.:: MAJELIS ADAT KERAJAAN NUSANTARA (MAKN) ::.
(Dan Tanggapan Mengenai Aksi Tolak UU Cipta Kerja Pada 13 Oktober 2020)
“Tidak terjun di dalam politik bukan berarti buta politik”
Agaknya,
Ungkapan di atas bisa mewakili sikap daripada Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN),
Berkaitan dg aksi penolakan UU Cipta Kerja,
Yg berlangsung pada hari Selasa, 13 Oktober 2020.
Pada tanggapan yg disampaikan secara terbuka tersebut,
Ada beberapa point yg menjadi pokok daripada tanggapan MAKN tersebut,
Antara lain :
1. Kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat dijamin oleh konstitusi.
2. Hendaknya menghindari adanya kekerasan / vandalisme (pengrusakan).
3. Mendukung pemerintahan yg sah, tetapi bersikap kritis dsn konstruktif.
————————————-
Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) adalah sebuah perkumpulan Kerajaan Nusantara bersifat kekeluargaan independen.
Dibentuk dan didirikan dalam Musyawarah Agung I pada tanggal 06 – 07 Agustus 2019 di Denpasar,
Oleh 36 Deklarator Kerajaan.
MAKN merupakan organisasi yg berkiprah dalam pelestarian kearifan lokal dan pengembangan budaya daerah,
Dimana pada akhirnya nanti akan memperkaya khazanah kebudayaan Nasional.
Adapun tujuan daripada MAKN adalah utk menjaga, melestarikan, mengembangkan dan melindungi adat istiadat,
Tradisi, seni dan budaya warisan para leluhur Kerajaan.
Juga membangun kerjasama antara kerajaan2 Nusantara,
Pemerintah Pusat dan Daerah,
Serta Lembaga2 Swasta dan BUMN.
MAKN berjuang melalui adat tradisi dan budaya,
Serta fokus kepada usaha pelestarian adat, tradisi dan budaya Nusantara,
Sebagai salah satu perwujudan tujuan Pembangunan Nasional,
Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Selain juga turut serta menjaga kedaulatan NKRI sebagai benteng ketahanan NKRI.
——————————
Hingga saat ini,
Sudah ada 53 kerajaan / kesultanan di seluruh Nusantara,
Yg bergabung ke dalam MAKN,
Yg wilayahnya tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Keberadaan MAKN yg dipimpin oleh Ketua Harian YM. KPH. Eddy Wirabhumi SH., MM (Keraton Kasunanan Surakarta),
Dan Sekjen YM. Dra. Hj. R.AY. Yani WSS. Kuswodidjoyo (Pengageng Kesultanan Sumenep),
Bukan dimaksudkan utk membangkitkan kembali feodalisme di negeri tercinta Indonesia.
Namun lebih kepada upaya2 pelestarian seni dan budaya Nusantara,
Yg disadari maupun tidak,
Merupakan daya tarik tersendiri bagi industri pariwisata di negeri ini.
Harapan ke depannya,
Adalah agar seni dan budaya Nusantara akan semakin berkembang,
Semakin dikenal luas,
Baik di negerinya sendiri,
Maupun di dunia Internasional.
Sehingga dapat semakin mengangkat derajat Indonesia di mata dunia …
Salam budaya,
Salam Indonesia Raya 🇲🇨🇲🇨