Indovoices.com –Di tengah lumpuhnya banyak sektor usaha karena virus corona, ekonomi digital justru tumbuh dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian. Konsep ekonomi digital ini dinilai memiliki prospek cemerlang di masa mendatang.
Menurut Direktur Digital PT Telkom Indonesia, Muhammad Fajrin Rasyid, nilai ekonomi digital di tahun 2020 ini mencapai Rp 500 triliun. Pendiri startup Bukalapak itu memperkirakan nilai tersebut bakal tumbuh hingga 5 kali lipat di tahun 2025.
“Ke depan ekonomi di seluruh dunia ditopang ekonomi digital. Nilai ekonomi digital di tahun 2025 diprediksi naik 4-5 kali lipat, jadi Rp 2.000 triliun,” ujar Fajrin dalam acara Lead The Fest yang diselenggarakan pemimpin.id.
Sayangnya, kecepatan pertumbuhan ekonomi digital itu tak dibarengi dengan cukupnya sumber daya manusia yang menguasai teknologi digital. Padahal menurut Fajrin, sebagian besar profesi yang memiliki potensi untuk berkembang pesat saat ini, identik dengan teknologi.Menurut Fajrin, hingga tahun 2030 Indonesia kekurangan 9 juta SDM di bidang tersebut.
“Kalau saya boleh bilang, ini bukan tanpa PR. Tahun 2030 Indonesia kekurangan 9 juta talent di bidang digital,” sambungnya.
Oleh karena itu, Fajrin mengajak generasi milenial untuk lebih mendalami dunia teknologi. Sebab peluang ekonomi digital itu akan sangat bergantung pada generasi muda yang jumlahnya saat ini mencapai seperempat penduduk Indonesia.
Melek digital ini, kata Fajrin, tidak melulu soal penguasaan hard skillseperti menguasai pemrograman hingga analisis data. Melainkan juga bagaimana mengubah mindset generasi muda agar mau berkolaborasi dan tak hanya mementingkan persaingan.
“Kalau kita bicara digital talent, tidak melulu soal hard skill. Kita mesti memiliki digital mindset seperti kolaborasi, kita tidak bisa sendirian,” pungkasnya.(msn)