Berikut petikan-petikan dialog Seskab Pramono Anung dengan Wahyu Muryadi yang cukup menarik dalam acara E-Talkshow itu, khususnya mengenai Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Mas Pram ini Sekretaris Kabinet. Bisa dijelaskan Sekretaris Kabinet itu apa sih?
Seskab: Jadi Presiden itu mempunyai dua sekretaris, Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet. Singkat cerita, Sekretaris Negara itu berkaitan dengan Presiden sebagai kepala negara, Sekretaris Kabinet itu Presiden sebagai kepala pemerintahan.
“Jadi, hal yang berkaitan dengan manajemen sidang kabinet, hal yang berkaitan dengan keputusan pemerintah itu yang mempersiapkan adalah Sekretaris Kabinet. Tapi hal yang berkaitan dengan hubungan antar negara, protokoler, dan sebagainya adalah Sekretaris Negara,” kata Seskab seraya menambahkan itu secara sederhananya saja, walaupun tentunya diantara dua ini pasti ada overlapping antara Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet.
“Alhamdulillah saya dengan Mas Pratik (Sekretaris Negara, red) ini bisa membantu Pak Jokowi dengan baik,” sambung Seskab.
Mas Pram selama menjabat Seskab baru kali ini tampil di TV ?
Seskab: Saya sudah 4 tahun tidak pernah mau diundang. Jadi kaya yang saya sampaikan tadi, dulu waktu menjadi anggota DPR itu tahunya sedikit tapi ngomongnya banyak. Kemudian ketika menjadi Sekretaris Kabinet hampir semuanya tahu karena Keppres, Inpres, Perpres dan sebagainya itu ada di kami, sehingga lebih baik tidak ngomong.
Sertifikat gitu-gitu di sana juga?
Seskab: Bukan sertifikat. Jadi semua surat pasti akan melalui kami berdua, Pak Pratik dan saya, pasti. Enggak akan mungkin surat yang ada langsung masuk ke Presiden, jadi lewat kami berdua dulu.
Berapa banyak itu?
Seskab: Satu hari surat yang kita terima rata-rata seribu.
Masalah kerjaan nih Mas Pram, semakin stres atau semakin …?
Seskab: Tergantung sih siapa yang kita layani. Saya terus terang beruntung melayani Presiden yang workaholic, pekerja keras, tidak kenal lelah yang mungkin Presiden yang berkunjung ke semua daerah terbanyak karena semua daerah, misalnya sekarang beliau baru pulang dari Papua.
“Beliau ke Papua sudah 9 kali yang mungkin Presiden sebelumnya 1 periode hanya 1-2 kali. Artinya adalah kita melayani Presiden yang betul-betul bekerja, kita juga akan bekerja dengan hati,” ungkap Seskab seraya menambahkan, memang bekerja sebagai Sekretaris Negara atau Sekretaris Kabinet itu pasti tidurnya hanya 3-4 jam sehari, pasti.
Kok bisa masih kelihatan bersinar? Segar?
Seskab: Karena bekerja dengan kegembiraan, dengan kesenangan, dengan kesungguhan dan tidak merasa sebuah beban. Sebab kalau melihat surat setiap hari 1.000, katakanlah dibagi 2, saya 500 Mas Pratik 500, untuk membaca satu saja sudah sekian menit.
Itu dibaca semua?
Seskab: Dibaca.
Dibaca?
Seskab: Ya ada rumusnya.
Apa rumusnya?
Seskab: Kalau sudah jadi Seskab pasti tahu.
Mas Pram posisinya sebagai Seskab itu penting karena ada yang bilang Mas Pram menteri titipan ibu. Pertama Bu Puan, kedua Mas Pram. Apa benar mas?
Seskab: Karena sehari-hari dengan Presiden dan apapun Ibu Mega adalah ketua umum partai terbesar saat ini dan juga anggota fraksinya terbesar, harus ada komunikasi yang baik antara Presiden dengan PDI Perjuangan. Karena bagaimanapun Presiden dilahirkan dari PDI Perjuangan, dari walikota solo, gubernur dan sekarang menjadi Presiden dari PDI Perjuangan.
