.:: Saya (Masih) Seorang Indonesia VI ::.
Hari Sabtu jelang Malam Minggu kemarin,
Saya berkesempatan menghadiri perayaan ulang tahun Dewi Kwan Im di vihara Dharma Bakti, Petak 9, Jakarta Pusat.
Yg kebetulan,
Ulang tahun Beliau bertepatan dg tanggal kelahiran lelaki2 hebat yg saya sayangi 🙏🙏
Perayaan itu sendiri sebenarnya sudah berlangsung dari hari Jumat sore,
Dan rencana akan berlangsung sampai Sabtu malam.
Siang hari saya baru tiba,
Dan disambut dg ramahnya oleh para petugas yg berjaga,
Serta para pengunjung lainnya.
Tidak ada yg mempertanyakan,
Apakah saya seorang Budhis atau bukan.
Secara,
Kulit saya coklat dan mata saya lebar,
Khas orang Jawa 😊😊
Di situ saya kembali merasakan,
Bagaimana suasana Bhinneka Tunggal Ika,
Sangat terasa sekali 🙏🙏
Tidak ada perbedaan,
Antara saya dan mereka.
Tidak ada sekat2,
Atau kotak2 yg memisahkan,
Antara saya dg mereka… 😊😊
Dan yg menarik,
Adalah ketika saya menemukan banyak anak2 kecil,
Di antara para pengunjung,
Yg ikut berdoa dg khusyuk nya.
Bagi sebagian orang Cina,
Memuja para leluhur ini bukan hanya sebuah agama atau kepercayaan,
Namun sebuah tradisi yg turun menurun.
Dan,
Kesadaran utk mengajak putra putri mereka,
Utk tetap menghormati para leluhur itulah,
Yg patut diacungi jempol 👍👍
Betapa berbeda dg masyarakat yg dg sombong menamakan dirinya,
Sebagai “pribumi”,
Yg justru kebanyakan menganut paham “kacang lupa kulit”.
Melupakan para leluhur,
Melupakan tradisi2 yg diturunkan oleh pendahulu sebelumnya,
Bahkan dg congkak nya,
Menganggap tradisi2 itu sebagai budaya sesat,
Yg tidak sesuai dg ajaran agama yg mereka anut 👎👎
Duh, Gusti..
Sampe disitu kadang saya rasanya pengen memaki,
Pengen “misuh” sekenceng2nya.
Dasar kirik!! 😄😄
Rumangsane mereka lair teko watu mlethek ngunu?
(Dipikir mereka terlahir dari batu yg terbelah, gitu?)
Sampai lupa dg leluhurnya sendiri… 😂😂😂
———————————–
5 agama dan 1 aliran kepercayaan yg ada di bumi Nusantara,
Semua (seharusnya) mendapat perlakuan yg sama,
Begitu juga dg penganut2nya,
Mereka memiliki kebebasan mutlak,
Dalam melakukan ibadahnya masing2.
Namun,
Kenapa belakangan ini makin sering segelintir orang,
Merasa agamanya paling hebat,
Paling benar,
Sampai2 dg “nggilani”nya berusaha memojokkan agama2 dan kepercayaan lainnya? …
Harusnya kan :
“Lakum dinukum waliyadin”
(Bagiku agamaku bagimu agamamu)
Tapi kenapa di”pleset”kan oleh mereka jadi :
“bagiku agamaku bagimu aga”maksa”??
Sorry to say,
Mereka yg merasa paling benar itu,
Sebenarnya justru orang2 yg paling banyak salah nya.
Ilmu baru sekecil partikel debu,
Udah merasa memiliki pengetahuan seluas samudera.
Yg ada yo malah “kelelep”,
Tenggelam sendiri sampai ke dasar samudera 😜😜😜
—————————–
Teman saya banyak,
Sahabat pun sama,
Dan mereka terdiri dari orang2 yg berbeda keyakinan.
Tapi tidak ada satupun yg mempermasalahkan atau membicarakan soal agamanya,
Pada saat bertemu.
Bahkan sekedar bertanya,
“Agamamu apa?”
Bagi saya dan mereka,
Adalah hal yg tabu.
Yg penting,
Kita bisa hidup bersama,
Bisa ngobrol dg nyambung nya,
Bisa berkreasi bareng,
Dan tentunya bisa ngopi rame2 ☕☕
Apakah,
Kalau mau ngopi kudu takon dhisik soal agama?? 😄😄
———————————-
Well,
Masalah keyakinan ini (seharusnya) menjadi urusan personal antara manusia dg Tuhan nya.
Hubungan vertikal langsung,
Tanpa perantara,
Tanpa makelar 😄
Tapi kenapa belakangan jadi urusan manusia lainnya juga??
Bahkan,
Bermunculan pun sales2 dan makelar syurga,
Menawarkan syurga serasa menawarkan perabotan plastik di pasar dg harga sepuluh ribu dapat tiga 😂😂
Opo ndak namanya melecehkan Tuhan,
Menjual syurga dan neraka,
Demi kepentingan nya sendiri?? 😂😂
Wis embohlah,
Saya juga ndak mudeng cara berpikir yg “ajaib” luar biasa versi manusia2 sumbu pendek semacam itu.
Entah ngaji di mana mereka,
Entah ajaran apa sebenarnya yg mereka pelajari dan yakini selama ini,
Koq sampe2 tidak bisa berpikir dg akal sehat lagi… 😓😓
Padahal,
Jelas2 di dalam Pasal 29 UUD 1945 tercantum,
Bahwa “negara menjamin setiap penduduknya utk beribadah sesuai agama dan keyakinannya masing2”.
Tapi,
Tetep wae bermunculan manusia2 “reseh”,
Yg seolah2 merasa bahwa negara ini adalah milik mereka saja 😜😜😜
Dan memaksa orang lain utk tunduk kepada mereka,
Eh..
Lha koq nyimut?? 😝😝😝
—————————–
Btw,
Inilah yg sudah diprediksi oleh Ir. Soekarno,
Selepas Indonesia Merdeka.
“Musuh mu kelak justru adalah para pengkhianat, Yg ingin menghancurkan negeri ini”
Dan ternyata betul yg Beliau sampaikan,
Saat ini kita sudah berhadapan dg orang2 yg ingin menghancurkan negeri ini,
Yg ingin mengganti paham Pancasila,
Dg paham lainnya.
Padahal,
Pancasila itu sudah final,
Dan seharusnya menjadi “the way of life”,
Jalan kehidupan,
Jiwa dan semangat setiap rakyat Indonesia 🇲🇨🇲🇨
“Berkibarlah benderaku,
Lambang suci gagah perwira…
Siapa berani menurunkan engkau,
Serentak rakyatmu membela.. ”
Rasaya,
Petikan lirik lagu itu mewakili perasaan hampir seluruh masyarakat Indonesia,
Yg memiliki loyalitas penuh,
Utk tetap setia dan mengabdi pada bangsa dan negara Indonesia 💪💪
Kalau bukan kita,
Siapa lagi yg akan menjaga dan mempertahankan negeri ini?
Kalau bukan sekarang,
Kapan lagi kita mau membaktikan diri pada Nusantara tercinta?? 👍👍
Salam Indonesia Raya 🇲🇨🇲🇨🇲🇨🇲🇨