Selama lebih kurang 15 tahun, sejak aktif memberikan seminar tentang tehnik penyembuhan alami yang dikenal dengan istilah: ”Reiki”, dapat dikatakan dalam satu bulan, rata-rata saya dan istri memanfaatkan transportasi udara, minimal 2 kali dalam satu bulan. Berarti kalau dihitung perjalanan pulang pergi, menjadi 4 kali penerbangan selama sebulan. Mengunjungi hampir setiap kota yang memiliki bandar udara, yakni dari Sabang hingga Merauke.
Sehingga dalam satu tahun, minimal kami menumpang pesawat terbang, sebanyak 4 X12=48 kali. Jadi selama kurun waktu 15 tahun, jam terbang kami sudah mencapai sekitar 700 kali penerbangan. Tidak jarang mengalami cuaca yang buruk dan badan pesawat terguncang. Pernah menumpang Lion Air dan ketika mendarat di Bandara Soetta, roda pesawat macet, sehingga harus ditarik oleh kendaraan untuk bisa tiba di parkiran.
Begitu duduk di kursi pesawat, maka yang dapat dilakukan adalah berserah diri sepenuhya kepada Tuhan. Hal ini akan meminimalkan rasa cemas yang dapat timbul, bilamana cuaca jelek dan pesawat mengalami guncangan selama penerbangan. Atau ketika Kapten Pilot mengumumkan pesawat akan kembali ke bandara, karena cuaca tidak mengizinkan untuk melanjutkan penerbangan.
Mendahulukan Keselamatan
Kendati hidup mati seseorang ada ditangan Tuhan, tetapi tidak ada salahnya sejak sedini mungkin kita menjauhkan diri, baik pribadi maupun keluarga, dari hal hal atau kondisi yang dapat membahayakan. Salah satu nya adalah memilih tempat duduk ketika berada dalam penerbangan.
Kebiasaan kita pada umumnya adalah memilih tempat yang sedapatnya paling depan. Malahan cukup banyak orang yang memiliki dana yang cukup, rela membeli tiket Bussines Class dengan harga 3 kali lebih mahal daripada ekonomi kelas, hanya untuk dapat menempati kursi terdepan dengan segala ekstra fasilitasnya.
Justru Kursi Barisan Belakang Lebih Aman
Ternyata sebuah penelitian yang telah berlangsung sejak tahun 1971, berarti sudah 43 tahun, justru penumpang yang menduduki kursi di barisan belakang adalah yang paling besar peluang selamat, bila terjadi sesuatu accident pada pesawat yang ditumpanginya.
Survei Popular Mechanics, yang melakukan survei khusus pada setiap kecelakaan jet komersial di Amerika Serikat sejak tahun 1971 dan mengumpulkan data. Ditemukan bahwa penumpang di dekat ekor pesawat adalah sekitar 40 persen lebih mungkin untuk bertahan hidup kecelakaan daripada di beberapa baris pertama.
Memilih tempat duduk dekat gang memberi kesempatan terbaik bagi para penumpang untuk mendapatkan peluang pertama bilamana dalam marabahaya dan memerlukan evakuasi.
Secara keseluruhan, menurut penelitian, kursi belakang Tempat Yang Nyaman Belum Tentu Aman memiliki tingkat kelangsungan hidup terbaik selama kecelakaan, dengan 69 persen kesempatan untuk mendapatkan keluar hidup-hidup.“
Tidak ada orang yang mengharapkan terjadinya sesuatu bencana, tetapi mawas diri dan meminimalkan setiap peluang terjadinya sesuatu yang dapat membahayakan keselamatan diri dan keluarga, tentu tidak ada salahnya. Mengetahui hasil penelitian ini, tidak untuk menciptakan diri, melainkan untuk mewaspadainya.
Dan sekaligus merupakan hiburan bagi yang duduk dikelas ekonomi, agar tidak perlu bermimpi, untuk suatu waktu duduk di barisan terdepan dan membayar 3 kali lipat harga tiket. Karena ternyata dari hasil penelitian selama lebih dari 40 tahun, justru penumpang yang duduk di barisan belakang, memiliki peluang paling besar untuk dapat keluar dengan selamat, bila terjadi marabahya pada pesawat. Dalam kata lain, penumpang yang duduk di kelas ekonomi, adalah penumpang yang duduk di posisi paling aman, dibandingkan dengan yang duduk di kelas bussines atau first class.
Sisi lain, dalam penerbangan jauh (long distance), ada baiknya duduk di rear (gang), baik dari segi keamanannya, juga dari sisi kenyamanannya. Karena bila kita duduk didekat jendela dan mau ke toilet, sedangkan orang yang duduk di sebelah kita tidur lelap. Akan jadi dilemma untuk kita, mau bangunin orang atau mau nahan tidak ke toilet berjam-jam.
Apalagi membaca berita belakangan ini, sering terjadi kecelakaan pesawat terbang. Kendati data-data yang ditampilkan di atas tidak merupakan sebuah patokan baku dalam penerbangan, namun setidaknya mungkin hasil penelitian yang ditampilkan dalam majalah senior ini, dapat menjadi sebuah pilihan bagi kita. Memilih kursi yang enak atau memilih kursi yang aman?
Akan tetapi, bilamana terjadi pesawat jatuh dan menghujam kedalam laut, seperti yang terjadi pada pesawat Lion Air JT-610, memang segala persiapan kita,tidak lagi berarti apapun. Kita hanya bisa berusaha, untuk meminimalkan bahaya dan memilih tempat yang paling aman. Akan tetapi bila takdir sudah memanggil, tidak seorangpun dapat menghindarinya,
Sumber bacaan : senior magazine
Tjiptadinata Effendi