Indovoices.com –Rencana liburan untuk bersenang-senang berubah menjadi tragedi.
Sebuah perahu sarat penumpang yang sedang berwisata terbalik dan tenggelam di Waduk Kedung Ombo di Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Peristiwa pilu tersebut terjadi akibat perahu diduga kelebihan muatan.
Saat kejadian tersebut, perahu itu sedang mengangkut sebanyak 20 penumpang.
Akibatnya, belasan wisatawan tersebut dilaporkan tenggelam.
Peristiwa nahas tersebut terjadi pada Sabtu (15/5/2021).
Beberapa fakta terkait kejadian nahas tersebut. Ini fakta-faktanya:
1. Korban menjerit-jerit minta tolong.
Tampak sejumlah penumpang di perahu yang terbalik berusaha berpegangan pada badan perahu yang terbalik.
Ada juga yang menjerit-jerit dan minta tolong.
“Tolong, tolong,” kata korban terdengar dari kejauhan.
2. Viral di media sosial
Detik-detik perahu yang megangkut wisatawan tersebut terbalik terekam kamera.
Kondisi mencekam, korban meminta tolong pada orang-orang di sekitar lokasi kejadian tersebut.
Video tersebut pun viral di media sosial.
3. Proses evakuasi
Total korban perahu terbalik yang sudah berhasil dievakuasi di Waduk Kedung Ombo Boyolali sebanyak 6 orang.
Kerja keras evakuasi dilakukan menjelang sore sekira pukul 16.00 WIB hingga kini pukul 19.22 WIB masih dilakukan, Sabtu (15/5/2021).
Di antaranya dilakukan oleh tim dari Basarnas Pos Surakarta, Polair Polda Jateng, BPBD Boyolali hingga relawan lainnya.
Dari pantauan TribunSolo.com yang memantau evakuasi langsung, beberapa menit ditemukan kembali 3 korban tenggelam dalam keadaan meninggal dunia.
Yakni pada menit ke 18.22 WIB adalah seorang anak kecil yakni korban ke-4 yang berhasil dievakuasi.
Kemudian pada menit ke 18.38 ada korban ke-5 dan pukul 18.45 WIB yakni korban ke-6.
Maka total korban tenggelam akibat perahu terbalik menjadi 6 orang.
“Masih kurang 3 korban,” ungkap Koordinator Evakuasi Insiden Waduk Kedung Ombo, Kurniawan Fajar Prasetyo kepada TribunSolo.com di lokasi malam hari.
4. Sembilan Orang Hilang
Total penumpang di dalam kapal yang terbalik di Waduk Kedung Ombo Boyolali dipastikan berjumlah 20 orang.
Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond mengungkapkan, sebelumnya sempat beredar ada 16 orang, tetapi yang benar adalah 20 orang wisatawan.
“Jadi 20 orang menaiki kapal, sedangkan kapal maksimal memuat 12 orang,” ungkap dia memantau evakuasi di waduk yang berada di Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Sabtu (15/5/2021).
Menurutnya, korban yang hilang bukan 5 orang, tetapi 9 orang masih dalam pencarian oleh petugas yang diduga kuat tenggelam.
“11 yang kita diselamatkan, 9 orang masih dicari (hilang),” terang dia menekankan seperti dikutip dari Tribun Jabar FAKTA-FAKTA Perahu Wisata Maut di Boyolali, Suasana Mencekam, Penumpang Menjerit Minta Tolong.
Adapun operasi pencarian menurut dia, dibantu oleh berbagai petugas dan relawan mulai dari BPBD Boyolali, Polair Polda Jateng, Basarnas Pos Surakarta hingga lainnya.
“Operasi (pencarian) sampai 5 hari ke depan,” jelasnya.
5. Jumlah penumpang 20 orang
Jumlah penumpang di dalam perahu yang terbalik di Waduk Kedung Ombo Boyolali ternyata 20 orang.
Adapun sebelumnya dikabarkan penumpang ada 16 orang, sementara yang dinyatakan hilang tenggelam ada 5 orang.
Dari informasi yang diperoleh TribunSolo.com, perahu itu hendak makan di warung apung yang ada di WKO.
Diketahui pemilik perahu adalah Kardiyo dan dikemudikan oleh Galih.
6. Nakhoda masih 13 tahun
Terkait tragedi tersebut, polisi memeriksa sejumlah saksi.
Satu di antaranya nakhoda perahu yang belakangan diketahui berusia 13 tahun.
“Nahkoda perahu atas nama inisial GH berusia 13 tahun,” kata Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond, saat meninjau evakuasi di waduk yang berada di Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Sabtu (15/5/2021).
“Ini nakhodanya masih dalam pemeriksaan,” ucapnya.
