Dua youtuber, Rius Vernandes dan Elwiyana Monica menjadi viral diperbincangkan warganet. Unggahannya di media sosial yang mengulas fasilitas bisnis class maskapai penerbangan Garuda berujung pelaporan pencemaran nama baik oleh pihak maskapai Garuda. Ruis dan Elwiyana akan diperiksa sebagai pihak terlapor oleh Polres Bandara Soekarno Hatta. Apakah langkah maskapai penerbangan Garuda melaporkan Rius dan Elwiyana ke polisi sudah tepat? Dan apa yang salah dengan unggahan dari Ruis dan Elwiyana?
Sebelum kita menganalisa, mari kita pahami dulu, apakah ada yang aneh dengan Youtuber melakukan Product Review dengan Pelayanan Maskapai penerbangan?
Mari kita berkenalan dengan Vlogger – Blogger Josh Cahill, Pria kelahiran Germany – Czech yang fokus melakukan Produk review kepada maskapai penerbangan.
https://www.youtube.com/watch?v=SoKL7nnfw9E&list=PLnL9azbE_bz3jQ23R0JiSpiElDp3MqtrQ
Seluruh Vlog complain masalah Maskapai yang pernah dia alami, dia deskripsikan di Channel diatas, Review dari Malaysia Airlines, Air China, Jet Airways, Polish Airlines, Cathay Pacific, Xiamen Air. Hal yang menarik adalah ketika dari semua Review yang Josh lakukan ke Maskapai penerbangan di Asia, dia mendapatkan tanggapan yang sangat indah dari Malaysian Airlines padahal Kritikan Josh terlihat menohok
“Hello Josh, Our head of Customer Experience read your post and had sent a message to the Captain to see how we could make your flight more comfortable. You did not do anything wrong at all, and I apologize if it’s making you feel uncomfortable. Criticism is something that we all accept and are willing to learn from. Can I please ask what has transpired so far?”
Kejadian senada juga pernah terjadi di British Airways dan British Airways juga menjawab komplen penumpangnya yang sudah viral kemana mana.
Dalam penerbangan dari Texas menuju London tersebut, pramugari membagikan makanan kepada setiap penumpang, termasuk Erix. Saat dibuka, ternyata penampilan makanan itu tidak membuat selera sama sekali. Menunya adalah ayam, kentang, sayuran, dan semangkuk kecil makanan beku yang baru dipanaskan. Alhasil, Erix menganggap makanan tersebut seperti makanan anjing.
Dia nggak lagi berselera untuk menyantap makanan tersebut karena udah jijik duluan dengan penampilannya. Erix lalu memotret makanan tersebut, dan ketika sudah mendarat di tempat tujuan, dia mengunggah foto tersebut ke media sosial. Dia tidak terima disuguhkan makanan yang berantakan karena sudah membayar tiket pesawat sebesar 700 Pounds atau sekitar Rp 12 juta.
“British Airways hati-hati. Lanjutkan ini dan Anda tidak akan pernah mendapatkan bintang Michelin itu,” tulis @FamiliaBooher di Twitter.
Keluhan ini kemudian dijawab oleh pihak maskapai, yaitu British Airways. Mereka meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh Erix. Namun, maskapai menegaskan bahwa makanan itu aman dimakan meskipun penampilannya jauh dari harapan. British Airways sangat bangga dengan makanan yang mereka sajikan kepada setiap penumpang
Kami mohon maaf bahwa standar makanan kami jauh dari harapan pelanggan pada kesempatan ini. Kami bangga dengan kualitas makanan yang ditawarkan di atas pesawat,” balas salah seorang juru bicara British Airways.
Masalah ini akhirnya selesai dan tidak ada gugatan dari British Airways kepada penumpangnya yang sudah memviralkan keluhannya via Twitter.
Kembali ke kasus Rius & Elwiyana, Kasus Rius menunjukkan betapa rentannya warga Indonesia pada jerat UU ITE. Karenanya, penting bagi semua untuk tahu apa itu UU ITE dan tindakan apa yang dikategorikan pencemaran nama baik. SAFENet dalam rilisnya pada Rabu (17/7/2019) menyatakan, nama baik adalah “Nama baik yang dimaksud adalah suatu rasa harga diri atau martabat yang didasarkan pada pandangan atau penilaian yang baik dari masyarakat terhadap seseorang dalam hubungan pergaulan hidup bermasyarakat. Nama baik adalah kehormatan yang diberikan oleh masyarakat kepada seseorang berhubung dengan kedudukannya di dalam masyarakat.”
Untuk dijerat dengan UU ITE, tindakan yang dianggap mencemarkan nama baik juga harus dikorelasikan dengan Pasal 310 KUHP. Syarat lain, kata-kata atau perbuatan yang kita lakukan juga harus memuat unsur kebohongan. Jika yang kita katakan adalah fakta dan perbuatan kita hanya mendokumentasikan sesuatu maka kita tak bisa dianggap mencemarkan nama baik.
Akan sangat riskan sekali, jika Product Review termasuk kedalam pelanggaran UU ITE karena yang Namanya Produk itu bisa memiliki kelebihan ataupun kekurangan. Banyak sekali Youtuber yang memberikan Produk Review seputar makanan, Hotel, Jasa, Servis, jika memang produk yang akan di review kan memiliki kelemahan, misalnya sebuah makanan keasinan, kemanisan, kepedasan atau hambar, apakah kita harus berbohong hanya untuk membuat produk itu terlihat WOW? Bukankah itu malah menjadi Hoax apalagi jika Produk itu dinikmati orang banyak. Misalkan sebuah hotel yang memiliki Pelayanan yang parah, Room service yang cuek, Pelayanan yang lambat tetapi kita review kan sebagai hotel yang wow, bukankah kita malah mengajak orang orang ke dalam jurang kebohongan yang kita buat dan merugikan kita sendiri? Bahkan tidak menutup kemungkinan, kita juga akan digugat karena mengumbar kebohongan?
Kasus ini sebenarnya sangatlah mudah, Jika memang ini kesalahan Maskapai, bisa saja Maskapai tersebut meminta maaf secara terbuka kepada publik bahwa dia salah dan itu sudah dilakukan, mestinya tidak perlu ada yang dibesar besarkan lagi.
Pihak Garuda Indonesia meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi dan memastikan bahwa pihaknya telah menyediakan kartu menu sesuai standar kelas bisnis. Minta maaf Selain itu, Rius Vernandes juga mengunggah foto yang menunjukkan ruang customer service milik Garuda Indonesia. Ia menyebutkan, pihak Garuda Indonesia telah meminta maaf. “Intinya Garuda Indonesia minta maaf soal ini. Aduh asli gue juga enggak marah atau gimana. Gue cuma sedang menjalankan job gue sebagai reviewer pesawat. Share apapun yang terjadi di pesawat, gitu doang,” tulis Rius
Jadi jika masih ada kelanjutan dari Maskapai GARUDA dan menuntut Rius Vernades, menurut Penulis, ini adalah tindakan yang kurang bijaksana, karena Garuda Indonesia sudah minta maaf dan Rius juga tidak merasa dirugikan dan yang dia lakukan hanya sekedar Review apa yang dia alami apa adanya, yang mestinya tidak perlu disikapi dengan berlebihan, apalagi dengan pelaporan ke Kepolisian.