Presiden Joko Widodo mengatakan, dirinya telah menerima laporan bahwa salah satu BUMN PT. Inalum (Persero) telah mencapai kesepakatan awal dengan PT. Freeport terkait kepemilikan saham nasional di perusahaan tambang emas terbesar di Tanah Air.
“Saya telah mendapatkan laporan, holding industri pertambangan kita, Inalum telah mencapai kesepakatan awal untuk meningkatkan kepemilikan kita menjadi 51 persen dari yang sebelumnya 9,36 persen. Alhamdulillah,” kata Presiden kepada jurnalis di Tangerang, Provinsi Banten, pada Kamis, 12 Juli 2018.
Menurut Presiden, proses negosiasi yang dilakukan untuk mencapai kesepakatan tersebut memakan waktu kurang lebih 3,5 tahun.
“Inilah 3,5 tahun yang kita usahakan sangat alot, 3,5 tahun dan sangat intens sekali tapi memang kita kerjakan diam. Karena ini menyangkut negosiasi yang tidak mudah,” ujar Presiden.
Dengan kesepakatan awal ini, Presiden berharap nantinya pengelolaan tambang tersebut akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi Indonesia. Selain itu, masyarakat Papua juga diharapkan dapat menikmati hasil dengan jumlah dan kondisi yang lebih baik.
“Menurut saya ini sebuah lompatan. Kita harapkan nanti akan mendapatkan income yang lebih besar baik dari pajak, royalti, dividen, dan retribusinya sehingga nilai tambah dari komoditas tambang yang ada di sana betul-betul bisa dinikmati oleh kita. Kepentingan nasional harus dinomorsatukan,” ucap Presiden.