Indovoices.com-Organisasi Kesehatana Dunia (World Health Organization, WHO) tidak menganggap lonjakan angka kasus virus Corona (COVID-19) di Cina kemarin sebagai pertanda buruk. Sebaliknya, mereka beranggapan bahwa epidemi virus Corona belum menunjukkan perubahan yang signifikan.
“Kami sudah melihat lonjakan jumlah kasus yang terjadi di Cina. Hal itu tidak menunjukkan adanya perubahan signifikan (pada epidemi Virus Corona), ” ujar Michael Ryan, Kepala Program Pertolongan Darurat WHO, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia.
Sebagaimana diberitakan kemarin, jumlah kasus virus Corona di Cina melonjak kurang lebih 15 ribu dalam semalam. Hal itu dikarenakan pemerintah Cina menerapkan metode diagnosis baru yang menekankan pada hasil CT Scan, tidak lagi pada hasil tes nucleic acid. Penggantian metode dilakukan karena dirasa lebih cepat serta tim medis sudah memiliki gambaran efek virus Corona seperti apa.
Ironisnya, lonjakan angka tersebut muncul tak lama setelah pakar medis dari pemerintah Cina menyakini bahwa epidemi virus Corona bisa usai di bulan April. Acuan yang dipakai kala itu adalah perbedaan angka pertumbuhan kasus selama sepekan. Namun, optimisme itu langsung ditanggapi pakar medis dari berbagai negara yang mengatakan bahwa ada banyak faktor yang harus dicek dahulu sebelum membuat prediksi kapan epidemi akan berakhir.
Ryan menjelaskan, alasan ia menganggap epidemi virus Corona belum menunjukkan perubahan signifikan karena lonjakan angka di Cina pun tidak semuanya berupa kasus baru. Beberapa di antaranya adalah hasil mengecek ulang data pemeriksaan sebelumnya untuk memastikan tidak ada warga tertular Corona yang lolos.
Selain itu, kata ia, lonjakan serupa tidak terjadi di negara lain. Angka pasien virus Corona di berbagai negara relatif stagnan. Namun, ia memberi pengecualian terjadap kasus kapal Diamond Princess di mana ratusan penumpangnya positif tertular virus Corona.
“Mengecualikan Diamond Princess, kami tidak melihat adanya pertumbuhan dramatis di luar Cina,” ujar Ryan.
Ryan menegaskan bahwa dirinya tetap optimistis epidemi virus Corona bisa ditangani dengan baik. Ia juga mengatakan bahwa studi tentang antibodi sebuah komunitas terhadap virus akan membantu untuk mencari langkah yang tepat dalam menangani virus Corona.
“Bayangan bahwa apa yang terjadi sekarang hanyalah pucuk gunung es, bahwa kita hanya melihat 1, 2, atau 5 persen (dari epidemi virus Corona), hanyalah berdasarkan simulasi. Hal itu dibuat berdasarkan sejumlah asumsi,” ujar Ryan mengakhiri.(msn)