7. Daftar 20 penumpang
Berikut daftar 20 orang penumpang :
1. Siti Mukaromah (belum ditemukan)
2. Wilda (belum ditemukan)
3. Alya
4. Mustakim
5. Suswanti
6. Laras
7. Niken Safitri (belum ditemukan)
8. Supriyadi
9. Andre
10. Khoirunisa
11. Rifki Edi
12. Tituk Mulyani (belum ditemukan)
13. Andi
14. Adi
15. Tinuk
16. Ana (belum ditemukan)
17. Zamzam (belum ditemukan)
18. Jalal (belum ditemukan)
19. Jalil (belum ditemukan)
20. Desti (belum ditemukan)
8. Kronologi kejadian
Libur Hari Raya Idul Fitri berubah menjadi pilu karena perahu berisi belasan wisatawan terbalik di Waduk Kedung Ombo.
Peristiwa nahas pada Sabtu (15/5/2021) siang itu tepatnya terjadi di Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, wisatawan tersebut merupakan mereka yang tengah libur Lebaran.
Adapun kejadian berawal saat perahu tersebut jalan pukul 12.30 WIB.
Sebelum menjangkau ke bagian tengah, perahu yang dinaiki antara 16-20 orang wisatawan tiba-tiba terbalik.
Menurut Koordinator Basarnas Pos SAR Surakarta Arif Sugiarto, pihaknya langsung menerjunkan personel atau relawan ke lokasi.
Adapun dari informasi yang didapatkan relawan ada 16 orang wisatawan, 5 orang do antaranya masih dalam pencarian.
“Informasinya tenggelam,” ungkap dia kepada TribunSolo.com.
Pihaknya menerangkan, Basarnas Pos SAR Surakarta membawa sekitar 14 personel dengan peralatan lengkap menyelem hingga evakuasi.
“Kami ke lokasi setelah beberapa saat dapat informasi dari Kedung Ombo,” jelasnya.
9. Gubernur Ganjar Marah
Sementara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyesalkan terjadinya tragedi kapal tenggelam di obyek wisata Waduk Kedungombo Boyolali.
Ganjar menegaskan kejadian serupa tak boleh terjadi lagi.
Sebanyak 20 orang wisatawan menjadi korban tragedi tenggelamnya kapal wisata Waduk Kedungombo, Sabtu (15/5).
Dari jumlah itu, 11 orang berhasil selamat, sementara 6 korban meninggal dunia dan 3 korban belum ditemukan.
“Sekarang masih dalam operasi pencarian. Tadi malam laporannya, operasi SAR masih kita lakukan karena informasinya masih ada tiga yang belum ketemu. Saya minta untuk terus dilakukan pencarian,” kata Ganjar di Semarang, Minggu (16/5).
Ganjar mengatakan kejadian ini harus menjadi pembelajaran. Dirinya meminta seluruh Bupati/Wali Kota tidak ragu untuk menutup destinasi wisata yang tidak bisa dikontrol, baik sisi pengunjung maupun keselamatannya.
Sebab lanjut Ganjar, kejadian di Kedungombo sangatlah vatal. Dirinya mengatakan telah mendapat video terkait kejadian itu.
“Saya dikirimi videonya. Ketika perahu belum berangkat, itu sudah melebihi kapasitas. Mereka juga tidak dibekali jaket keselamatan.
Saya minta pengelola harus bertanggungjawab, kalau perlu izinnya direview atau kalau perlu izinnya dicabut,” tegasnya.
Karena selain melebihi kapasitas, para penumpang juga tidak dibekali life vest saat menaiki kapal itu.
“Itu kan sangat berbahaya. Jelas SOP nya pasti diabaikan oleh mereka,” tegasnya.
Ganjar mengingatkan pada seluruh pengelola pariwisata agar hal itu menjadi perhatian. Tantangan mereka saat ini, selain mengendalikan jumlah pengunjung, faktor yang tak boleh diabaikan adalah keselamatan.
“Maka seperti yang berkali-kali saya ingatkan, kira-kira bisa mengelola tidak? kalau tidak bisa dikontrol, tutup saja,” ucapnya.
Selain kejadian tragis Kedungombo, Ganjar juga menyoroti terkait ramainya sejumlah destinasi wisata di Jateng.
Beberapa laporan yang sudah masuk lanju dia, keramaian pengunjung terjadi di obyek wisata Dieng dan juga Tawangmangu.
Selain itu, di beberapa destinasi lain juga keramaian terjadi. Tak hanya di Jawa Tengah, keramaian pengunjung juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
“Saya minta SOP ditaati, pembatasan pengunjung harus dilakukan. Petugas harus sering patroli untuk terus mengingatkan.
Bupati/Wali Kota ndak usah ragu menutup kalau itu tak ditaati. Daerah lain juga sama, kerumunan banyak dan itu membahayakan. Kita harus menjaga semuanya, kalau tidak maka akan sulit untuk mengembalikan kondisi seperti semula,” pungkasnya.