.:: DESA KEMBANG KUNING ::.
(Desa Wisata Sekaligus Kampung Sehat di Wilayah Lombok Timur)
Dalam rangka menekan penyebaran COVID19,
Polda NTB bekerjasama dg Pemerintah Propinsi NTB,
Dan jajaran TNI menggelar lomba “Kampung Sehat”.
Lomba yg sudah berjalan selama 3 (tiga) bulan ini,
Diikuti oleh 1.136 desa dan kelurahan yg ada di Propinsi NTB.
Pada kenyataannya,
Program “Kampung Sehat” ini akhirnya mampu menggerakkan masyarakat dalam berbagai sektor,
Mulai dari kesehatan, perekonomian, keamanan hingga kebersihan.
“Kampung Sehat” menjadi program yg sangat tepat dalam menekan penyebaran COVID19 di Propinsi NTB.
—————————–
Dan kemarin pada hari Jumat dan Sabtu (12 dan 13 September 2020),
Bersama dg Ibunda R.AY. Wasitaningrum (Sekjen MAKN – Masyarakat Adat Kerajaan Nusantara),
Saya berkesempatan berkunjung ke desa kembang Kuning,
Yg juga merupakan salah satu “Kampung Sehat” di wilayah Lompok Timur.
Kami tiba di Lombok pada sekitar pukul 14:00 WIB,
Dan perjalanan dari Bandara Udara Internasional Praya,
Menuju Desa Kembang Kuning,
Memakan waktu kurang lebih 1,5 – 2jam perjalanan dg menggunakan kendaraan pribadi / mobil.
Memasuki Desa Kembang Kuning,
Kami disuguhi oleh pemandangan indah bunga2 berwarna kuning bercampur merah di kanan kiri jalan,
Serta udara pegunungan yg lumayan sejuk.
Maklum,
Desa Kembang Kuning ini terletak di lereng gunung Rinjani,
Tak seberapa jauh dari TNGR (Taman Nasional Gunung Rinjani).
Dan akhirnya,
Sampailah kami di Hakiki Inn Bungalow and Cafe,
Tempat menginap malam itu.
Sambutan yg ramah dan penuh kehangatan kami terima dari pemilik penginapan tersebut,
Mas Lalu Gunardi,
Juga dari mbak Intan,
Sebagai salah remaja yg tergabung dalam Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata).
Kami mendapat suguhan kelapa muda petik pohon sebagai “welcome drink” nya,
Yg diikuti dg rangkain makanan khas Lombok Timur sebagai santapan makan malam.
Malam itu,
Kami juga mendapat kesempatan utk bersantap malam bersama dg Ketua Harian MAKN,
YM. Dr. KPH. Eddy Wirabhumi, SH, MM (Keraton Kasunanan Surakarta),
Korwil NTB,
Ir. H. Lalu Gafar Ismail Kertanegara, MM. (Selaparang),
Bendahara MAKN NTB,
Yg juga Kepala Desa Kembang Kuning,
H. Lalu Sujian, SH (Selaparang),
Serra Babinsa Desa Kembang Kuning.
Mencicipi sajian masakan special khas Desa Kembang Kuning,
Serta mendapat banyak cerita ttg program “Kampung Sehat”,
Yg dilaksanakan dalam rangka menekan penyebaran virus COVID19 di wilayah Lombok Timur.
Penerapan protokol kesehatan yg dilaksanakan dg cukup ketat,
Termasuk dg kewajiban kepada para pengunjung utk melakukan Rapid Test,
Sebelum mengunjungi tempat ini,
Menjadi salah satu contoh tindakan nyata yg dilaksanakan oleh aparat pemerintahan desa,
Dalam pelaksanaan program “Kampung Sehat” di bidang kesehatan.
Ada juga program pemanfaatan lahan yg ada,
Utk menghindari kekurangan stok makanan.
Sehingga pada saat Pandemi COVID19 berlangsung,
Mereka tidak begitu merasakan pengaruhnya,
Karena tetap bisa bertahan.
——————————-
Keesokan harinya,
Kami sempat berjalan2 pagi menikmati suasana desa Kembang Kuning yg bersih, sehat dan bersahabat,
Hingga sampai ke gerbang TNGR (Taman Nasional Gunung Rinjani).
Dan selepas menghadiri acara Pengukuhan Pengurus MAKN Wilayah NTB,
Yg dilaksanakan di Puri Dalem Selaparang.
Kami pun kembali ke penginapan Hakiki Inn,
Dan (lagi2) mendapat santapan istimewa khas Lombok Timur,
Salah satunya adalah sayur ares,
Yaitu sayur yg terbuat dari batang pohon pisang.
Dalam kesempatan itu,
Saya sempat mengobrol dg Bapak Kades Lalu Sujian, SH.,
Dan ternyata desa Kembang Kuning memiliki motto :
“Kembang Kuning,
Kembang Mate,
Kembang Ate”
(Kembang Lining,
Kembang Mata,
Kembang Hati).
Maksudnya adalah,
Jika seseorang berkunjung ke desa Kembang Kuning,
Dia akan merasa senang melihatnya,
Dan akhirnya tertanam rasa di hatinya,
Utk bisa berkunjung kembali.
Sempat pula saya mengobrol sedikit dg Lalu Gunardi,
Pemilik Hakiki Inn,
Tentang perjuangan Beliau membangun tempat seluas kurang lebih 1ha,
Sebagai tempat penginapn di Lombok Timur sejak tahun 1996.
—————————-
Pada akhirnya,
Pandemi COVID19 adalah sebuah musibah yg terjadi hampir di seluruh dunia.
Kita tidak bisa mencari “Kambing hitam” ttg siapa penyebabnya.
Namun yg lebih penting adalah,
Bagaimana cara menghindari,
Bagaimana cara menekan dan mengatasinya,
Dan bagaimana kita bisa tetap “survive”.
Salaam Kebangkitan Nusantara,
Salam Indonesia Raya 🇲🇨🇲🇨