
Mungkin kalian berpikir-pikir apa yang akan terjadi dengan kebudayaan Indonesia di era globalisasi ini. Globalisasi sendiri memang memberikan banyak pengaruh terhadap kebudayaan Indonesia, banyak yang tergeser dan pelan-pelan menghilang. Namun tidak sedikit juga yang dikenal masyarakat luas dan mendunia. Angklung adalah salah satu contoh kebudayaan Indonesia yang berhasil terselamatkan dan mendunia.
Angklung sendiri merupakan alat musik khas Jawa Barat yang terbuat dari bambu. Bambu yang digunakan sebagai bahan angklung adalah adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada yang dihasilkan berasal dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar. Kata “angklung” berasal dari bahasa sunda, dan terdiri dari dua suku kata, yaitu “angkleung-angkleung” yang berarti diapung-apung dan “klung” yang merupakan suara yang dihasilkan oleh alat musik tersebut. Dengan kata lain angklung berarti suara “klung”yang dihasilkan dengan cara mengangkat atau mengapung-apungkan alat musik itu.
Suara angklung dipercaya akan mengundang perhatian Dewi Sri (Nyi Sri Pohaci). Sang Dewi dipercaya membawa kesuburan terhadap tanaman padi para petani dan akan memberikan kebahagian serta kesejahteraan bagi umat manusia.
Angklung dikenal sebagai alat musik multitonal (bernada ganda). Setiap satu alat musik angklung hanya menghasilkan satu nada. Berbeda ukuran angklung yang digetarkan atau digoyangkan menghasilkan nada yang berbeda pula. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa pemain angklung untuk menghasilkan melodi yang indah untuk didengar. Seorang pemain angklung dapat sekaligus memainkan 2 atau 3 buah alat musik angklung.
Angklung yang selama ini digunakan sebagai alat musik pada dasarnya fungsinya hampir sama dengan alat-alat musik yang lain. Kunci nada pada alat musik angklung tidak ubahnya seperti alat musik piano atau organ yang selama ini kita ketahui. Angklung kunci-kunci nada yang dibuat sama persis dengan piano atau organ tersebut, hanya saja pada alat musik angklung bahan material penghasil suara terbuat dari bahan dasar bambu.
Jika anda mengira angklung hanya memiliki satu jenis berarti anda salah, karena angklung memiliki beberapa jenis yang mugkin belum semua orang mengetahuinya. Setiap jenis memiliki nanda yang berbeda. Beberapa jenis angklung itu di antaranya adalah: (dilansir dari binasyifa.com)
Angklung sekarang ini sudah tidak lagi dipandang sebagai alat musik yang kuno ataupun ketinggalan zaman, melainkan sebagai alat musik tradisional khas Indonesia yang sudah mulai di kenal di dunia internasional. Hal ini terbukti, karena pada bulan november 2010, angklung dikukuhkan menjadi World Intangible Heritage oleh UNESCO, dengan begitu angklung dipatentakan sebagai ”real” Indonesia. Dengan diakuinya angklung sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia oleh UNESCO membuat angklung tidak bisa direbut atau dicuri negara lain. Hal ini membuat angklung sebagai Truly Indonesia
Saung Angklung Udjo, sebagai salah satu pihak yang berhasil mendorong alat musik tradisional angklung sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural Heritage of Humanity) dari UNESCO pada tahun 2010 silam kembali menggelar acara Angklung Pride.
Saung Angklung Udjo didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati, dengan maksud untuk melestarikan dan memelihara seni dan kebudayaan tradisional Sunda. Berlokasi di Jalan Padasuka 118, Bandung Timur Jawa Barat Indonesia. Udjo Ngalagena adalah seorang seniman angklung yang berasa dari Jawa Barat. Lahir pada tanggal 5 Maret 1929. Sepeninggal Udjo Ngalagena pada tanggal 03 Mei 2001, Saung Angklung Udjo tetap diteruskan oleh para putra – putri Udjo Ngalagena sehingga Saung Angklung Udjo tetap ramai dengan pengunjung yang ingin menyaksikan keindahan kesenian tradisional daerah.
Sekarang ini memang sudah sedikit orang Indonesia yang mau mempelajari kebudayaan negaranya sendiri apalagi setelah musik-musik dari luar negeri masuk dan berkembang di Indonesia. Namun, kesenian Angklung sudah mulai berkembang, dimulai dari seorang musisi yang berasal dari Jawa barat bernama “ Daeng Sutisna “ yang membuat komposisi beraneka ragam jenis musik dengan mengunakan alat musik angklung. Lalu tidak berhenti disana, hal tersebut dilanjutkan oleh “Saung Angklung Udjo”. Di pusat kebudayaan ini musik angklung berkembang pesat, tidak hanya lagu – lagu tradisional saja yang bisa dibawakan dengan menggunakan angklung, tetapi juga beragam jenis musik lainnya, seperti rock, jazz, pop, country, dan banyak jenis musik lainnya. Dari perkembangan yang pesat ini dan keindahan melodi yang dipadu dengan tarian – tarian indah asli Indonesia ini banyak menarik minat wisatawan asing yang datang untuk melihat pertunjukan angklung ditempat ini. Lagu – lagu nasional dan daerah di Indonesia tetapi juga lagu – lagu dari belahan dunia lain.
Antusiasme wisatawan asing yang datang ke tempat ini sangat membantu berkembangnya kebudayaan angklung di dunia internasional. Saat ini terhitung sudah ratusan kali Saung angklung Udjo mengadakan pementasan di luar negeri seperti di Australia, Belanda, Amerika Serikat , dan banyak negara lainnya. Selain itu, tidak hanya angklung yang dipentaskan di Negara – Negara tersebut tetapi berbagai jenis tarian tradisonal juga di ikut sertakan bahkan permainan permainan tradisonal dari Indonesia.
Menakjubkan, pementasan tersebut mendapatkan apresiasi dan antusias yang tinggi dari masyarakat disana, tidak jarang Saung angklung udjo mendapatkan undangan khusus langsung dari kedutan besar Negara – Negara sahabat untuk melakukan pementasan di negaranya. Tidak hanya itu, saat ini banyak mahasiswa seni dari Perancis dan Amerika yang sengaja datang ke Indonesia untuk mempelajari budaya Indonesia secara lebih dalam lagi. Bahkan dari acara pertukaran pelajar pun banyak siswa – siswi dari berbagai Negara sahabat yang berminat tinggi untuk datang dan belajar langsung kebudayaan Indonesia di Indonesia, tidak hanya angklung, tetapi juga tari – tarian tradisional, kerajinan tangan seperti, pendikar, dan batik, dan masih banyak kebudayaan lainnya.
Sejak badan budaya PBB UNESCO menetapkan angklung sebagai warisan budaya asli dari Indonesia, Angklung perlu dilestarikan dan diimplementasikan. Dengan cara menjaga, memelihara, melestarikan, dan meregenerasikan angklung ke seantero nusantara.
Salah satu bukti lain dari mendunianya alat musik angklung adalah dengan terbentuk sebuah kelompok orkestra angklung di Hamburg Jerman, dengan nama Angklung Hamburg Orchester. Grup tersebut merupakan grup angklung yang terdiri dari mahasiswa maupun murid-murid Indonesia di Hamburg. Disana, Angklung tidak hanya dimainkan untuk lagu-lagu tradisional seperti Kicir-Kicir atau Manuk Dadali. Kombinasi lagu barat seperti Mission Impossible atau New York New York dengan alat musik angklung menghasilkan perpaduan “modern ethnic.”