Jelang akhir bulan kemarin, sebuah pemberitaan di beberapa media online seputar dunia pertahanan dan teknologi militer mengabarkan bahwa Kepala Staf Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) Jenderal David L. Goldfein menyatakan telah usainya fase pengujian purwarupa jet latih tercanggih Boeing T-X.
Militer AS telah lama menyiapkan jet latih tempur generasi baru mereka secara serius untuk mendukung program pelatihan pilot-pilot jet tempur _(fighter)_ AS pada periode berikutnya.
Sebelumnya, pada bulan September 2018, Kementerian Pertahanan AS juga telah menyerahkan kontrak resmi pengadaan 351 jet latih T-X kepada pabrikan Boeing. Raksasa kedirgantaraan dunia tersebut merupakan pesaing tangguh bagi pabrikan Airbus dan diketahui berhasil memenangi kontrak besar pengadaan jet latih tempur modern bagi AU AS. Besaran kontrak diperkirakan bernilai 9,2 miliar dollar AS. Jet latih Boeing T-X merupakan racikan baru untuk menggantikan jet latih generasi sebelumnya, yaitu T-38C Talon–konon telah mengabdi di jajaran angkatan bersenjata AS selama lebih dari 50 tahun!
Rancangan Stelio Frati
Dengan satu pertimbangan subjektif, artikel kali ini hanya sekilas membahas dua jenis jet latih tempur produksi AS tersebut hingga artikel berikutnya. Pasalnya, fokus penulis kali ini tertuju ke pesawat ‘trainer turboprop‘ SIAI-Marchetti SF.260.
Design asli pesawat latih berbaling-baling tersebut merupakan karya Stelio Frati, seorang insinyur penerbangan berkebangsaan Italia.
Ternyata, negara eksotis di benua biru tersebut merupakan salah satu produsen terpenting alutsista matra udara, khususnya pada jenis pesawat latih tempur, baik yang bermesin jet ataupun yang dari jenis turboprop (sistem propulsi baling-baling).
Sejak semula, Stelio Frati telah mendesign SF.260 sedemikian rupa untuk diperlengkapi dengan keunggulan kemampuan bermanuver di udara sehingga mampu melakukan pelbagai manuver aerobatik yang sangat mendebarkan. Tentu saja, kemampuan bermanuver aerobatik di udara tersebut merupakan salah satu kunci bagi keunggulan jenis pesawat latih tempur apa pun. Apalagi, pesawat latih SF.260 ini dapat difungsikan juga sebagai pesawat bantuan serangan ringan bagi pasukan penggempur di darat (Trainer/Light attack).
Produksi massal SF.260 yang kemudian menggunakan mesin turboprop ternyata mampu bertahan selama lebih dari 50 tahun dan berhasil menggukir prestasi kinerja yang mengagumkan di sepanjang sejarah kedirgantaraan sebagai pesaing tangguh pesawat-pesawat latih tempur produksi dari negara-negara lainnya.
Purwarupa pertama SF.260 berhasil melakukan penerbangan perdananya pada 15 Juli 1964. Kemudian, menyusul keberhasilan purwarupa tersebut melalui pelbagai tahapan standar pengujian teknis yang berlaku pada masa itu, maka tahapan selanjutnya adalah produksi SF.260 pertama kali di negara asalnya. Yang mengagumkan, capaian reputasi tinggi produk teknologi penerbangan Italia ini ialah kemampuan produksi SF.260 secara berkelanjutan sehingga mampu bertahan selama lebih dari lima dasawarsa atau lebih dari setengah abad (55 tahun).
Sepanjang masa produksi SF.260 yang seolah tidak lekang oleh waktu, pihak pabrikan SIAI-Marchetti telah menurunkan pelbagai varian SF.260 untuk beragam kebutuhan misi operasional. Varian operasional aktif tertua dapat ditelusuri dari tanggal penyerahan _batch_ unit sebelumnya﹘kemungkinan unit tersebut masih bertugas aktif sepanjang belum digantikan atau belum terjadi penyerahan _batch_ unit berikutnya, baik yang bertugas di jajaran Angkatan Udara (AU) ataupun yang dioperasionalkan oleh kalangan operator sipil.
Sepanjang sejarahnya, produksi pesawat latih SF.260 telah mencapai jumlah lebih dari 870 pesawat (2005). Harga pesawat latih ini per unit 185.000 dollar AS (1984) dengan catatan perbedaan harga per unit bergantung juga pada varian pesawat dan opsi fitur-fitur yang diinginkan oleh pihak pengguna.
