Indovoices.com – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyatakan Pagelaran Wayang Kulit diharapkan dapat memberikan pesan damai dan mengobarkan semangat melawan racun demokrasi sehingga Negara Indonesia terhindar dari hal-hal yang dapat memecah persatuan bangsa.
“Dengan adanya wayang kulit, diharapkan akan ada pengembangan jiwa Pancasila pada diri sehingga memperbaiki krisis mental, moral dan jati diri yang menjadi fenomena masa kini,” jelasnya saat menghadiri Pertunjukan wayang kulit yang dibawakan oleh Dalang Ki Bayu Aji Pamungkas di Halaman Balaikota Semarang Jl.Pemuda Nomor 148, Jum’at (25/1/2019) malam.
Menurut Tjahjo Kumolo, pagelaran rutin wayang kulit diselenggarakan dalam rangka untuk melestrasikan nilai-nilai budaya luhur bagi masyarakat Jawa dan masyarakat seluruh Indonesia pada umumnya, di sisi lain juga memberikan sosialisasi terkait pesan pembangunan untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
“Kami menitipkan kepada Dalang Ki Bayu Aji Pamungkas untuk menyisipkan pesan-pesan moral melawan Racun Demokrasi. Mari kita menghindari hal-hal yang bisa memecah persatuan bangsa”, ungkapnya.
Pagelaran wayang berjudul “Bima Krida atau Bima Yang Bekerja” itu diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri bersama Pemerintah Kota Semarang. Kemendagri sendiri telah menjadikan wayang kulit sebagai agenda rutin. Nantinya wayang kulit direncanakan akan digelar secara bergilir diberbagai kota.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (sekjen) Kemendagri Hadi Prabowo dalam sambutannya menjelaskan, “Lakon Bimo Krida artinya Bimo Yang Bekerja, bagi masyarakat semarang artinya saling melengkapi untuk bergotong-royong menjadikan Semarang menjadi semakin bertambah iman makmur dan sejahtera masyarakatnya”.
Selain mengapresiasi dukungan atas penyelenggaraan Wayang Kulit, lebih lanjut Hadi mengapresiasi Kota Semarang yang telah banyak berbenah. Terbukti dengan raihan 40 penghargaan dan upaya-upaya pembangunan yang telah dilakukan selama 3 (tiga) tahun selama Pemerintahan Walikota dan Wakil Walikota Semarang.