Seperti halnya ‘Merawat Pancasila dan NKRI’, dari bahasanya kelihatan simpel, tetapi tidak dengan penerapannya yang sangat sulit kalau masih ada sifat individualisme yang berlebihan dikalangan masyarakat Indonesia. Masih banyak dikalangan masyarakat Indonesia yang hanya sekedar tahu isi Pancasila namun tidak mengerti maksud serta kurangnya penerapan didalam diri masing-masing individu. Pada masa sekarang ini banyak kejadian-kejadian akibat keberagaman baik itu suku, budaya, agama, golongan/status dan lain sebagainya. Misalnya ditinjau dari golongan/status, orang kaya yang memiliki anak laki-laki mengidamkan seorang menantu yang derajat keluarganya sama dengan derajat orang kaya tersebut.
Lalu bagaimana nasib orang miskin/tidak mampu? Apakah mereka tidak berhak untuk hidup lebih layak lagi dan memperbaiki status perkonomian mereka? Inilah yang sering menjadi perdebatan di lingkup masyarakat. Mengenal sifat dan karakter manusia pada umumnya berbeda-beda, ada yang sanguinis, melankolis dan sebagainya. Maka perlakuan individu dalam menyikapi sesuatu pun berbeda-beda.
Sama halnya seperti saya, Saya lahir diIndonesia, saya dilahirkan kedunia ini dengan latar belakang orangtua yang memeluk agama Katolik maka saya beragama Katolik. Seandainya saya lahir di arab atau Palestina dari keluaga Islam, apakah ada jaminan bahwa saya memeluk Katolik sebagai agama saya? Tidak.
Sejak saya dikandungan hingga terlahir kedunia, saya sudah menerima warisan dari orangtua saya, Kewarganegaraan Indonesia, Agama Katolik, dan Suku Batak Simalungun. Sampai saya bertumpu diumur 20 tahun, syukurlah saya belum pernah bersitegang dengan orang-orang yang memiliki warisan berbeda dengan saya, karena saya tahu mereka juga tidak bisa memilih apa yang akan mereka terima dari orangtua.
Sejak kecil, saya didoktrin oleh orangtua bahwa ajaran yang paling benar adalah ajaran Katolik, lalu bagaimana dengan ajaran orangtua orang yang memiliki warisan agama berbeda dengan saya? Orangtua mereka juga akan mengatakan hal yang sama dengan orangtua saya. Dalam ajaran agama Katolik, hanya yang mengimani Allah Tritunggal yang berhak masuk surga dan kita mengasihi agama lain karena mereka tidak mengimani Yesus dan akan masuk neraka.
Sama halnya dengan teman saya yang Islam, mereka mengimani Allah SWT sebagai Tuhan mereka, dan mereka mengasihi agama lain karena mereka menganggap agama lain Kafir dan akan mati masuk neraka. Pandangan yang sama bukan? Beda penyampain dan kepercayaan, namun satu maksud.
Bagaimana ketika semua orang didunia ini memiliki sifat superioritas yang tinggi, semua menuntut agar orang lain juga ikut menganut agamanya, apakah NKRI masih tetap menjadi Bhineka Tunggal Ika? Bukankah perbedaan yang menyatu itu indah?
Nah, salah satu karakteristik manusia adalah saling membenarkan bahwa agamanya saja yang paling benar, padahal pada dasarnya semua agama itu baik dan benar ajarannya, hanya penyampaiannya saja dan berbeda. Namun mengapa mesti menjadi rebutan?
Mengapa saya katakan menjadi rebutan? Karena setiap orang menginginkan agar orang lain juga mengikuti warisan yang orang tersebut miliki. Manusia memang berhak menyampaikan firman Tuhan, tapi jangan sesekali menjadi Tuhan. Karena setiap manusia memiliki kebebasan tersendiri untuk memilih didalam hidupnya.
Nah,, ini perlu kita perhatikan bersama, selama ini kita hanya sekedar tahu isi dari pancasila, dari mulai kita duduk dibangku SD, guru PPKN sudah memberikan kita tugas untuk menghafal Pancasila dan tidak hanya itu, setiap hari Senin, saat upacara, pasti ada mengucapkan Pancasila. Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah kita paham dengan makna dari isi Pancasila itu? Saya rasa tidak. Kalau benar kita sudah memahami isinya, pasti tidak ada konflikdi Negara kita ini hanya karena persoalan perbedaan.
Seperti halnya gambar diatas ini, saya membaca artikel dari sumber tersebut, bahwasannya rakyat Indonesia merindukan akan Indahnya Keberagaman itu.
Hasan mengatakan sasaran yang dituju dalam aksi damai ini adalah merawat Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan kebinekaan Indonesia, serta mempertahankan pemerintahan yang terpilih secara konstitusional dan menyerukan penegakan hukum yang tidak bisa diintervensi pihak mana pun. Menurut dia, sejumlah warga gelisah karena dibiarkannya kelompok yang dinilai tidak menghargai perbedaan dan tidak memiliki kebinekaan, tapi ingin mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan ideologi yang bertentangan dengan NKRI.
Maka dari itu perbedaaan itu sangat indah, apalagi kita saling menanamkan rasa toleransi antara satu dengan yang lain, walaupun berbeda-beda tetap satu jua. Mari mulai sekarang tanamkan dalam diri kita masing-masing “Berani Bersatu Membela Keberagaman”.
#BeraniBersatuMembelaKeberagaman