Indovoices.com –Indonesia dan ASEAN tidak akan terjebak dalam rivalitas di Laut China Selatan. Pernyataan ini disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam jumpa pers virtual.
“Saya ingin tegaskan kembali bahwa Ibu Menlu, dalam konteks merayakan ulang tahun ASEAN, mendorong dikeluarkannya ASEAN Foreign Ministers Statement on the Importance of Maintaining Peace and Stability in Southeast Asia,” tutur Faizasyah.
Menurut dia, stabilitas di kawasan Asia Tenggara, termasuk di sekitar Laut China Selatan tidak hanya penting bagi Indonesia. Tapi hal itu juga sangat penting bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Faizasyah juga menekankan harus ada upaya untuk menjaga stabilitas kawasan yang berdasar pada dokumen ASEAN sebagai kawasan damai, bebas, dan netral. Ini tertuang dalam prinsip-prinsip Zona Damai, Bebas dan Netral.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri mengatakan dalam perayaan hari lahir ASEAN ke-53 beberapa hari lalu bahwa para menlu negara anggota ASEAN menegaskan komitmen pentingnya perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
“ASEAN tidak perlu dan tidak boleh terjebak dalam rivalitas negara-negara besar di kawasan. Sebaliknya, kerja sama dan kolaborasi harus diperkuat,” ujar Retno.
“ASEAN justru harus terus memberikan dorongan bagi upaya memperkuat kerja sama dan kolaborasi di kawasan,” imbuhnya.
Menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang damai, aman, netral dan stabil menjadi pesan utama dalam pernyataan para Menlu ASEAN tersebut. “Persatuan di antara negara ASEAN akan menjadi kunci kesuksesan ASEAN,” pungkasnya.
Dalam beberapa waktu terakhir, dua negara adidaya, Amerika Serikat dan Tiongkok berlomba mengerahkan pesawat dan kapal militer mereka ke Laut China Selatan. Banyak negara menilai, keduanya tengah memamerkan kekuatan militer mereka dengan patroli maupun menggelar latihan.(msn)