Semasa duduk di bangku SMP, bank BRI di kota saya sudah tutup pada jam satu siang. Pegawainya sudah di rumah pada sore hari. Kenapa bisa begitu santai? Jawabannya sederhana, karena tidak ada pesaing. Tidak ada kompetisi.
Lalu bank-bank swasta dan bank asing masuk Indonesia dengan pelayanan nasabah yang bagus, kantor yang bersih, petugas yang ramah. Mau tidak mau BRI dan bank-bank nasional berbenah kalau tidak mau ditinggal.
Sekarang coba Anda tanyakan ke keluarga atau kerabat yang bekerja di Bank BRI. Mereka pulang jam berapa? Biasanya malam, bahkan hampir larut malam. Di tengah persaingan ketat dengan bank asing dan bank swasta, BRI mencatatkan keuntungan terbesar pada tahun 2017 sebesar Rp29,04 triliun.
Karena itulah, pada konferensi Forum Rektor Indonesia di Makassar, pekan lalu, saya menyampaikan mengenai usulan dari Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Kata Pak Menteri, “Pak, ini perguruan tinggi kalau enggak berubah kita kasih kompetisi dengan universitas asing.” Saya belum menyetujuinya. Saya meminta Menristekdikti berbicara terlebih dahulu dengan semua rektor, baik negeri maupun swasta. Kalau tanpa diberi kompetitor bisa berubah ya tidak usah. Tapi kalau kita tunggu tidak ada perubahan, ya kita beri kompetitor. (*)