Indovoices.com -Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, konsumsi energi di Indonesia diprediksi akan terus meningkat. Selain itu, ke depan diperkirakan juga akan terjadi perubahan pola bisnis energi. Dua hal menjadi sorotan utama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam acara Pertamina Energi Forum 2019 di Jakarta.
“Transisi energi tengah berjalan. Fokus kita bagaimana menjaga pertumbuhan ekonomi untuk menekan kemiskinan melalui akses energi bersih,” jelas Arifin saat membuka Pertamina Energi Forum 2019.
Kendati begitu ketergantungan energi fosil, kata Arifin, di Indonesia memang masih terjadi untuk saat ini. “Tak dipungkiri peranan migas saat ini masih cukup signifikan,” ungkapnya.
Melihat kondisi tersebut, Arifin mendorong Pertamina sebagai benteng perusahaan plat merah untuk menggenjot kegiatan ekplorasi. “Pertamina mulai sekarang mesti kerja lebih keras agar bisa memenuhi target dari Pemerintah untung meningkatkan produksi dan cadangan migas,” jelasnya.
Pemerintah pun tengah menyiapkan rencana dengan skema pendek dan panjang dalam mengoptimalkan produksi migas. Untuk jangka pendek, Pertamina diharapkan mencari partner dalam melakukan kegiatan eksplorasi. Sementara jangka panjang bisa dilakukan melalui menjaga laju produksi dan implementasi Enhanced Oil Recovery (EOR).
Selain itu, untuk mendorong pemenenuhan energi dalam negeri, Pemerintah tengah mempercepat penyelesaian pembangunan 6 kilang, yaitu 4 Refinery Development Master Plan (RDMP) and 2 Grass Root Refineries (GRR). “Pembangunan tersebut diproyeksikan meningkatkan kapasitas pengolahan dari sekitar 1 juta barrel per day menjadi 1,9 juta bpd,” jelas Arifin.
Apabila skema di atas berjalan sesuai rencana, Pemerintah mengharapkan transformasi Pertamina menjadi perusahaan global kelas dunia. “Sebagai tulang punggung ekonomi nasional, sudah selayaknya menjadi international world class company,” kata Arifin. (jpp)