Berita panas dari saya Abu Jundal tentang Setnov. Saya pernah memberi peringatan kepada KPK agar jangan meremehkan Setnov. Sejak kekalahan praperadilan, KPK semestinya melakukan langkah taktis. Yang saya sarankan pertama adalah melakukan konsolidasi di dalam KPK sendiri. Yang kedua, KPK harus memanfaatkan intelejen KPK untuk menguntit keberadaan Novanto setiap hari.
Sebagaimana kita ketahui, Setnov menghilang ketika akan dijemput paksa dan dilakukan penahanan. Pemyidik KPK gagal mengendus keberadaannya. Penggeledahan selama 5 jam sejak petang hari gagal menemukan keberadaannya. Istri Setnov dan pengacara Friedich Yunadi ada di dalam kediamannya di Jalan Wijaya XIII, Jakarta Selatan.
Kronologi cerita pengacarannya menyebutkan ia terakhir berkomunikasi dengan Setnov pukul 18:30. Ia menghubungi ajudan yang juga ikut bersama dengannya, karena dijemput oleh seseorang tidak dikenal. Pernyataan ini sungguh menimbulkan tanda tanya besar. Mengapa demikian?
Dari informasi yang dihimpun saat itu banyak fungsionaris Golkar yang berkumpul di sana. Ada Mahyudin, hadir pula Robert Kardinal, dan di sekitar rumah juga berkeliaran Idrus Marham. Jika mengacu kepada informasi awal, mereka hadir untuk acara pengajian.
Setelah keluar dari rumah Setnov sekitar jam 22 00, Mahyudin pun mengaku tidak melihat keberadaannya. Keraguan penjelasannya tampak sekali. Ia menyebut hanya berada di bagian belakang rumahnya. Ia juga menjelaskan rumahnya juga luas, akan tetapi tidak melihat dan tidak tahu di mana Setnov berada.
Informasi dari KPK lain lagi. Puluhan penyidik KPK yang hadir di sana melanjutkan penggeledahan di setiap sudut ruangan. Mereka akhirnya keluar dari kediaman orang nomor 1 di Golkar itu sekitar pukul 03:10 menit tanpa menemukan Setya Novanto. Yang mereka bawa keluar adalah empat kopor besar barang bukti yang akan diperiksa.
Kembali ke peringatan saya kepada KPK. Peringatan itu menjadi penting karena Setnov adalah orang terkuat di Indonesia saat ini. Kekuatannya merambah di semua wilayah kehidupan manusia. Jaringan pertemanan dan lobi tingkat tinggi adalah kehidupannya. Nilai pentingnya bahkan merambah ke banyak politikus di Partai Golkar dan partai lainnya, termasuk PDIP, Gerindra, PAN dan bahkan Partai Demokrat.
Selain itu, kasus korupsi KTP elektronik melibatkan puluhan anggota DPR. Sekarang sebagian dari mereka telah menjadi pejabat publik. Banyak yang disebut. Antara lain adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dari PDIP. Juga salah satu Ketua Pansus KPK, Agun Gunanjar, dan banyak lagi yang lainnya. Dengan peradilan atas Setnov, maka semua kejahatan akan terbongkar lewat dirinya. Ini yang membuat posisinya sangat riskan untuk melarikan diri atau dilarikan.
Peringatan saya berikutnya kepada KPK berikutnya adalah secepatnya menahan Setnov. Dengan menetapkannya sebagai tersangka tanpa menahan dan memeriksa, ia tentu mengajukan praperadilan. Itu terbukti memang ia mengajukan praperadilan kembali sebelum raib semalam. Jelas dia mau menghindari pemeriksaan yang praktis menggugurkan upaya praperadilan jika telah diperiksa.
Akan tetapi, tanpa dinyana KPK mengabaikan peringatan yang saya sampaikan. Alhasil, Setnov dijemput oleh orang yang tidak jelas. Tetapi sesungguhnya yang menjemput paksa Setnov orang yang sangat jelas. Upaya ini dilakukan untuk sementara menyelamatkannya. Yang menjadi masalah adalah ia bersama ajudan, sopir dan orang yang menjemputnya. Minimal ada 3 orang di kendaraan itu selain Setnov.
Maka akibat dari kelalaian KPK ini, ia menghilangkan dirinya sendiri sampai nanti skenario pembersihan pelarian bisa dibuat. Ini kegagalan KPK yang secara sengaja memang memberi peluang dia kabur. Faktanya tagar yang menyebut penangkapannya sudah tersebar sejak petang hari. Artinya surat penangkapan itu telah bocor. Kasihan KPK melawan orang terkuat di Indonesia. Itulah catatan Abu Jundal.