Bila ada orang Indonesia yang terlibat tindak kejahatan di negeri orang, maka secara serta-merta menjadi viral bukan hanya di media sosial, tapi juga di berbagai media mainstream. Misalnya saja, ada seorang mahasiswa Indonesia yang kedapatan memotret orang sedang mandi, maka dalam sekejap berita ini menyebar kemana-mana. Bahkan siapa orang tuanya dan di mana alamatnya di Indonesia, sudah dicari orang untuk dijadikan bahan berita.
Tapi Kegiatan Muda Mudi Indonesia di Luar Negeri Tak Sedikitpun Bergaung
Dalam sebuah konser Kebudayaan, Tim dari Tanah Air berhasil meraih 7 dari 8 Medali emas dalam kategori yang dipertandingkan. Selain dari Tim dari Indonesia, kompetisi ini juga diikuti oleh tim dari tuan rumah Italia dan beberapa negara lainnya. Sebagai orang Indonesia, tentu saja kita semua patut bangga, bahwa generasi muda Indonesia, mampu mengharumkan nama Indonesia, di mata dunia, walaupun kemenangan mereka tidak sekaliber Olimpiade kelas dunia.
Secara Lengkap data yang diperoleh dari panitia adalah sebagai berikut:
The Blossomed Voice -Italy
Gruppo Vocale Noveccento -Italy
Tonar Choir -Iran
Immusicapella -Philipina
PSM-I.T.B- Indonesia
P.S.M-Undip – Indonesia
Polachoir -Ukraina
Coro de Camara – Spanyol
Alethia Choir -Romania
Konser Kebudayaan Di Gedung Don Bosco
Beberapa waktu yang lalu, tanggal 23 Juli 2018, kami hadir dalam Cultural Concert yang diselenggarakan di Gedung Don Bosco,walaupun harus menempuh perjalanan sekitar hampir 200 km dari kota Padova. Konser Kebudayaan ini, merupakan pagelaran tunggal dari I.T.B diikuti oleh 38 anggota, yang terdiri dari 20 mahasiswi dan 17 mahasiswa I.T.B di bawah pimpinan Adi Nugroho, yang sudah memiliki pengalaman mendunia dalam bidang paduan suara dan konser yang menampilkan keragaman budaya Indonesia.
Tampil Sungguh Memukau
Menyaksikan pagelaran paduan suara dan budaya yang ditampilkan oleh generasi muda Indonesia melalui ITB Grup ini, sungguh membuat kita bangga. Tidak salah mereka memenangkan 7 dari 8 Medali Emas.
Setiap usai satu babak, mendapatkan applaus yang luar biasa dari para penonton, yang hampir seratus persen orang Italia. Tak satupun yang tampak meninggalkan ruangan, hingga acara usai. Bahkan hingga seluruh rangkaian acara selesai, yang ditutup dengan lagu: “Indonesia Tanah Air Beta” dan seluruh peserta turun dari panggung, para penonton mengikuti mereka .
Sebagian saking kagumnya tidak ragu-ragu memeluk satu persatu para peserta ini. Menyaksikan semuanya ini, tanpa terasa ada sesuatu yang hangat di mata. Betapa tidak, generasi muda kita, tampil begitu anggun, santun dan sangat memukau.
Sambutan Dari Panitia
Mbak Dila yang menyampaikan sepatah kata dalam bahasa Inggris, mengatakan bahwa: “Dimanapun orang Indonesia berada, ia adalah tetap orang Indonesia. Dan pada malam ini, kami menampilkan beragam budaya, yang merupakan rangkuman dari kekayaan negara kami Indonesia. Kami ingin memperkenalkan keindahan negeri kami, melalui paduan suara dan tampilan budaya”
Acara yang dimulai pada jam 9.00 malam waktu setempat, baru berakhir sekitar jam 11.00 malam. Penuh rasa bangga dan haru. Apalagi menyaksikan warga Italia, memberikan perhatian begitu besar, seakan yang tampil di pentas adalah anak-anak mereka sendiri.
Meraih 7 Medali Emas
Tidak sia-sia mereka berlatih, sejak awal Januari 2018 sudah mempersiapkan diri untuk berlaga di negeri orang. Para Peserta Lomba Paduan Suara dan Budaya ini ditempatkan di sebuah Gedung yang lokasinya berada di Negara Slovenia, yang dulunya merupakan bagian dari Yugoslavia. Mengapa bukan di Italia?, kami tidak sempat menanyakannya.
Selain dari keberhasilan mereka merebut 7 dari 8 Medali Emas, mereka juga sekaligus mendapatkan penghargaan sebagai Peserta dengan kostum terbaik.
Nihil Perhatian Pihak Konjen RI Di Italia
Usai seluruh rangkaian acara, saya tidak mampu menahan hati untuk tidak bertanya:” Mengapa tak tampak satu orangpun utusan dari Pihak Konjen RI di sini?.
Untuk memastikan, saya mencoba menanyakan hal ini langsung kepada mas Adi Nugroho, yang merupakan pimpinan dari seluruh grup ini. Dan jawaban yang saya terima adalah wajah yang tadinya ceria, mendadak berubah sedih, sambil menarik nafas panjang, mengatakan: “Sudah kami sampaikan pak, tapi minim respons”.
Bawa Beras dan Rice Cooker
Sangat terharu, mendengarkan kisah persiapan para generasi muda Indonesia ini mempersiapkan diri, dalam segala keterbatasan mereka sebagai mahasiswa. Antara lain, kisah tentang bawa beras dan rice cooker dari Indonesia. Bayangkan, disamping mengalami jet lag akibat terbang belasan jam dari tanah air dan harus tampil prima dalam kompetisi, ternyata mereka masih harus memasak sendiri makanan mereka. Kira-kira intinya, begitulah suka dan duka muda-mudi Indonesia ini, dalam mempersiapkan diri, untuk bertarung di negeri orang.
Semoga pihak Kementerian Luar Negeri membaca berita ini dan dapat mengambil langkah langkah seperlunya, agar hendaknya ada sedikit perhatian dan penghargaan terhadap kinerja dan kerja keras anak-anak kita di luar negeri. Karena mereka ikut mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia.
Tjiptadinata Effendi