Pada Jumat sore, 21 Juni 2019, KBRI Roma menggelar pertunjukkan musik Indonesia dalam rangka memeriahkan hari musik atau Festa della Musica di Italia.
Festa della Musica adalah festival musik di Italia yang diselenggarakan setiap tanggal 21 Juni dalam rangka menyambut hadirnya musim panas.
Pada tahun ini di Kota Roma ada lebih dari 4.300 musisi yang berpartisipasi dalam 450 pertunjukan di berbagai tempat.
Nah, KBRI Roma bekerja sama dengan Pemda Kota Roma telah tiga kali berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Pertunjukan dengan tema “Siamo Indonesia” (kami Indonesia) kali ini memiliki arti spesial karena berlokasi di Piazza della Rotonda, persis di halaman bangunan bersejarah, Pantheon Roma.
Pantheon Roma adalah salah satu ikon peradaban Romawi yang berusia hampir 2000 tahun. Lokasi ini dikunjungi enam juta wisatawan setiap tahunnya.
Dari panggung di tengah keramaian pusat wisata kota Roma itulah, terdengar lantunan lagu tradisional Indonesia dari berbagai daerah.
Lagu-lagu tersebut dibawakan dengan instrumen tradisional seperti gamelan, angklung, suling Bali, kolintang, maupun instrumen modern.
Terlihat, ratusan pengunjung termasuk para pejabat kota Roma, masyarakat setempat dan para turis menikmati sajian musikal di Pantheon Roma ini.
Seorang pengunjung bernama Judy pun mengungkapkan kekagumannya.
“Pertunjukkan ini sangat meriah, mendorong saya untuk mengenal budaya Indonesia lebih dalam dan berkunjung ke Indonesia,” tutur dia.
Para musisi terdiri dari musisi remaja Indonesia dari grup Nusantara Etnik yang menampilkan lagu-lagu daerah termasuk kreasi sendiri.
Tak ketinggalan para staf KBRI Roma dan WNI setempat pun ikut berpartisipasi.
Tiara Siahaan (pianis berusia 15 tahun) dan Timothy Samosir (saksofon/suling) serta Marthalina (vocal) dari grup Nusantara Etnik menampilkan lagu ciptaan Tiara, Taksu Pregina (the Beauty of Bali Dancer) dan Hello Jakarta.
Suguhan ini dipadukan dengan penari Nadita Amalia dari Roma.
Mereka juga berkolaborasi dengan para staf KBRI Roma dari grup Dwi Loka, yaitu Harley (terompet), Charles (saksofon), Rahmat (kendang), dan Lona (gamelan, angklung).
Sejumlah lagu-lagu daerah yang dilantunkan antara lain Angin Mamiri, Sai Anju Ma Au, dan lagu O Sole Mio dari Italia.
Sementara itu, tim kesenian binaan Dinas Pariwisata Kota Manado menyuguhkan rangkaian lagu Esa Mokan, Un Genang dan Kota Manado dengan instrumen kolintang serta tarian Kabasaran.
Lalu, sejumlah musisi muda Italia, yaitu Illaria Meloni (vocal), Francesca (piano), Alessandro (gitar), dan Domenico (trumpet, synth) menyanyikan tembang jawa Yen In Tawang dan Dandang Gula Banjet.
Lagu-lagu itu disajikan dalam interpretasi musikal yang lebih eksperimental.
Di akhir acara, seluruh musisi dan penari bersama menyanyikan medley lagu Rame-rame, Yamko Rambe Yamko dan Paris Barantai sambil menari poco-poco.
Duta Besar RI untuk Italia, Esti Andayanidalam sambutannya menyampaikan, pertunjukan kali ini merupakan kolaborasi dari para seniman Indonesia dan Italia, sejalan dengan Peringatan 70 Tahun Hubungan Diplomatik RI – Italia.
Melalui suguhan ini diharapkan masyarakat kedua negara maupun dari berbagai bangsa dapat berbagi sukacita.
“Musik adalah bahasa yang universal, menyambung hati dan merekatkan jiwa,” ungkap Esti seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com.
Sumber: Kompas