Indovoices.com – Kementerian Sekretraiat Negara (Kemensetneg) dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mengikuti Pelatihan Pengelolaan Arsip Kepresidenan dengan tema Streghtening Strategic Policy Framework and Human Resources Capacity Development for the Presidential Records and Archives Management yang dilaksanakan di Korea Selatan mulai Minggu, 23 Juni 2019 sampai dengan 6 Juli 2019 mendatang. Pelatihan yang diwakili 20 delegasi dari Kemensetneg dan ANRI ini merupakan wujud kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Korea melalui Korea International Cooperation Agency (KOICA) dan National Archieves of Korea (NAK).
Pada pembukaan kegiatan pelatihan di KOICA, Senin (24/6), Rika Kiswardani selaku Deputi Bidang Administrasi dan Pengelolaan Istana memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Korea Selatan khususnya KOICA atas training yang diikuti oleh para Arsiparis dari Kemensetneg dan ANRI. Rika menuturkan, “Program pelatihan kearsipan ini bertujuan untuk mempelajari pengelolaan arsip kepresidenan baik dari sisi manajemen maupun teknis. Diharapkan, peserta dapat menambah wawasan dan keterampilan dalam hal pengelolaan arsip kepresidenan”.
Dalam acara yang dihadiri Director General Southeast Asia Development II, KOICA, Jun Mo Kim tersebut, Rika menyampaikan bahwa Kemensetneg sepenuhnya bertanggung jawab dalam mengelola dan menjaga arsip kepresidenan yang tidak hanya sebagai arsip kenegaraan saja tapi juga merupakan warisan sejarah bagi generasi bangsa di masa depan. Di samping itu, Rika menjelaskan terdapat beberapa tantangan dalam pengelolaan kearsipan yang dihadapi, antara lain belum adanya regulasi yang jelas terkait pengelolaan arsip kepresidenan sebagai pedoman sehingga kesulitan dalam mengidentifikasikan kategori arsip kepresidenan.
Selain itu, kendala lain yang ditemui yakni kebutuhan sistem teknologi dalam melakukan proses pengarsipan dan juga kebutuhan peningkatan pengetahuan dan kemampuan Arsiparis. Menurut Rika, pengalaman yang dimiliki pemerintah Korea sampai saat ini, dapat menjawab kendala dalam pengelolaan arsip kepresidenan yang dihadapi Kemensetneg dan ANRI.
Pelatihan ini adalah bentuk program yang telah disepakati bersama antara Kemensetneg, ANRI, dan KOICA pada Februari 2019 lalu. Pelatihan Pengelolaan Kearsipan seperti ini rencananya juga berlanjut sampai 2021 dengan mengundang pejabat dan Arsiparis guna meningkatkan wawasan dan keterampilan pengelolaan arsip dinamis.
Selain kepada KOICA, Deputi Bidang Administrasi dan Pengelolaan Istana juga berterima kasih So Yeon Lee selaku President of National Archives of Korea (NAK) saat menerima delegasi dari Kemensetneg dan ANRI, Selasa (25/6). “Tujuan arsip kepresidenan dalam mengumpulkan dan mengelola catatan kepresidenan adalah untuk membangun fondasi untuk memahami tentang sejarah dan untuk memastikan transparansi serta akuntabilitas pelayananan publik negara yang berkontribusi pada pengembangan demokrasi di Indonesia,” ujar Rika.
Para Arsiparis yang terpilih mengikuti training selama dua minggu ke depan, pada April lalu telah menjalani Pelatihan Crash Program yang bertujuan untuk lebih menguatkan keterampilan berbahasa Inggris baik dalam percakapan, tata bahasa, dan menulis. Selain menjalani pembelajaran, peserta Training on Presidential Records and Archive Management juga dijadwalkan melakukan kunjungan (study visit), seminar, diskusi, dan praktik tentang strategi pemeliharaan arsip berupa audio visual serta digital. (DEW-Humas Kemensetneg)