Semalam,
Saya memang sebelum tidur sempat bikin beberapa catatan ringan . ..
Catatan kecil,
Yg ide nya memang muncul dari si COVID-19.
Bagaimana mungkin sebuah virus atau penyakit diciptakan oleh NYA,
Tanpa ada obatnya?
Bukankah sejatinya TUHAN sayang kepada semua makhlukNYA?
Akankah DIA dg sengaja mau menyengsarakan umatNYA!
Pastikan ada “sesuatu pesan” yg ingin DIA sampaikan,
Tapi apa?? ..
Sampai akhirnya,
Saya tertidur dg banyak pertanyaan di kepala saya,
Yg satupun belum terjawab …
—————————
Dan pagi tadi,
Saya membaca catatan sang Babi Tersayank di status WA nya,
Dan langsung saja saya minta setelahnya.
Banyak hal yg terangkum di sana,
Tapi intinya adalah :
“TUHAN tidak mau kita hanya pasrah,
Dan menunggu sang Nasib datang menghampiri.
TUHAN mau kita berusaha,
Mencoba dan terus ikhtiar,
Serta berdoa,
Utk mendapatkan hasil yg terbaik …”
Usaha – Doa dan Ikhtiar – Kesabaran – Tawakall dan kepasrahan,
Adalah Kunci dari setiap upaya yg kita lakukan demi kebaikan … 😇😇
—————————-
Dan mengupayakan pengatasi penyebaran virus COViD-19,
Telah dilakukan secara sigap oleh Pemerintah Pusat,
Yg disusul oleh Pemerintah Daerah.
Mulai dari informasi detail ttg si Corona itu sendiri,
Tindakan pencegahan penyebaran yg bisa dilakukan oleh setiap individu yg ada.
Sampai melakukan pembatasan kontak sosial,
Dg meliburkan sekolah, kampus, kantor dan tempat kerja selama 14hari (tergantung daerah nya masing2).
Juga anjuran agar masyarakat menghindari tempat2 umum,
Menghindari kerumunan manusia,
Dan bekerja dan belajar hanya dari rumah saja.
Secara umum,
Tindakan yg diambil oleh Pemerintah Pusat dan Daerah sudah sangat bagus.
Namun,
Apakah benar2 efektif saat diterapkan di masyarakat,
Ini persoalan yg berbeda lagi 😀😀
—————————
Seperti yg kita tau,
Indonesia adalah negara kepulauan,
Dg banyak suku bangsa, bahasa, seni budaya, agama dsb.
Sejak berlangsungnya Reformasi di tahun 1998,
Yg terjadi di lapangan,
Adalah “demokrasi yg kebablasan”.
Masyarakat lebih suka bertindak “sak karepe dhewe”,
Walaupun sudah ada instruksi dari Pusat.
Apabila terjadi pelanggaran,
Dan mereka terkena sanksi atau hukuman,
Pasti kebanyakan langsung mencoba berlindung di balik payung HAM …
HAMburger, maksud e?? 😂😂😂
Omong2 soal Intruksi Pemerintah Pusat,
Yg diikuti oleh beberapa Pemerintah Daerah.
Agar meliburkan sekolah,
Lembaga2 negara, instansi dan kantor.
Agaknya disikapi berbeda oleh warganya 😂😂
Alih2 diam di rumah dan menghindari keramaian,
Mereka malah seakan mendapat kesempatan utk “berlibur” 😂😂
Tempat wisata jadi pilihan,
Macetlah jalur menuju Puncak kemarin 😜😜
Belum lagi yg memilih utk pulang kampung,
Alias mudik,
Mumpung dapat libur tambahan 14 hari koq 😂😂
Oalah,
Endonesah!! …
Ini belum serius lo diberlakukan LockDown,
Gimana jadinya kalo beneran,
Macam yg digembar-gemborkan beberapa politikus dan kelompok orang sotoy kemarin?? 😃😃
Bisa modiar diem2,
Tanpa perlu terinfeksi COVID-19.
Mau keluar cari udara segar,
Kudu lapor dulu.
Mau ke warung cari teh, kopi, atau sekedar beli pembalut,
Kudu lapor RT,
Iya kalo dikasih ijin,
Kalo kagak??
Opo yo RT nya mau di demo?? 😂😂😂
Belum lagi acara2 pengajian,
Yg “notebene” juga merupakan acara kumpul2 banyak orang.
Mau dilarang?
Wah,
Bisa2 muncul demo berjilid2,
Dibilang rasis,
Dan anti Islam 🤔🤔
Padahal,
Semua itu demi kepentingan warga nya sendiri …
Terus,
Kalo didiamkan,
Pemerintah lagi yg disalahkan,
Dibilang gak peduli,
Kan SUWEK itu namanya 😂😂😂
—————————
Lalu siang ini,
Saya mendapat beberapa kiriman foto situasi di Jakarta.
Busyet,
Itu antrian orang yg mau naik busway,
Bagaikan “ular naga panjangnya bukan kepalang …”
Dan itu terjadi di beberapa halte,
Bukan cuma 1 halte tok.
Dikarenakan kebijakan pembatasan kendaraan umum yg melintas di Ibukota Jakarta …
Keren kan?? …
Maksud hati ingin mengurangi keramaian di Jakarta,
Apa daya malah memunculkan kerumunan manusia baru 😅😅😅
Inilah alasan,
Kenapa Pemerintah Pusat bekerja sangat hati2,
Sampai2 dinilai lamban,
Dalam mengambil sikap dan keputusan 🙏🙏
Ya karena semua harus dipikirkan Plus dan Minus nya,
Harus dipikirkan efek positif dan negatif nya,
Gak bisa main hantam aja,
Karena menyangkut kepentingan banyak orang 😇😇😇
Dan juga bukan hanya utk hari ini saja,
Tapi utk beberapa hari ke depan,
Sampai situasi kembali pulih seperti semula …
———————————
“Kita ini satu “fighting nation” apa tidak?
Kita ini satu bangsa tempe,
Ataukah satu Bangsa Banteng?
Kalau kita satu bangsa yg berjuang,
Kalau kita satu fighting nation,
Marilah kita berani nyerempet2 bahaya,
Marilah kita berani Vivere Pericoloso!
Asal jangan kita Vivere Pericoloso kepada Tuhan!
Hiduplah ber Vivere Pericoloco di atas jalan yg dikehendaki oleh Tuhan dan diridhoi oleh Tuhan!”
(Gesturi – Ir. Soekarno)
Finally,
Saya jadi teringat pada pidato Ir. Soekarno,
Yg berkisah ttg Tahun Vivere Pericoloso.
Tahun2 menyerempet bahaya.
Ketika Soekarno enggan tunduk pada bangsa barat,
Dan justru bersama Uni Sovyet dan Cina mendirikan negara2 Blok Timur.
Memang,
Situasi jauh berbeda ..
Tapi ada benang merah yg tetap sama,
Yg melintasi sejarah ….
Bahwa Presiden Jokowi pun enggan tunduk pada Barat,
Bahkan dg “kekeuh”nya berjuang melindungi negara nya sendiri.
Dg resiko dihujat,
Dicaci maki bahkan dibenci oleh sebagian rakyatnya …
Inilah Revolusi …
Revolusi utk tetap menegakkan Indonesia,
Menjadi negara maju dan berdaulat.
“Hiduplah Indonesia Raya ….”