Sikap ngotot seorang Prabowo semakin menjadi-jadi karena diprovokasi oleh orang- orang disekitarnya. Sifat kenegarawanan lenyap tak berbekas dari seorang Djoko Santoso, Amien Rais, Rizal Ramli dan lainnya. Mereka hanya kelompok kaum pecundang yang memaksakan diri tampil garang. Gerakan dan ujaran mereka sangat berbahaya. Seperti membakar ilalang kering. Pendukungnya jadi semakin liar tak terkendali. Ini akibat ulah elite yang tidak legowo menerima kekalahan.
Diawali dengan kengototan bahwa Prabowo Sandi menang 62% tanpa perubahan, dan sekarang berubah lagi menjadi 54.24%, merupakan Parodi tidak lucu yang dilontarkan Kubu 02.
Bagaimana Response Rakyat terhadap Isu Kecurangan kepada KPU? Rakyat banyak yang menghadapinya dengan biasa saja, terlihat dari beberapa ujaran Supir Taksi Online yang tidak terlihat takut kepada People Power karena percaya dengan POLRI dan TNI bahkan Supir Taksi Online yang merupakan pendukung 02 pun banyak yang mulai alergi kepada idolanya, sudah kalah tetapi masih ngotot, ini benar benar sudah anak kecil lebih dari anak kecil.
Kita bisa lihat rata-rata di daerah, atau di kampung-kampung banyak masyarakat yang tidak lagi sibuk memikirkan pemilu. Mereka sudah nyoblos, dan kini fokus kembali dengan kegiatan masing-masing. Bagi yang muslim, juga lebih memilih untuk fokus menjalani ibadah di bulan suci ramadhan. Mereka tidak mau mengorbankan Ibadah Khusyuknya untuk melayani kegilaan mereka yang masih ngotot mau menang walaupun kalah, walaupun mereka adalah yang pernah dicoblos dan dipilih oleh rakyat itu sendiri, ya kecuali mereka yang sisi Agamanya minim tetapi sok militant dan sok gila gilaan mendukung, berharap jadi menteri atau setidaknya staf menteri andaikan junjungannya akhirnya bisa menang walaupun kemungkinannya tipis.
Rakyat menolak adanya aksi-aksi rusuh yang justru dapat merugikan banyak masyarakat. Banyak juga ulama dan tokoh agama yang menolak aksi-aksi inkonstitusional tersebut, seperti yang digaungkan oleh para provokator pemilu yang sejak awal memang tujuannya ingin bikin rusuh.
Sudah banyak contoh provokator dan penyebar hoaks yang ditangkap, mereka kemudian memintak maaf dan mengaku khilaf. Mereka kini meringkuk dalam penjara, bahkan yang mengancam ingin penggal kepala Presiden di ancam dengan hukuman seumur hidup.
Kita juga bisa lihat, hampir sudah tidak ada lagi elit politik atau ketum partai yang ada di barisan Prabowo, kecuali hanya tokoh ormas yang memang sengaja menumpang karena punya suatu tujuan. Elit partai juga rata-rata sudah berfikir realistis, kecuali elit di Gerindra. PKS contohnya, Mardani Ali Sera sudah meralat ucapannya soal gerakan #2019GantiPresiden menjadi gerakan haram, Demokrat melihat bahwa PILPRES ini sudah berjalan sebagaimana mestinya dan tidak melihat adanya kecurangan, PAN juga sudah puas karena Calegnya sudah bisa duduk manis di DPRD dan DPRD tingkat I dan II. GERINDRA sebenarnya Calegnya pun sudah banyak yang terpilih. Mengingat PILPRES dan PILEG berjalan seiring, jika Prabowo menilai ada kecurangan di KPU itu berarti PILEGpun ada kecurangan dan posisi PKS, PAN, DEMOKRAT dan GERINDRA yang sudah menang dan mendapat kursi akan berpotensi berubah jika sampai PEMILU diulang, apakah mereka rela ? Jawabannya Mimpi Kali yeee…
Pilpres telah selesai. Prabowo kalah. Terimalah kenyataan itu dgn lapang dada. Kembalilah ke dunia nyata. Bekerja dgn baik & membangun negara. Kalian yg heboh berjuang di bawah terik matahari. Memaki2 pemerintah & aparat. Tapi mrk hanya menonton & menikmati hasilnya.
Rakyat sekarang lebih cerdas, Lebaran sebentar lagi, Puasa sedang dijalankan, apakah mau mengorbankan Ibadah Puasa demi Nafsu kekuasaan kelompok. Saya rasa Rakyat lebih memilih berpuasa demi kemenangan saat Hari Raya Lebaran, daripada kemenangan Prabowo Sandi, karena mereka disaat sulit bisa dibantu oleh Allah Tuhan, tetapi paling cuman disenyumin saja sama Timses Prabowo Sandi. Percayalah, Fokus Lebaran jauh lebih bermakna daripada ngurusin People Power yang lebih banyak mudharatnya daripada Manfaatnya.
Bisa juga pakai nama Kedaulatan Rakyat seperti yang baru saja direvisi Amien Rais baru baru ini.
Untuk mengakhiri tulisan ini, saya akan memberikan Quote seorang Taksi Driver Online pendukung Prabowo Sandi dari Cikeas yang berjuang bekerja di DKI Jakarta.
“Sebagai Pendukung Prabowo Sandi, Saya malu menjadi pendukungnya karena kekalahan saja mereka tidak bisa menerimanya, tetapi saya bangga juga menjadi pendukungnya karena janji janji mereka walaupun rada kecewa dengan permainan Hoaxnya, tetapi di Bulan Ramadhan yang suci ini, Sebagai pendukungnya, saya cuman bisa mohon maaf lahir dan Batin kepada Pak Prabowo dan Pak Sandi karena saya lebih mendahulukan Allah dengan berpuasa dan menyambut lebaran di Kampung bersama Sanak keluarga, gak perduli lah sama People Power People Poweran, saya sadar dia menang ataupun kalah, saya juga tetap bekerja sebagai Supir Taksi Driver Online”