Hari raya keagamaan adalah salah satu momen yang bisa menyatukan semua orang. Di Italia suasana itu sudah mulai terasa sejak akhir November lalu. Dalam kalender gerejawi lebih dikenal dengan nama “Il periodo natalizio”, rangkaian kegiatan Natal yang dimulai akhir November (masa advent) dan berakhir pada 6 Januari ( minggu Epiphany).
Italia juga memiliki tradisi Natal yang berbeda – beda di setiap wilayahnya. Mulai dari tanggal penyalaan lampu, bentuk ornamen – ornamen, makanan & kue – kue dan tradisi – tradisi unik lainnya. Perbedaan yang indah, membuat banyak orang ingin mengenalnya dan menghargainya.
Penyalaan lampu Natal di kota – kota Italia, pada umumnya dilakukan di minggu pertama bulan Desember. Di kota Milan, penyalaan lampu Natal dilakukan tanggal 7 Desember, bertepatan dengan pesta St. Ambrose. Di Bari, penyalaan lampu dilakukan tanggal 6 Desember, bersamaan dengan pesta St. Nicholas.
Kota Gallarate 2018.
Dari begitu banyak ornamen Natal, bagi saya, “Il presepe” dari kota Naples adalah ornamen yang paling menarik. Ornamen diorama kelahiran Yesus, terdiri dari patung – patung kecil: bunda Maria, Yusuf, palungan, bayi Yesus tiga orang majus, para gembala, lengkap dengan hewan – hewannya dan suasana saat itu.
Ornamen Natal ini diciptakan oleh Santo Fransiskus dari Asisi. Atas izin Paus Honorius III, diorama ini tampil untuk pertama kalinya tahun 1223 dalam acara malam Natal di kota Greccio, Umbria. Pada tahun 1289, patung – patung ini diperbaharui kembali oleh pematung Arnolfo di Cambio. Kini diorama itu disimpan di Basilika Santa Maria Maggiore Roma.
Karya “Santo Fransiskus dari Asisi” ini menginspirasi para seniman lainnya di wilayah Tuscani, seperti: kota Naples, Bologna dan Genoa. Mereka menciptakan diorama dari berbagai jenis bahan, seperti: kayu, tanah liat dan lain – lain. Pada tahun 1800, tradisi ini menyebar dengan cepat ke seluruh Italia, baik dikalangan para borjuis maupun rakyat biasa.
Il presepe karya Miryam Belpoliti 2018.
Natal adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga, teman dan kerabat. Natal juga waktu yang tepat untuk berbagi dengan sesama dan tetangga. Pada mulanya bertukar hadiah Natal adalah tradisi yang dilakukan keluarga besar Sudtirolesi di wilayah Alto Adige. Dari generasi ke generasi, mereka bertukar hadiah Natal buatan tangan sendiri atau bertukar hasil karya diantara para pengrajin.
Di minggu advent mereka juga saling bertukar “Corona dell’Avvento” (mahkota advent). Ornamen Natal dari cabang-cabang cemara yang dirangkai melingkar. Kemudian mahkota itu di beri pita sutra berwarna merah dan diletakkan empat lilin di atasnya. Setiap hari Minggu sebelum 25 Desember, keluarga berkumpul di sekitar meja untuk menyalakan keseluruhan lilin sampai Natal tiba.
Tradisi bertukar kado yang sudah menyebar ke seluruh Italia, menjadikan “ Mercatini di Natale” (Pasar Natal) di semua kota Italia menjadi hidup. Pasar musiman yang menjual segala keperluan Natal untuk masyarakat umum. Salah satunya adalah Candelara di daerah Marche –Pesaro. Pasar natal unik yang didedikasikan untuk lilin – lilin dalam berbagai bentuk dan warna.
Mercatino di Natale Gallarate 2018.
Saint Lucia adalah Santa clausnya Italia, seseorang yang di belakang keledainya membawa hadiah Natal untuk anak – anak. Tradisi unik ini bermula di provinsi Veneto, tepatnya di kota Verona. Sekitar tahun 1200, di kota ini terjadi epidemi kebutaan pada anak – anak. Para ibu membawa anak-anak mereka berziarah untuk memohon perlindungan kepada Saint Lucia. Mereka berjanji ketika mereka kembali, Saint Lucia akan membawakan mereka hadiah. Sejak saat itu, antara tanggal 12 atau 13 Desember malam, anak-anak di kota Verona selalu menunggu kedatangan Saint Lucia membawa hadiah natal.
Jika kita ingin merasakan bagaimana suasana Natal 2000 tahun silam, datanglah ke kota Lecce, di Italia selatan. Karena di kota ini, sebuah amfiteater Romawi kuno disulap menjadi sebuah desa Palestina kuno, lengkap dengan kehidupan sehari – hari penduduknya. Gua, rumah, pohon zaitun, hewan, kerajinan kuno, parfum, musik, benda, dan berbagai alat-alat keperluan masyarakat masa lalu. Pengunjung yang datang akan merasa berada di dalam sebuah museum, sekaligus mengenal berbagai produk khas daerah setempat.
Panettone.
Bagi yang suka kuliner, Natal juga saatnya menikmati panettone dan pandoro. Dua jenis kue khas Natal di Italia berbahan dasar tepung terigu, mentega, telur, gula, susu yang ditaburi kismis dan buah – buah kering. Kue lahir dari ide anak tukang roti bernama Toni atau “pan del Toni” (terkenal menjadi “panettone”). Resepnya sangat sederhana, ide yang muncul saat keterbatasan bahan makanan di musim dingin. Resep kue ini tercatat tahun 1549, dalam buku resep Cristoforo di Messisbugo, koki terkenal dari kota Ferrara.
Di Calabria, Natal mempunyai keunikannya tersendiri. Selain menu makanannya, cara penataan meja dan kursi di daerah ini berbeda. Di beberapa tempat, makan malam harus terdiri dari 13 kursi. Ini mengingatkan akan kebiasaan Yesus Kristus dengan kedua belas muridnya, 12 kursi untuk rasul dan satu kursi untuk Kristus. Beberapa kota lainnya hanya 9 kursi saja, ini mengingatkan masa – masa bunda Maria mengandung.
Bagi para pencinta musik, gli zampognari adalah alat musik tiup kuno yang populer di Italia saat Natal. Alat musik yang lahir di Italia tengah dan selatan tepatnya di Lazio (provinsi Frosinone dan Latina), Abruzzo, Molise, Campania, Puglia, Basilicata, Calabria, Sisilia. Konon gli zampognari ini juga sudah ada sejak zaman Romawi kuno, bahkan kaisar Nero sangat menyukai suara alat musik ini.
Gli zampognari.
Namun, tradisi Natal yang paling berkesan dan penuh makna bagi umat Kritiani adalah kehadiran Paus dalam misa Natal di Roma. Perayaan yang dimulai tanggal 8 Desember, ketika Paus berjalan menuju Piazza Spagna dan meletakkan karangan bunga di depan patung Bunda Maria di gereja Trinità dei Monti. Dilanjutkan tanggal 24 Desember dengan misa tengah malam di Vatikan dan ditutup tanggal 25 Desember ketika menyampaikan pesan pastoral dari jendela St. Peter ‘s Basilica. Arrivederci…
Sumber :
Trailer tradisi Natal di Italia :