Indovoices.com – Di sela-sela pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 di Jepang pada Sabtu, (08/06), Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dengan Menkeu Australia (Treasurer of Australia) Josh Frydenberg melakukan pertemuan bilateral antara kedua negara.
Menkeu Sri Mulyani memaparkan bahwa Indonesia masih tetap fokus pada pembangunan infrastruktur baik di Pulau Jawa maupun di luar Jawa. Dari infrastruktur dan sektor lain, ia menghighlight pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal 1 (Q1) yang mencapai 5,07%.
Menkeu menambahkan, untuk mencapai pertumbuhan di atas 5% perlu disiapkan berbagai insentif untuk asing. Dengan demikian, Indonesia dapat menyediakan berbagai insentif investasi dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM) misalnya dengan mengembangkan pendidikan vokasi.
Terkait nilai tukar, menurutnya tahun 2018 bukan tahun yang mudah. Bank Indonesia (BI) perlu menaikkan tingkat bunga 7 kali sejumlah 175 bps dengan inflasi 3,2% dan yield sekitar 5,25%, relatif tinggi dibandingkan negara lain. Rupiah terdepresiasi sekitar 6%. Namun, Indonesia masih lebih baik dari beberapa negara seperti Brazil dan Afrika Selatan.
Di sisi lain, Menkeu Australia menjelaskan bahwa ekonomi Australia ditunjang oleh pertumbuhan ekspor yang sama besarnya dengan nominal Gross Domestic Product (GDP).
Ia menambahkan, saat ini 70% perdagangan di Australia berada dibawah FTA (Free Trade Agreement). (nws/nr/ds)