Indovoices.com-Menko Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan selama ini banyak yang tidak mengetahui bahwa Indonesia menyimpan banyak potensi sumber daya alam.
“Indonesia punya banyak potensi sumber daya alam green energy yang siap untuk diolah. Ada pula potensi sumber karbon kredit. Hampir 80 persen potensi perdagangan karbon global ada di Indonesia, yang berasal dari hutan bakau, lahan gambut, rumput laut, dan terumbu karang dan masih banyak lagi. Melihat potensi ini kami yakin tidak lama lagi Indonesia bisa menjadi negara besar,” katanya saat berbicara pada The Pulse of Asia Conference 2020, yang diadakan oleh Bank DBS di Singapura.
Menurut Menko Luhut, sustainability menjadi salah satu agenda prioritas pemerintah Indonesia. Menjawab pertanyaan bagaimana Indonesia menyiasati kebutuhan bahan bakar fossil, Menko Luhut mengatakan sekarang semua bergerak ke arah gaya hidup hijau.
“Memang kami masih tetap membutuhkan bahan bakar fossil, tetapi kita harus menguranginya. Pulau Sumatera dan Kalimantan menyimpan menyimpan banyak potensi energi alternatif,” jawabnya.
Ia memberi contoh Masdar dari UAE yang membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung Cirata, Jawa Barat. Perusahaan tersebut bakal bekerja sama dengan PLN yang berinvestasi di Cirata untuk energi sebesar 145MW.
Menko Luhut mengatakan saat Morowali menjadi contoh bagi keberhasilan investasi. Ia menceritakan bagaimana situasi di sana saat ini dan keuntungan dari program hilirisasi.
“Banyak yang mengecam ketika kami melarang ekspor nikel, tetapi sekarang kita bisa lihat bahwa keputusan kami saat itu adalah keputusan yang tepat. Ada yang mengatakan saya pro-China, tapi tahukah Anda bahwa lebih dari 90 persen ekspor itu dikirim ke China,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut Menko Luhut menceritakan pengalamannya terlibat dalam berbagai proyek investasi asing, seperti sovereign wealth fund (SWF) yang melibatkan UAE dan Softbank, ada pula JBIC, Global Infrastructure Partners , yang berminat berinvestasi di berbagai sektor, dll.
Omnibus Law
Menko Luhut juga menjelaskan bahwa Pemerintah saat ini sedang mengerjakan dua Undang-undang Omnibus, yaitu UU Penciptaan Lapangan Kerja dan Undang-Undang Omnibus tentang Perpajakan. Kedua UU akan diajukan ke DPR pada awal tahun ini.
“UU tersebut untuk menggantikan undang-undang sebelumnya yang berpotensi tumpang tindih dan menghambat investasi,” katanya.
Untuk meningkatkan investasi di Indonesia Menko Luhut juga menyinggung program Online Single Submission (OSS).
“Dengan adanya OSS membuat kita mudah untuk menyelesaikan berbagai masalah. Perbaikan sistem dan alur kerja serta kemudahan perizinan dapat melancarkan laju investasi. Seluruh proses telah tersinergi lewat OSS,” katanya.
Menko Luhut juga mendapat keluhan bahwa semua urusan di tingkat Menteri tidak selalu dapat terealisasi dengan baik, karena para pegawai di bawah level Menteri belum ikut membantu kelancarannya.
“Kami memang masih harus lebih memperbaiki kualitas pegawai kami, misalnya dengan melakukan renumerasi, dll. Tetapi jika Anda mendapatkan masalah, sampaikan kepada kami. Saya akan bantu menyelesaikannya. Saat ini kami sering melakukan rapat koordinasi untuk menyelesaikan hambatan-hambatan, terutama sektor investasi. Kami akan undang semua pihak terkait sehingga penyelesaian bisa dilakukan dalam waktu yang tidak lama. Atau Anda bisa juga mengadukan permasalahan Anda kepada Pokja 4,” jawabnya.
Ibu Kota Baru
Saat ditanya sektor manakah yang bisa menjadi tempat berinvestasi yang potensial, Menko Luhut menjawab bahwa energi alternatif, startup, rumah sakit, dan Ibu Kota Baru masih terbuka untuk investasi.
“Di Ibu Kota Baru Anda bisa menanamkan modal di sektor infrastruktur. Kami akan menjadikan kota tersebut sebagai kota hijau. Rumah sakit juga cukup menjanjikan. Kami berencana bangun fasilitas yang lengkap dengan mendatangkan dokter terbaik, mungkin ada yang dari luar negeri sehingga bisa mengurangi jumlah orang Indonesia yang berobat ke sini,” ujarnya disambut tawa hadirin.
Investor juga menanyakan potensi investasi di bidang pendidikan. “Tujuan kami adalah untuk memperkecil jarak antara kualitas pendidikan di barat dan timur. Saat ini ada beberapa start up di bidang pendidikan ini tentu mempermudah jangkauan ke bagian timur. Lalu UAE juga akan berinvestasi di sektor ini. Di Morowali kami mempunyai universitas teknologi yang menjadi salah satu yang terbaik sebagai hasil kerja sama dengan universitas teknologi China. Menteri Pendidikan kami yang berusia muda juga diharapkan dapat mengambil langkah inovatif dan kreatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia,” katanya.
Pagi harinya Menko Luhut mengadakan pertemuan dengan Senior Minister Teo Chee Hean di Asian Civilizations Museum. Pertemuan berlangsung akrab sambil membahas isu kedua negara, Ibu Kota Baru, dan investasi. (jpp)