Perpaduan militer dan sipil
Angkatan Udara (AU) Italia diketahui mengoperasikan 45 unit type SF.260AM sejak tahun 1976 hingga 2005. Kemudian, usai penyerahan _batch_ pertama SF.260AM tersebut digantikan dan atau disusul kiriman berikutnya sebanyak 30 unit SF.260EA, yang masih bertugas aktif hingga sekarang. Namun, SIAI-Marchetti SF.260 itu sendiri sebagai satu produk teknologi tinggi, sekarang telah berganti nama menjadi Leonardo SF-260 karena seiring mengikuti beberapa kali perubahan nama-nama dan atau penggantian status kepemilikan dari pabrikan pesawat tersebut, antara lain meliputi SIAI-Marchetti, Aermacchi, dan Alenia Aermacchi.
Selain Angkatan Udara (AU) Italia, tercatat pula deretan nama-nama AU Libya, AU Turky, dan AU Meksiko tercatat di antara para operator SF.260 dari kalangan militer.
Di kawasan Asia Tenggara, dua negara Asean tercatat secara resmi sebagai operator SF.260, yaitu AU Filiphina dan AU Singapura.
Satu catatan kecil terlihat cukup menarik, yaitu terselip sebuah informasi cukup ringkas bahwa TNI AU pernah tercatat di antara para operator SF.260 (kebenarannya masih perlu dikonfirmasikan oleh pihak yang berwenang). Asal-muasalnya konon berawal dari penyerahan hibah 19 set _airframe_ (bodi pesawat) SF.260 dari pihak Pemerintah Singapura kepada Pemerintah Indonesia pada akhir tahun 2000. Hibah _airframe_ tersebut (baca: bukan unit pesawat SF.260 seutuhnya) merupakan bagian dari kompensasi mereka atas izin penggunaan ruang udara dan wilayah Indonesia bagi program pelatihan AU Singapura (RSAF), semisal tatkala para pilot-militer mereka berlatih manuver terbang di udara dan untuk penggunaan Instrumentasi Tempur Udara (ACMl) mereka, khususnya di area Pakan Baru, Sumatera.
Bergeser sedikit ke negara tetangga, AU Filiphina diketahui mulai menggunakan pesawat latih SF.260 sejak awal 1970-an. Pada mulanya, negara tersebut memesan 48 unit SF.260, yaitu dengan rincian 32 unit SF.260M dan 16 unit SF.260W. Namun, kiriman pertama sebanyak enam unit SF.260 baru tiba di Pangkalan Udara Fernando pada Mei 1973.
Filiphina patut bersyukur bahwa pihak pabrikan telah memberikan lisensi terbatas untuk merakit unit SF.260 sebagian dari order pertama negara tersebut. Selanjutnya, tiga puluh tujuh tahun berlalu sejak kedatangan batch pertama SF.260 tersebut di Filiphina, sebuah pemberitaan di beberapa media menyatakan bahwa sebuah perusahaan Filiphina Aerotech Industries telah berhasil menyelesaikan perakitan 18 unit varian SF.260F pada April 2011. Proses penyelesaian pesawat latih tersebut dilakukan bersama-sama dengan sang mitra strategis, Alenia Aermacchi.
Dengan demikian, Filiphina dan Italia terbukti mampu melanjutkan kerja sama strategis mereka melalui perusahaan milik negara masing-masing, yakni melalui Alenia Aermacchi (Italia) dan Aerotech Industries (Filiphina), yang puluhan tahun sebelumnya telah lama merintis kemitraan strategis tersebut.
Tentu saja, pengalaman Filiphina merakit SF.260 merupakan salah satu fondasi untuk penguasaan teknologi dan untuk pengembangan industri pertahanan di negara tersebut, termasuk peluang ke depan jikalau Filiphina mungkin saja bermaksud memproduksi pesawat latih tempur racikan sendiri secara mandiri.
Selain Filiphina, beberapa negara lain tampaknya telah mengantongi pula lisensi khusus untuk izin perakitan ataupun lisensi produksi massal secara sepenuhnya pesawat latih SF.260. Di antara negara-negara tersebut semisal Libya, Turky, dan beberapa negara Eropa selain Italia.
Hingga sekarang, operator SF.260 di luar kalangan militer tersebar di beberapa negara di seluruh dunia. Tercatat bahwa tidak kurang, lebih dari 860 unit produksi SF.260 yaitu sekitar 180 unit di antaranya merupakan varian sipil yang dipergunakan oleh pelbagai kalangan sipil. Beberapa perusahaan swasta pengguna SF.260 meliputi tiga maskapai penerbangan Alitalia, Sabena, dan British Midland Airways. Bahkan, menyeberang hingga benua Amerika termasuk sekurang-kurangnya Air Combat USA, yang merupakan operator 9 unit SF-260.
