.:: Antara Babi dan Corona ::.
Entah mengapa,
Kembali tangan saya rasanya gatal ingin menulis ..
Bukan ttg virus Corona nya,
Yg mendadak nge hits,
Dan bikin warga +62 langsung banyak yg phobia dan hilang akal,
Sampe2 semua barang diborong,
Layaknya esok hari mau mati saja 😜😜
Saya malah mau menulis ttg babi,
Yg tiba2 dijadikan “kambing hitam” oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia),
Sebagai salah satu hewan penyebar virus Corona.
Yalloh, Babi …🐷🐷🐷
Nasibmu koq menyedihkan sekali sih 😰😰😰
Kemarin2 udah dibilang haram,
Sampe2 sempat ditolak di daerah tertentu.
Lalu tetiba jadi salah satu “tertuduh”,
Dalam upaya penyebaran virus Corona.
Andai si Babi bisa ngomong,
Berbicara dg bahasa manusia,
Saya pastikan dia bakalan protes,
Bahkan demo berjilid2.
“Salahku opo?
Terlahir sebagai babi? …
Lha manusia aja banyak yg sifatnya lebih babi,
Daripada babi itu sendiri koq …”
—————————–
Saya sendiri memang tidak mengkomsumsi babi,
Tapi bukan berarti saya menolak kehadiran mereka lo.
Banyak vaksin berhasil ditemukan,
Dg menggunakan babi sebagai salah satu bahan utamanya.
Babi juga merupakan makanan yg (katanya) lezat tiada tara,
Dan minyak babi nya juga membuat tumisan masakan menjadi lebih harum aromanya.
Babi pun memiliki nilai jual yg cukup tinggi,
Bahkan eksport daging babi ke mancanegara,
Sempat mendongkrak perekonomian dalam negeri,
Dan memberikan nilai tambah yg cukup besar.
——————————
Budi daya hewan babi,
Tidak membutuhkan biaya yg mahal.
Karena babi bisa makan dari sisa2 makanan manusia.
Sayangnya,
Peternakan babi pun kerap dianggap sebagai sesuatu yg haram 😅😅
Padahal,
Jelas2 yg haram bagi umat Islam,
Adalah “mengkomsumsi daging babi”nya ..
Dan bukan hewan dalam bentuk yg masih hidup 😉😉
Banyak yg phobia dg Babi,
Sama mungkin seperti phobia mereka pada anjing.
Sampai2 tanpa menggunakan proses penelitian,
Langsung meng”judge” si Babi ini,
Sebagai sumber virus Corona.
Padahal
Setau saya di MUI juga banyak orang pinter,
Tapi koq pekok yaa 😉😉
Sejujurnya,
Bangsa ini masih butuh banyak literasi …
Juga banyak belajar dari negara luar,
Ttg bagaimana cara utk bisa maju dan berkembang.
Jangankan mikir ttg cara menangani atau menghindari virus Corona,
Mereka malah sibuk cari siapa yg bisa dijadikan kambing hitam 😅😅
Mungkin,
Jika ada statement baru,
Bahwa “daging babi bisa dipakai sebagai penangkal virus Corona”.
Maka saat itu juga,
Babi jadi hewan yg “auto halal” 😜😜
Jangan marah,
Jangan tersinggung …
Kita belajar menggunakan akal, nalar, dan juga nurani 😉😉
Jangan gampang terprovokasi,
Sampai2 kudu borong semua isi supermarket,
Layaknya besok pagi sudah tiba hari kiamat 😂😂
Jangan mudah mencari kambing hitam,
Utk sekedar “menyelamatkan diri”.
Karena sesungguhnya,
Apapun warna kambing atau domba mu,
Saat sudah tersaji dalam bentuk sate …
Maka yg tersisa cuma satu kata,
Yakni “Haucek”,
Alias enyakkkk 😀😀
https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4746508/indonesia-ekspor-babi-ke-singapura-nilainya-tembus-rp-600-m?utm_source=facebook