Indovoices.com-Menyebarnya virus corona sejak awal Maret lalu membuat pemerintah sadar bahwa Indonesia tidak memiliki industri alat kesehatan dan farmasi yang cukup memadai di dalam negeri. Semua barang tersebut 90 persennya diimpor dari luar negeri.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta kebutuhan tersebut diproduksi di dalam negeri.
Ia menuturkan, Jokowi pun telah berkomunikasi dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membangun industri farmasi di Indonesia.
“Kita baru sadar betul obat-obatan itu hampir 90 persen impor. Presiden kemarin sudah memerintah semua dibikin dalam negeri. Presiden bicara dengan Presiden Trump. Sekarang Trump sama Indonesia karena dia berantem sama China. Dia mau relokasi industrinya. Saya diminta presiden bicara sama pembantunya Trump,” kata dia dalam wawancara online RRI.
Dari pembicaraan tersebut, kata Luhut, Amerika Serikat (AS) bakal relokasi pabrik yang ada di China ke Indonesia. Tanah seluas 4.000 hektare pun disiapkan untuk pembangunan industri ekonomi khusus farmasi di Jawa Tengah.
Purnawirawan TNI Angkatan Darat ini mengaku sudah membicarakan rencana besar ini dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Kata dia, sebenarnya proyek ini pernah berjalan tapi tak lanjut,
“Saya diminta presiden bicara sama pembantu Presiden Trump. Sekarang ada 4.000 hektare mau bikin di Jateng, itu mau dibikin special economy zone untuk farmasi 3 industri,” terangnya.
Sejak Indonesia kekurangan alat kesehatan dan bahan baku obat-obatan impor, produsen di dalam negeri mencoba membuatnya. Luhut bilang, untuk alat pelindung diri produksinya mencapai 1,5 juta per bulan saat ini.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir pernah menyebut 90 persen alat kesehatan berasal dari impor. Pengadaan alat-alat tersebut, termasuk bahan bakunya bahkan didominasi oleh mafia. (msn)