“Maka, secara komunikasi yang baik dengan Ibu Mega sebagai Ketua Umum Partai itu saya bertugas menjembatani kalau ada hal-hal yang bisa menimbulkan distorsi maka saya yang menjembatani,” kata Seskab.
Dalam menjembatani ini pernah tidak salah paham?
Seskab: Dalam perjalanannya pasti ada perbedaan pandangan. Kalau saya bilang semuanya baik-baik saja pasti bohong. Perbedaan pandangan ini bagaimana kita mencoba untuk semakin didekatkan. Jadi fungsinya mediator, menjembatani ini bukan malah memperjauh tapi memperpendek, mendekatkan, menyamakan sehingga dengan demikian yang namanya pemimpin itu bisa mengambil keputusan dengan mudah. Maka sejak saya menjadi penghubung, hubungan Presiden dengan Bu Mega, dengan partai sangat baik.
Kalau saya bilang ada yang berpihak, Mas Pram berpihak ke yang mana ini? Bosnya Pak Jokowi apa Bu Mega ini bosnya?
Seskab: Sebagai Sekretaris Kabinet, bosnya adalah Presiden. Sebagai kader partai bosnya Ibu Megawati. Jadi ini mau dimana dulu posisinya.
Gak bisa jadi satu?
Seskab: Ini dua hal yang terpisah. Kalau sebagai Seskab harus loyal, patuh kepada Presiden. Sebagai kader partai taat, patuh pada Bu Mega.
Pernah enggak, Bu Mega maunya apa nelpon Mas Pram. Misalnya loh, Mas Pram urusan ini gimana, gitu misalnya loh?
Seskab: Pasti pernah karena bagaimanapun hubungan pemerintahan, hubungan kepala negara, hubungan personal itu. Tetapi apapun saya laporkan kepada Presiden karena tidak mungkin kita melakukan sendiri. Dan ini membangun supaya agar kemudahan, karena apapun juga saya laporkan kepada Ibu Mega.
“Ibu Mega memang sekarang ini adalah memberikan dukungan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi kepada pemerintahan ini agar berjalan baik dan berhasil. Maka kalau kita lihat sikap Ibu Mega dan juga sikap partai adalah 1000 persen,” tegas Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung.
Kalau Mas Pram dibilang bonekanya Bu Mega, bener enggak sih?
Seskab: Orang ganteng gini kok dibilang boneka….
Omogan Bu Mega harus selalu diturutin enggak sih Mas Pram?
Seskab: Enggak. Bu Mega adalah tokoh yang sudah kenyang dengan hal ini. Beliau dilahirkan betul-betul lahir sudah jadi anak presiden. Kalau yang sekarang ini misalnya anak Pak Jokowi kan bukan lahir waktu sudah jadi Presiden, tapi Bu Mega lahir sudah jadi anak presiden. Pengalamannya panjang, dan beliau sangat rasional.
“Beliau adalah orang yang terbuka dalam berdiskusi. Kalau beliau punya keinginan, kalau tidak bisa diterima ya beliau bisa menerima itu. Dan hal yang berkaitan dengan pemerintahan dengan kepresidenan maka Presiden yang memutuskan,” terang Seskab.
Betewe, Presiden baper enggak sih?
Seskab: Enggak. Beliau adalah orang yang betuk-betul dikritik pun dinikmati. Karena kritik itu adalah obat kuat. Orang yang kuat dkritik adalah orang yang akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
“Tahu enggak, Presiden hampir semua sosmed itu beliau baca. Bahkan, kalau berita yang dibaca bukan beritanya, tapi komentar di bawahnya,” ungkap Seskab.
Jam berapa itu bacanya?
Seskab: Ketika dari Bogor ke Jakarta di mobil, dan dari Jakarta ke Bogor. Jadi satu jam kurang lebih setiap harinya saat pulang dan satu jam saat pergi.
Makanya beliau update banget ya?
Seskab: Sangat, sangat, karena yang dibaca adalah sosial media.
Mas Pram juga tiap hari sama Presiden dong?
Seskab: Hampir.
Pernah enggak dalam pertemuan itu sebenarnya lebih banyak Presiden yang bicara ke Mas Pram atau Mas Pram yang bisiki Presiden?
Seskab: Ya, Presiden dong.
(FID/AGG/ES)