.:: REVOLUSI MENTAL TAHAP KEDUA ::.
“Penonton selalu lebih banyak daripada pemain sinetronnya,
Dan penonton (juga) selalu merasa lebih tau jalan cerita sebuah sinetron, bahkan sampai akhirnya, bahkan saat sinetron belum dimulai – hanya dari membaca judulnya saja”
Media Sosial sebagai jejaring pergaulan,
Menjadikan kita selalu diselimuti prasangka terhadap aku,
Kamu, atau dia,
Apakah kita berseberangan,
Atau berada di satu garis perjuangan.
Media Sosial pun sudah menjadikan kita (secara tidak langsung),
Menjadi manusia2 yang (merasa sebagai) wakil Tuhan,
Hingga dengan semena2 dan penuh kesombongan,
Merasa berhak utk menghakimi segala hal,
Yang dirasa tidak sesuai dengan kemauan diri pribadi.
Orang malas membaca hingga tamat,
Orang malas mendengar cerita hingga selesai …
Baru sampai seperempat perjalanan,
Mereka sudah berebut menjadi orang nomor satu,
Utk membuat sebuah kesimpulan …
Tentunya,
Ya kesimpulan “ngawur” yang dihasilkan …
Berita di”pelintir”,
Di”edit” habis2an demi kepentingan “yang bayar”.
Sekarang A, satu jam kemudian bisa jadi B,
Lalu siang nanti berubah jadi C,
Sore hari menjadi D,
Dan besoknya sudah sampai ke Z …
Dan netizen yang Maha Julid pun,
Menerima mentah2 tanpa mau bersusah payah berpikir ulang,
Tentang “kebenaran sebuah berita yang diterima”.
Pokoke,
“Saya sudah jadi orang pertama yang berkomentar!!!”
_______________________________
Dan saya pun kemudian mengingat ucapan Jokowi,
Tentang “REVOLUSI MENTAL TAHAP KEDUA”.
Mental manusia Indonesia,
Yang terlanjur saling membenci di periode kampanye Pilpres kemarin,
Yang harus segera di “make over” kembali.
Menghapus Kebencian,
Dan menggantikannya dengan rasa Cinta …. 😀
Cinta pada sesama,
Cinta pada tanah air,
Cinta pada seni dan budaya,
Cinta pada ke Bhinneka Tunggal Ika yang kita miliki selama ini ….
Menyudahi semua pertikaian,
Dan bersama2 bergandengan tangan,
Utk membangun negeri ….
Saya jadi inget seloroh salah satu Guru saya dulu,
“Mencintai itu cukup pake hati, jangan sepenuh jiwa …
Agar kalo kamu kecewa,
Cukup hatimu yang sakit,
Tapi jangan sampai jiwamu ikut sakit ….”
Nah lo??? ….
Yuk kita “bedah” diri sendiri,
Instrospeksi diri ….
Seberapa besar sih kadar Kebencian yang “terlanjur” mampir di dalam jiwa kita????
Masihkah bisa di “remove” dengan segera?? …
Atau mau diperhatankan,
Dan menjadi “duri dalam daging”?? …..
Salam Pancasila,
Salam Indonesia Raya ….