Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan bahwa pemberian sertifikat ini sudah diberikan di provinsi-provinsi yang lain. Ia menjelaskan, pemberian sertifikat dipercepat baik di masjid maupun tempat pendidikan, karena setiap dirinya masuk ke daerah suara yang sering masuk adalah masalah sengketa lahan dan tanah.
“Saya berikan contoh satu ada di Jakarta sudah dibangun masjid besar, tempatnya strategis di tengah kota dulunya tidak ada masalah. Tapi begitu tanah di situ tanahnya sudah Rp120 juta per meter, nah baru ada masalah oleh ahli waris dituntut,” cerita Presiden.
Jika sudah kejadian demikian, lanjut Presiden, pegangannya adalah hanya sertifikat sehingga menjadi alasan percepatan. “Saya tidak ingin mendengar lagi ada sengketa-sengketa yang berkaitan dengan tanah wakaf,” ujarnya.
Kepala Negara menceritakan bahwa Menteri ATR/BPN beserta jajaran kanwil kerjanya sekarang cepat sekali. “Begitu diperintah, langsung hampir di tiap provinsi karena saya beri target. Kerja itu harus diberi target jumlah,” jelas Presiden.
Target 10 Juta Sertifikat
Lebih lanjut, Kepala Negara menyampaikan bahwa tahun 2017 alhamdulillah telah menyelesaikan 5,1 juta sertifikat yang biasanya dulunya hanya 500 ribu.
“Tahun 2018 telah diselesaikan 9 juta 4 ratus sertifikat yang dulunya juga hanya 500 ribu,” ujar Presiden seraya menyebutkan bahwa target tahun ini 10 juta dan dirinya yakin target akan tercapai.
Di akhir sambutannya, Presiden mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk yang besar yakni mencapai 260 juta jiwa. Untuk itu, Presiden mengingatkan pentingnya menjaga keragaman suku, bahasa dan agama di Indonesia.
Selain itu, Presiden juga mengingatkan pentingnya menjaga persaudaraan saat pemilihan baik presiden, gubernur, maupun bupati/wali kota. Jangan sampai karena pemilihan setiap 5 tahun sekali, sambung Presiden, kemudian tidak saling tegur sapa.
“Mari kita jaga kerukunan dan persatuan,” pungkas Presiden.
Turut mendampingi Presiden dalam kunjungan kali ini Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil, Seskab Pramono Anung, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo. (EN/RAH/ES)