Indovoices.com –Belum lagi kasus-kasus lainnya yang belum terekspose hingga kini. Kementerian Luar Negeri tercatat menangani ribuan kasus ABK yang jadi korban perbudakan pada tahun 2019.
Persoalan tersebut juga turut menjadi sorotan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah. Ida bahkan mengungkapkan kemirisannya, mengingat Indonesia padahal merupakan negara yang memiliki laut yang sangat luas.
“Saya kira kok sepertinya kita, rasanya kok sepertinya negara enggak hadir ini. Saya agak terpukul sekali ketika melihat bahwa, aduh laut kita punya, resources pendukungnya punya. Kenapa kita tidak bisa hadirkan negara untuk itu,” ujar Ida dalam virtual conference yang diselenggarakan IOJI.
Ida mengakui, hingga kini berbagai kasus terus dialami oleh WNI yang bekerja sebagai ABK di kapal asing. Mulai dari perbudakan, penahanan gaji, penipuan hingga bahkan kekerasan seksual.
Ia bercerita soal pengalamannya menjemput langsung ABK yang bekerja sebagai ABK kapal Korea Selatan. Mereka, menurut Ida, tak dibekali keterampilan yang mumpuni hingga minim perlindungan.
“Terakhir saya ikut menjemput anak-anak dari Korea, hampir mereka yang bekerja itu minim perlindungan, keterampilannya juga rendah. Pasti konsekuensinya juga gajinya rendah, dan mereka ternyata bekerja pada agency yang tidak memiliki izin, itu contoh kasus dari ribuan saya kira kasus yang ada,” ujarnya.
Atas dasar itu, ia ingin agar persoalan ini mesti mendapat perhatian serius lintas kementerian yang memiliki kewenangan. Termasuk penguatan pengawasan dalam hal pemberian izin perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan awak kapal tersebut.
“Betapa pentingnya kita melakukan koordinasi antar-kementerian dan lembaga, kami berharap kami selalu melakukan pembinaan dan pengawasan kepada perusahaan penempatan pekerja migran. Termasuk yang menempatkan awak kapal perikanan, guna memastikan perusahaan ini dalam operasionalnya tidak melanggar aturan,” pungkas Ida. (msn)