Perasaan saya tergelitik saat membaca adanya Hotel Kapsul di terminal 3 Ultimate Bandara Soetta. Hotel Kapsul sendiri sebenarnya sudah ada di luar negeri sejak lama, mulai pertama kali muncul adalah Capsule Inn di Osaka. Hotel yang di desain oleh Kisho Kurokawa ini terletak di distrik Umeda, Osaka dan dibuka pada tahun 1979. Di China, Hotel kapsul pertama kali dibuka pada tahun 2012 di kota Xi’an. Menyusul kemudian di Singapura dengan nama Woke Home Hostel.
Bahkan di Piala Dunia 2018 yang baru-baru ini, Rusia juga tidak mau ketinggalan ikut menyediakan hotel kapsul guna menampung para pengunjung yang tidak tertampung oleh hotel konvensional lainnya.
Dan yang terbaru adalah di Indonesia, tepatnya ada di Bandara Internasional Soakarno-Hatta (Bandara Soetta), Terminal 3 Ultimate.
Ohya, sebelum lanjut, saya ingin memberikan sedikit penjelasan. Berdasarkan penelusuran saya, di Indonesia juga sebenarnya sudah ada hotel kapsul yang sejenis. Terdapat di beberapa kota besar Indonesia seperti Surabaya, Bandung dan Jakarta, jadi saya tidak tahu apa alasan pihak bandara Soetta meng-klaim sebagai hotel kapsul pertama di Indonesia, bisa jadi maksudnya yang pertama mengusung tema Space-Ship atau yang pertama dibangun di dalam bandara.
Baiklah, kita lanjut, hotel kapsul di Soetta dibuat dengan tema Space-Ship nan futuristik ini merupakan yang pertama berada di Bandara Indonesia. Tersedia dalam dua tipe kamar kapsul yang disiapkan yakni tipe Alpha dan Beta. Hal yang membedakan antara kedua tyoe kamar tersebut terletak pada ukuran TV-nya. Untuk tipe Alpha TV berukuran 22 inch dan mendapat mini portable table. Sedangkan Untuk tipe Beta, TV-nya berukuran 32 inch tanpa mini portable table.
Harga kamarnya pun sangat terjangkau. Untuk rate kedua tipe itu dibandrol seharga Rp 375.000 per malam dan Rp250.000 per 6 jam. Sesuai namanya hotel kapsul, kapasitasnya pun hanya bisa memuat satu orang karena telah diukur sedemikian rupa, kecuali dengan anak di bawah usia lima tahun.
Berbagai fasilitas modern nan lengkap pun telah tersedia di dalam hotel kapsul tersebut. Mulai dari access card, TV cable dengan 50 channel, tempat tidur dan bantal berkualitas, selimut, 2 USB charging port, Free wifi, sharing shower area dengan air panas/dingin, loker yang ukurannya cukup menyimpan barang handcarry di cabin pesawat, amenities yang cukup lengkap yg terdiri dari 2 in 1 body shampoo, dental kit, handuk, slipper, dan complimentary satu botol air mineral.
Hotel ini sangat cocok bagi penumpang yang khawatir kesiangan ketika akan berangkat dengan penerbangan pagi, dan masih bingung cari tempat yang nyaman ketika transit saat menunggu penerbangan selanjutnya di Bandara Soekarno-Hatta.
Bagi saya, hotel semacam ini memiliki prospek yang sangat cerah, bahkan tidak mustahil dapat menggusur keberadaan hotel-hotel konvensional yang telah ada selama ini
Dalam bayangan saya, di masa depan, orang akan berinovasi, misalnya menempatkan kapsul-kapsul tersebut berjejer ke samping dalam sebuah kontainer. Sebuah kontainer memiliki panjang 40 feet (12,19 meter). Dengan lebar kapsul asumsikanlah 1,2 meter, setidaknya mampu menampung 8 kapsul. Tinggi kontainer mencapai hampir 2,6 meter, bila tinggi kapsul adalah 1,3 maka bisa dibuat dua tingkat alias dapat totalnya 16 kamar.
Bila masih ada ruangan tersisa, dapat dimanfaatkan menjadi shower area atau loker penyimpanan barang.
Bila terealisasi, namanya menjadi Hotel Mobile Capsule (HMC) yang dapat dibawa kemana-mana sesuai kebutuhan. Katakanlah disuatu daerah diadakan konser atau kegiatan sehingga banyak orang yang tidak mendapat kamar, mungkin dapat menginap dalam HMC tersebut. Begitu selesai konser atau kegiatan, tinggal pindah ke area hiburan lainnya. Luar biasa bukan?. Namun tidak mustahil dapat diwujudkan, bila tidak sekarang, mungkin 5-10 tahun yang akan datang. Berminat?
Trailer Hotel Kapsul (berhubung belum ada trailer mengenai hotel kapsul Soetta, maka saya ambil contoh hotel kapsul di Jepang).