Indovoices.com –Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) resmi meluncurkan Kedai Reka Kampus Merdeka. Platform ini dibuat untuk memberikan jalan bagi kolaborasi perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
“Kedai Reka hadir untuk menjadi platform pertemuan antara kampus dengan dunia usaha dan dunia industri, juga masyarakat,” kata Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam dalam acara grand launching Kedai Reka.
Nizam menerangkan, kemendikbud menyiapkan dana pendamping untuk kemitraan kampus dengan DUDI dalam berinovasi dan menghilirkan karya kampus menjawab tantang dan permasalahan DUDI maupun di masyarakat. Pada 2021, Kemendikbud menyiapkan dana Rp250 miliar sebagai dana pendamping kemitraan kampus dengan DUDI.
Nizam mengucapkan terima kasih kepada seluruh pimpinan perguruan tinggi, industri, peneliti, mahasiswa, dan sejumlah kementerian atas dukungan dan kerja samanya dalam menghadirkan Kedai Reka. Terima kasih juga disampaikan kepada tim akselerasi inovasi dan sinergi kampus dengan DUDI.
“Semoga upaya kita bersama ini bisa mewujudkan kampus sebagai mata air bagi pembangunan bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan Kedai Reka hadir didasari semangat mewujudkan program Kampus Merdeka. Dalam program Merdeka Belajar episode keenam, kata dia, transformasi dana pemerintah untuk perguruan tinggi ini memungkinkan kampus lebih otonom dan fleksibel dalam menciptakan budaya inovatif.
“Transformasi pendanaan ini adalah upaya Kemendikbud untuk meningkatkan kualitas SDM (sumber daya manusia),” ucap Nadiem.
Kemendikbud berharap lulusan perguruan tinggi nantinya tidak hanya siap kerja, tapi juga menyediakan lapangan pekerjaan. Lulusan perguruan tinggi pun diharapkan tidak sekadar gesit, tapi juga punya orientasi ke masa depan. Harapan-harapan ini bisa terwujud manakala ada gotong royonh antara pendidikan dan DUDI.
“Oleh karena itu, Kemendikbud menghadirkan platform Kedai Reka, untuk mengakselerasi perkawinan massal perguruan tinggi dengan DUDI,” kata Nadiem.
Nadiem menyebut, banyak hal yang bisa dilakukan perguruan tinggi dengan DUDI lewat program ini. Misalnya, pengembangan teknologi, usaha rintisan, pusat riset industri, maupun kerja sama mendalam lainnya yang bermanfaat.
Melalui Kedai Reka, kata Nadiem, DUDI dapat menyampaikan permasalahan industri atau sosial yang bisa dibantu dan didukung warga perguruan tinggi. Sebaliknya, kampus juga dapat menawarkan gagasan reka cipta untuk digunakan industri.
“Kolaborasi keduanya menjadi syarat wajib untuk mengajukan matching fund kita. Dengan begitu ekosistem inovasi berbasis kebutuhan akan mampu kita tumbuh kembangkan,” ungkap Nadiem.ibuat untuk memberikan jalan bagi kolaborasi perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).(msn)