Indovoices.com- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan kembali pentingnya, sinergi dan integrasi program antarkementerian dan lembaga dalam mengatasi segala persoalan kesehatan dan sumber daya manusia (SDM)
Hal itu dikatakan Menteri Kesehatan Nila Moeloek saat memberikan pembekalan kepada peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan VII Tahun 2019 di Ruang Auditorium, Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Cilandak, Jakarta, Sabtu (07/09/2019).
Narasumber pelatihan tersebut antara lain Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi Lembaga Administrasi Nasional (LAN), Basseng dan Plt Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan (PPSDM) Kemenkes, Kirana Pritasari.
Deputi LAN mengatakan bahwa esensi dari pelatihan ini adalah kepemimpinan para aparatur sipil negara (ASN). Kepemimpinan yang tidak hanya memimpin, namun mampu membawa perubahan.
“Kompetensi itu perlu pembiasaan, ini baru ketrampilan. Untuk menjadi pemimpin perlu pembiasaan, oleh karenanya perlu ditindaklanjuti dengan perubahan-perubahan,” kata Basseng.
Menkes Nila Moeloek menambahkan bahwa peserta pelatihan diharapkan mampu menjadi agent of change atau pengubah perilaku. Selain itu, pelatihan tersebut diharapkan mampu membentuk aparatur yang profesional dan berdaya saing (kompetitif). Bukan kompetitif yang saling menjatuhkan, tetapi saling berkolaborasi untuk Indonesia sejahtera.
“Saya ucapkan terima kasih karena banyak peserta dari berbagai sektor. Inilah pentingnya integrasi dan sinergitas antarlini, karena kami tidak mungkin bekerja sendiri. Memang inilah yang dibutuhkan dibidang kesehatan,” kata Menkes Nila Moeloek.
Menkes Nila Moeloek mencontohkan dukungan dukungan lintas kementerian yang nantinya membantu persoalan kesehatan di Indonesia seperti stunting, penyakit tidak menular, kebersihan lingkungan dan peredaran obat palsu.
Saat ini angka prevalensi stunting secara nasional masih 30,8%. Artinya, dari 10 anak ada 3 anak yang mengalami stunting (kekerdilan). Untuk mendapatkan anak yang tidak stunting, Menkes berharap Bappenas mengubah Human Development Index (HDI) menjadi Human Capital Index (HCI) karena HDI hanya menentukan panjang usia bukan kesehatannya.
Lebih lanjut, Menkes Nila Moeloek menambahkan bahwa persoalan penyakit tidak menular seperti diabetes, jantung dan hipertensi di Indonesia tergolong tinggi, sehingga diharapkan dukungan dari Kementerian Perindustrian agar industri lebih ketat dalam penggunaan garam, gula, lemak dan rokok. Kemudian mengenai hidup bersih dan sehat, dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, diharapkan agar memerhatikan perilaku masyarakat, dalam hal ini perilaku membuang sampah sembarangan. Adapun pihak Polri membantu dalam pengawasan peredaran obat terutama obat palsu.
Selain itu, Menkes Nila Moeloek berharap agar peserta pelatihan terus melakukan inovasi dan mengimplementasikannya, terutama inovasi positif yang membawa perubahan untuk masyarakat.
“Harapan saya bagi yang sudah mendapatkan pelatihan kepemimpinan, untuk dapat memberikan perubahan secara holistik dan luas, saling bersama saling mengisi, dan setelah pelatihan ini kita menyadari bahwa kita saling membutuhkan,” imbuhnya.
Kepuasan Peserta
Pelatihan ini mengusung tema “Mewujudkan Pemimpin Adaptif dan Inovatif dalam Pembangunan Kesehatan di Era 4.0”. Kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI dengan LAN. Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II berlangsung dari tanggal 2 Mei–7 September 2019.
Pelatihan diikuti oleh 60 peserta dari berbagai instansi seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Tenaga Kerja, Jaksa Agung, Kementerian Perindustrian, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Polri, dan berbagai profesi di Kabupaten/Kota. Seluruhnya dinyatakan lulus, tiga peserta memperoleh predikat sangat memuaskan dan 57 peserta memperoleh predikat memuaskan.
Plt Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kirana Pritasari mengatakan bahwa berdasarkan evaluasi kegiatan, seluruh peserta puas dengan penyelenggaraan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan VII Tahun 2019.
“Untuk penceramah, fasilitator dan narasumber peserta rata-rata memberikan nilai baik, untuk penyelenggaraan berdasarkan survei kepuasan pelanggan seluruh peserta menyatakan puas, meskipun ada beberapa masukan yang akan kami evaluasi,” jelasnya.(jpp)