“Ini program yang sangat bagus. Mudah-mudahan para pelatih Indonesia mampu mengambil ilmu sepak bola Spanyol yang sudah maju ini,” kata Hermono dalam sambutannya di acara jamuan makan malam bersama.
Rombongan pelatih menyempatkan berkunjung ke Madrid untuk menyaksikan pertandingan antara Atletico Madrid versus Getafe. Dari laga ini, para pelatih bisa melihat langsung cara bermain klub Atletico dengan gaya pressing dan disiplin dalam bermain bertahan.
Sebelum menyaksikan pertandingan La Liga. Rombongan terlebih dahulu mengunjungi museum Real Madrid di Stadiun Santiago Bernabeau. Di sana para peserta melihat dari dekat bukti sejarah dan stadiun sang raja Eropa yang sudah menang 13 kali Liga Champions.
“Ini sebuah kesempatan yang luar biasa. Banyak hal yang kami dapatkan. Kami belajar banyak tak cuma pertandingan, tetapi juga hal lain yang lebih mendetail,” kata Direktur Teknik PSSI, Danurwindo.
Para pelatih sebelumnya selama 6 hari telah belajar dan observasi di klub Deportivo Alaves. Mereka juga mendapat kesempatan menonton langsung latihan tim utama Deportivo Alaves. Deportivo Alaves sendiri hingga pekan ke 18 berada pada urutan keempat di atas tim ibukota Real Madrid. Bahkan pada putaran pertama La liga, Deportivo Alaves mampu menang 1-0 atas Real Madrid di stadium mereka Mendizerota, di kota Vitoria.
Angin yang bertiup kencang disertai hujan tak menghambat para peserta untuk observasi dari dekat bagaimana tim di kompetisi tertinggi di Spanyol berlatih. John Guidetti pemain Timnas Swedia dan Joanthan Calleri dari Argentina adalah beberapa bintang yang menghuni squad Alaves.
Danurwindo memberikan cenderamata kepada Palatih Kepala Alaves, Abelardo Fernandez berupa baju yang bertuliskan filosofi sepak bola Indonesia. Walaupun singkat, Pelatih Alaves sempat berdiskusi dan memuji Indonesia yang sudah memiliki Filosofi.
“Sangat baik untuk memulai membangun sepak bola dengan filosofi yang jelas, dan saya rasa Indonesia sudah berada di jalur yang tepat,” kata mantan pemain Barcelona era 90an ini.