalnya beragam,
Tergantung si pemberinya.
———————————–
Kembali lagi ke kawasan Petak 9,
Atau lebih dikenal dg nama Pecinan.
Dengan adanya 3 (tiga) buah vihara,
Salah satunya adalah yg dimiliki Yayasan Dharma Bhakti,
Yang juga merupakan klentheng tertua.
Maka tak salah jika kawasan ini,
Menjadi icon bagi perayaan Imlek di ibukota Jakarta.
Berbagai macam kegiatan dilaksanakan di sana,
Mulai dari sembahyang,
Hingga nanti perayaan Cap Go Meh,
Yang jatuh pada tanggal 15 (bulan purnama).
Pengunjung yang datang pun,
Tidak hanya dari masyarakat sekitar,
Namun juga banyak dari luar kota,
Bahkan juga dari manca negara.
Berbincang dengan beberapa pengunjung yang sempat saya temui di Vihara Dharma Bhakti,
Mereka rata-rata datang untuk bersembahyang,
Bersyukur atas tahun yang telah dilalui.
Serta berharap yang terbaik,
Untuk tahun yang akan datang.
Bagi mereka,
Imlek bukan semata-mata merupakan perayaan hari besar keagamaan saja.
Namun Imlek adalah budaya,
Adat dalam menghormati para leluhur,
Di mana dengan adanya leluhur itulah,
Maka mereka pun ada di muka bumi.
Sementara Barongsay serta tarian Naga yang biasanya mengiringi,
Adalah simbol hewan-hewan yang merupakan kendaraan para dewa …
Uniknya,
Masyarakat Tionghoa Indonesia pun pada akhirnya “menciptakan” budaya nya sendiri.
Antara lain,
Adalah kuliner Lontong Cap Go Meh,
Serta kesenian Wayang Potehi.
Inilah keberagaman Nusantara,
Proses “asimilasi” yg telah terjadi,
Antara budaya Tionghoa dg budaya lokal Indonesia.
Dan pastinya,
Menambah khazanah budaya Nusantara negeri ini.
Salam cerdas Indonesia,
Salam Indonesia Raya …