Sejarah Hari Perempuan Nasional bermula dari gerakan tuntutan hak oleh kaum perempuan pada 1908, gerakan ini dilatarbelakangi atas tuntutan hak berpendapat dan berpolitik oleh para pekerja pabrik garmen.
Pada tahun 1917, para perempuan Rusia memprotes perang dengan gerakan bertajuk ‘Roti dan Perdamaian’ pada hari Minggu terakhir di bulan Februari. Hari tersebut bertepatan dengan tanggal 8 Maret di kalender Masehi. 4 hari kemudian, Tsar Rusia memberikan hak untuk memilih untuk para perempuan.
Hingga akhirnya pada tahun 1975, untuk pertama kalinya PBB memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret. Sejak saat itulah pada tanggal ini diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional.
Peringatan Hari Perempuan Internasional, tahun ini bertemakan #BeBoldForChange (Beranilah Untuk Berubah)
Tema ini mendukung semua perempuan di dunia untuk membawa perubahan, meraih mimpinya, dan menyingkirkan segala penghalang yang menghalangi mimpi-mimpi mereka.
Perempuan diharapkan mampu berkontribusi untuk membawa perubahan pada dunia dan masa depan yang lebih baik, serta bisa menjadi pemimpin di lingkungan terdekatnya sekaligus menuntut kesetaraan gender.
Di Indonesia, beberapa kelompok yang menyuarakan hak-hak perempuan berkampanye dan berjalan dari Jakarta Pusat menuju ke Istana Presiden untuk memperingati IWD (Internasional Women’s Day).
Mereka memimpin kampanye dan memegang papan yang menunjukkan betapa banyak perempuan menjadi korban pelecehan seksual dan tewas dalam serangan fatal setiap tahunnya.
Kampanye di Jakarta ini menyuarakan keadaan hak-hak perempuan di Indonesia karena kesetaraan gender yang dianggap belumlah terealisasi secara baik.
Lantas bagaimana pandangan Jokowi terhadap perempuan?. Dihadapan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan ibu-ibu, Presiden Joko Widodo mengucapkan selamat Hari Perempuan Internasional.
Hal tersebut disampaikan mantan Walikota Solo itu, saat menyerahkan kartu Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Pintar di GOR Tri Dharma Gresik, Jawa Timur, Kamis, 8 Maret 2018.
“Saya ingin mengucapkan selamat Hari Perempuan Internasional kepada ibu-ibu yang hadir di sini kepada seluruh perempuan Indonesia yang saya banggakan dan hormati,” ujar Jokowi.
Kebanggaan dan rasa hormat yang diberikan oleh Jokowi kepada kaum perempuan bukanlah sekedar basa-basi belaka. Hal ini tercermin melalui Kabinet Kerja Jokowi – JK periode 2014–2019 memiliki jumlah menteri perempuan terbanyak sepanjang sejarah RI yakni 8 orang, dari total 34 Menteri.
Di jaman kepemerintahan Jokowi, perempuan diberikan kesempatan untuk berkarya dan berprestasi sebesar-besarnya. Terbukti beberapa menteri terbaik yang memiliki prestasi menonjol justru datang dari kaum hawa.
Sebut saja Sri Mulyani, menteri yang namanya sering digadang-gadang untuk menjadi cawapres Jokowi periode kedua nanti, belum lama ini mendapatkan predikat sebagai menteri terbaik di dunia.
Siapa yang tidak kenal Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan yang terkenal dengan jargon “Tenggelamkan!!”, pun tidak kalah berprestasinya dalam menghalau kapal pencuri ikan. Berbagai penghargaan nasional dan internasional pun pernah didapatnya.
Dan tak luput pula Retno Marsudi, menteri luar negeri yang jarang diberitakan namun sangat berperan mengangkat citra Indonesia di mata dunia Internasional dan menjaga politik luar negeri Indonesia yang bebas, aktif.
Contoh lain lagi, munculnya Partai Solidaritas Indonesia, pertama kali dan satu-satunya partai di Indonesia yang lolos seleksi KPU dengan persentase keterwakilan perempuan tertinggi, yakni 66,66 persen.
Walaupun peran perempuan di Indonesia beberapa tahun terakhir ini semakin menunjukkan peningkatan. Bukan berarti kesetaraan gender di Indonesia telah tercapai. Masih banyak hal-hal yang harus dibenahi serta perlindungan terhadap kaum perempuan masih harus ditingkatkan.
Tak jarang kita mendengar terjadinya kasus yang terjadi dan korbannya adalah kaum perempuan. KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), pelecehan seksual, penyiksaan para TKW Indonesia di luar negeri, poligami bertopengkan agama, serta banyak lagi lainnya yang harus diselesaikan dan menjadi tugas kita selanjutnya.
Selamat Hari Perempuan Internasional