Indovoices.com-Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Ka. BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, Science Techno Park (STP) merupakan wahana yang penting dalam proses inovasi teknologi. Peran STP di universitas berada pada tahapan akhir dari upaya Research & Development (R & D) di universitas tersebut, seperti contoh yang ada di IPB.
Keberadaan STP seperti STP IPB juga menunjukkan konsep triple helix in practice bukan hanya in concept. Sinergi sektor swasta yaitu industri mitra dan tenant, dengan akademisi dan peneliti IPB serta pemerintah dalam hal ini Kemenristek/BRIN yang memfasilitasi adanya STP, serta unsur lain termasuk pemerintah daerah.
Menteri Bambang menyebutkan STP merupakan ujung dari rangkaian kegiatan riset dan inovasi yang harus memunculkan produk-produk inovatif yang dihasilkan. “STP sebagai ujung dari rangkaian kegiatan riset dan inovasi harus benar-benar memunculkan inovasi, dan nanti kita bisa lihat produk-produk inovatif yang dihasilkan. Saya optimis bahwa nantinya salah satu produk inovasi Indonesia yang bisa dikedepankan tidak hanya di arena nasional tetapi di arena global harus yang berbasis pertanian,” ujar Menteri Bambang pada saat mengunjungi fasilitas Science Techno Park (STP) IPB.
Lebih lanjut Menteri Bambang mengingatkan bahwa kita memiliki tantangan inovasi dari sisi bisnis untuk mengkomersialkan hasil inovasi dan mendorong inovasi untuk bisa masuk pasar dan ikut persaingan bebas dan juga tantangan untuk merubah mindset masyarakat agar mencintai dan menggunakan produk dari hasil inovasi Indonesia.
“Saya mendorong IPB untuk bekerjasama dengan dunia usaha dalam mengkomersialkan hasil inovasi dan juga untuk mendorong inovasi agar bisa masuk pasar dan ikut persaingan bebas serta untuk merubah mindset masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan produk impor dan tidak percaya pada produk lokal termasuk inovasi yang dihasilkan produk lokal (IPB), agar mencintai dan menggunakan produk inovasi Indonesia dan meyakini masyarakat bahwa produk lokal mampu memenuhi kebutuhan masyarakat,” tutur Menteri Bambang.
Seusai mengunjungi fasilitas STP IPB, Menteri Bambang juga menyempatkan untuk mengunjungi Pusat Unggulan Iptek (PUI) Biofarmaka Tropika, fasilitas pilot plan dan Gedung Inkubasi Bisnis Teknologi IPB. Fasilitas SEAMEO BIOTROP
Selain melakukan kunjungan ke STP IPB, Menteri Bambang juga mengunjungi fasilitas SEAMEO BIOTROP (Southeast Asian Regional Centre For Tropical Biology). Dalam kunjungannya tersebut Menteri Bambang mengapresiasi upaya SEAMEO Biotrop yang telah menggunakan hasil riset ilmu pengetahuannya yang telah menambah nilai tambah di produk pertanian. Selain itu dirinya juga berharap apa yang selama ini sudah dilakukan SEAMEO Biotrop dapat diaplikasikan di berbagai tempat di Indonesia.
“Saya yakin produk-produk dari SEAMEO Biotrop ini patut untuk kita dorong menjadi standar internasional dan tentunya akan kita dorong sebagai bagian dari kontribusi Kemenristek/BRIN kepada perkembangan ekonomi daerah. Dan yang saya apresiasi adalah upaya SEAMEO Biotrop dalam menggunakan hasil riset ilmu pengetahuan dalam menambah nilai tambah di produk pertanian,” terang Menteri Bambang.
Selain itu Menteri Bambang juga mendorong agar para petani Indonesia tidak hanya dinilai sebagai pekerja saja tetapi juga harus menjadi petani yang menjurus kepada korporasi dan mempunyai produk dengan nilai tambah yang tinggi sehingga hasil dari produk petani tersebut memiliki potensi pengembangan bisnis yang sangat tinggi. “Dan apa yang sudah dilakukan SEAMEO Biotrop ini terutama di bidang pertaniannya bisa menjadikan petani kita menjadi lebih kompetitif,” pungkas Menteri Bambang.(jpp)