Namun, sebelumnya sepanjang periode 1964 hingga 1984, mayoritas pengguna SF.260 baru sebatas di kalangan operator militer. Berdasarkan sejarahnya, pabrikan pesawat Aviamilano yang berkantor pusat di Milan, merupakan pemegang awal hak produksi SF.260 sebelum akhirnya dibeli oleh SIAI Marchetti.
Di Amerika Serikat, pesawat latih SF.260 lebih dikenal dengan nama Waco Meteor. Versi militer SF.260 yang telah dipersenjatai adalah Warrior SF.260W. Dari pengalaman operasional di pelbagai medan, SF.260 W telah terbukti sangat andal untuk misi pengintaian dan misi anti-gerilya (COIN), serta sekaligus untuk operasi penindakan sebagai perbantuan serangan ringan dari udara.
Sejak SIAI Marchetti meluncurkan varian SF.260C, pabrikan asal Italia tersebut telah berupaya meningkatkan beberapa bagian yang terpenting untuk memenuhi persyaratan spesifikasi militer, semisal dengan cara merancang ulang bagian aileron, menguatkan konstruksi sayap untuk sanggup dicanteli dan disematkan pelbagai peralatan perang, memprofil ulang aerofoil untuk meningkatkan stabilitas kemampuan terbang sembari dengan menggotong beban muatan yang berat pada kecepatan rendah _(speed stall),_ serta menambah panjang bagian ekor/kemudi pesawat.
Selain itu, pada tahun 1977 SIAI Marchetti juga telah mengawali penggunaan mesin turboprop Allison 250-B17D pada varian SF.260TP (terbang perdana tahun 1980)—sejatinya merupakan versi yang bermesin turboprop dari varian SF.260C.
Pengembangan lebih lanjut dari SF.260C menghasilkan dua varian bersenjata, yaitu SF.260W Warrior dan SF.260SW Sea Warrior. Konon, satu-satunya pembeda kedua varian militer bersenjata tersebut dari varian SF.260C pada umumnya terletak pada penguatan struktural di bagian bawah sayap SF.260C agar benar-benar mampu memenuhi pelbagai kebutuhan kalangan militer.
Patut diduga bahwa salah satu tahapan terpenting selanjutnya bagi keberlangsungan pesawat latih SF.260 terjadi pada paruh kedua dasawarsa 80-an, yaitu tatkala SIAI Marchetti mulai berusaha mendekati pihak Gates Learjet pada bulan Agustus 1986. Pada saat itu, upaya tersebut kemungkinan berhubungan dengan strategis mereka untuk meraih sertifikasi FAR Part 23 bagi SF.260TP, yaitu varian baru dengan mesin penggerak berteknologi turboprop (TP). Pasalnya, seiring dengan pencapaian sertifikat resmi tersebut, yang dikeluarkan oleh Administratur Penerbangan Federal AS (FAA) Bagian 23, maka langkah selanjutnya untuk memasarkan SF.260TP lebih luas ke para operator sipil akan semakin terbuka lebar.
*Spesifikasi (SF-260)*
Data dari buku _Observer of Aircraft_
*Karakteristik Umum*
*Awak:* Satu
*Kapasitas:* Dua penumpang
*Panjang:* 7,1 m (23 kaki)
*Lebar sayap:* 8,35 m (26 kaki, 11,75 inchi)
*Tinggi:* 2,41 m (8 kaki, 6 inchi)
*Luas area sayap:* 10,1 m² (109 kaki²)
*Berat kosong:* 765 kg (1,488 lb)
*Berat muatan:* 1.100 kg (2.425 lb)
Berat maksimal saat lepas landas: 1.200 kg (dengan perlengkapan); 1.100 kg (aerobatik) (2,866 lb)
*Mesin penggerak:* 1 unit Lycoming O-540-E4A5, 195 kW (260 hp)
*Performa:*
*Kecepatan maksimal:* 441 km/jam (236 knot, 276 mph)
*Kecepatan jelajah:* 330 km/jam (178 knot, 205 mph)
*Jangkauan operasional:* 2.050 km (1.107 NM, 1.274 mil)
*Ketinggian layanan:* 5.790 m (19.000 kaki)
*Kecepatan menanjak:* 9,1 m/detik (1,791 kaki/menit)
Persenjataan:
Dua fondasi cantelan di bawah sayap, masing-masing dapat dibebani peralatan/persenjataan seberat 300 kg (661 lb)
Penulis: Heru DME