“Untuk itu, pemerintah bertekad semakin menjaga iklim investasi yang kondusif serta memberikan kemudahan izin usaha. Selain itu juga telah memfasilitasi melalui pemberian insentif fiskal maupun nonfiskal,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (23/5).
Menperin menyampaikan, industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang menyumbang cukup signfikan bagi total investasi di Indonesia. Pada triwulan I tahun 2019, industri pengolahan nonmigas berkontribusi sebesar 18,5% atau Rp16,1 triliun terhadap realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Adapun tiga sektor yang menunjang paling besar pada total PMDN tersebut di tiga bulan awal tahun ini, yakni industri makanan yang menggelontorkan dana mencapai Rp7,1 triliun, disusul industri logam dasar Rp2,6 triliun dan industri pengolahan tembakau Rp1,2 triliun.
Selanjutnya, industri manufaktur juga menyetor hingga 26% atau USD1,9 miliar terhadap realisasi penanaman modal asing (PMA). Tiga sektor yang menopangnya, yaitu industri logam dasar sebesar USD593 juta, diikuti industri makanan USD376 juta serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia USD217 juta.
Airlangga optimistis, dengan terciptanya kondisi ekonomi, politik, dan keamanan yang tetap stabil dan terkendali, akan mendukung berjalannya aktivitas usaha atau perindustrian semakin agresif. “Kami mengapresiasi kepada aparat Polri dan TNI yang telah profesional mampu menjaga situasi, walau ada beberapa provokasi yang menggangu setelah pengumuman hasil pemilu,” ujarnya.
Menurut Menperin, iklim usaha yang kondusif menjadi sangat penting untuk menjaga kepercayaan para investor di Tanah Air. “Indonesia dinilai sebagai negara yang damai, karena telah menyelenggarakan pemilu terbesar di seluruh dunia selama satu hari. Ini yang perlu kita jaga bersama dan kita hindari informasi hoaks yang beredar,” tuturnya.
Lebih lanjut, Airlangga memproyeksi tren pertumbuhan industri seusai pemilu akan tetap terjadi, karena Indonesia adalah negara yang matang dalam penerapan sistem demokrasinya. “Demokrasi yang matang menjadi modal pemerintah dalam menarik investasi dari luar negeri,” imbuhnya.
Kemenperin juga mencatat, investasi di sektor industri manufaktur terus tumbuh signifikan. Pada tahun 2014, penanaman modal masuk sebesar Rp195,74 triliun, kemudian naik mencapai Rp222,3 triliun di 2018. Peningkatan investasi ini mendongkrak penyerapan tenaga kerja hingga 18,25 juta orang di 2018, yang berkontribusi sebesar 14,72% terhadap total tenaga kerja nasional.
“Dari tahun 2015 ke 2018, terjadi kenaikan hingga 17,4% dan ini diperkirakan bisa menambah lagi penyerapan tenaga kerjanya di tahun 2019 seiring adanya realisasi investasi,” ungkap Menperin.
Kemenperin menargetkan, sepanjang 2019 pertumbuhan industri manufaktur dapat mencapai 5,4%. Subsektor yang diperkirakan tumbuh tinggi, antara lain industri makanan dan minuman, industri permesinan, industri tekstil dan pakaian jadi, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, serta industri barang logam, komputer dan barang elektronika.
Serahkan 1.150 paket
Pada kesempatan yang sama, Menperin menyerahkan secara simbolis bingkisan Lebaran dari Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Perindustrian kepada pegawai golongan I dan II, tenaga honorer, satpam, petugas kebersihan, pengemudi dan kaum dhuafa. Pada tahun ini, sebanyak 1.150 paket yang diberikan.
Selain itu, DWP Kemenperin memberikan santunan berupa alat tulis sekolah kepada 185 orang dari putra-putri keluarga besar pegawai Kemenperin. “Sebagai kegiatan rutin yang telah dilaksanakan sejak tahun 2004, tentu hal ini perlu untuk terus dilanjutkan, dengan diupayakan adanya peningkatan dari tahun ke tahun, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas,” ungkapnya.
Menperin mendukung penuh kegiatan ini serta program DWP Kemenperin lainnya yang bermanfaat bagi sesama. “Kami memberikan apresiasi kepada DWP Kemenperin yang setiap tahun rutin menyelenggarakan acara ini. Selain sebagai ibu rumah tangga, ibu-ibu ini juga luar biasa karena mendukung karir suami dan aktif di organisasi yang menjadi mitra Kemenperin,” papar Airlangga.
Menurut Menperin, peran nyata yang dilaksanakan oleh DWP Kemenperin tersebut merupakan suatu upaya yang sangat berarti, apalagi kegiatan semacam ini setiap tahun selalu dapat dilaksanakan. “Di bulan suci Ramadan ini, tentunya terasa jauh lebih bermakna apabila kita mampu mengisinya dengan berbagi kepada orang lain, di samping juga menjadi amal ibadah yang baik,” ucapnya.
Menperin pun berharap, melalui semangat kepedulian dan solidaritas, mampu meningkatkan kinerjainternal Kemenperin. “Kehadiran bulan Ramadan di tengah-tengah kita selalu menghadirkan berbagaikeistimewaan dan kebersamaan, serta menjadi semangat dalam bersilaturahmi untuk meningkatkan kepedulianterhadap sesama,” tuturnya.