Indovoices.com- Pemerintah tidak memotong anggaran belanja Kementerian/Lembaga (K/L) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 merupakan bagian dari penerapan kebijakan Countercyclical untuk memberikan stimulus pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di saat terjadi pelambatan ekonomi global.
Demikian disampaikan Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema “Efisiensi Pemanfaatan DIPA 2020”, bertempat di Ruang Serba Guna, Gedung Utama Kemkominfo, Jakarta.
“Dukungan dari pada APBN sangat dibutuhkan. Pemerintah mengambil kebijakan Countercyclical di mana kita di tahun 2019 ini kita tidak melakukan pemotongan anggaran belanja K/L seperti 2-3 tahun lalu. Kenapa? kita tetap mendorong belanja K/L sesuai programnya untuk meng-counter dan menstimulus kepada ekonomi kita di 2019,” jelas Askolani.
Lebih lanjut Askolani menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa dibilang stabil di saat banyak negara-negara besar di dunia mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.
“Kita liat banyak negara mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi. Ini kisah nyata. Dari Amerika, Jerman, Tiongkok yang dulu bisa mencapai 8-9 persen sekarang hanya 6,8 dan turun ke 6,3 persen dalam tahun 2018-2019 ini. Singapura anjlok lagi sampai 0,1, Vietnam itu 7,1 bisa 6,8, kemudian India, Thailand, Filipina turun. Hanya Malaysia yang cukup stabil seperti Indonesia,” paparnya.
Dengan tidak memotong anggaran belanja K/L pada tahun ini, menurut Askolani, diharapkan stimulus fiskal dan kebijakan Countercyclical akan berjalan sebagaimana mestinya sehingga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Harapannya di triwulan 4 tahun 2019 belanja APBN akan tetap meningkat seperti pola tahun-tahun sebelumnya dan kemudian ini bisa tetap mempertahanankan pertumbuhan ekonomi kita di atas 5 persen,” tandasnya.
Turut hadir sebagai narasumber dalam FMB 9 kali ini Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan Khairul Anwar. (jpp)