Mengutip pernyataan Buya Hamka, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa, “Kemunduran negara tidak akan terjadi kalau tidak karena kemunduran budi dan jiwa”.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Jokowi dalam acara Peresmian Pondok Pesantren Terpadu Buya Hamka II di Padang, Sumatra Barat.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga mengajak masyarakat agar tidak banyak berpikir jelek.
“Yang kita kembangkan selalu sudah berprasangka jelek, gampang curiga, gampang berfikir negatif, gampang berpikir ujaran kebencian dan tidak berpikir yang penuh dengan kecintaan, berpikir yang positif, berpikir yang baik, khusnul tafahum,” ungkap Presiden seraya menyampaikan bahwa itulah realita politik di Indonesia saat ini.
Namun demikian, Presiden meyakini bahwa masyarakat pun makin dewasa dan matang berpolitik serta bisa memilah-milah informasi yang diterima.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden kembali menyampaikan klarifikasi mengenai isu-isu yang berkembang berkaitan dengan dirinya.
Dua isu yang diklarifikasi Presiden Jokowi yakni mengenai Partai Komunis Indonesia (PKI) dan terkait informasi yang menyebutkan dirinya keturunan etnis tionghoa dari Singapura.
“Isu-isu seperti ini saya kira kalau diterus-teruskan akan menghabiskan energi kita,” papar Presiden Jokowi.
Pada kesempatan ini Presiden Jokowi meresmikan gedung unit sekolah baru SMP, SMA, dan rusun Pondok Pesantren Modern Terpadu Prof. Dr. Hamka II serta Masjid Hj. Yuliana.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam acara tersebut, diantaranya Ibu Negara Iriana, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Wantimpres Sidarto Danusubroto, Wamen ESDM Archandra Tahar, serta Gubernur Provinsi Sumatra Barat Irwan Prayitno. (DNS/EN)