Indovoices.com – Maraknya pemberitaan mengenai bencana alam yang terjadi di Indonesia, Biro Umum Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) menggandeng Basarnas Provinsi DKI Jakarta (Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta) menyelenggarakan Simulasi Program Tanggap Darurat Mitigasi Bencana Gempa Bumi di lingkungan Kemensetneg.
Menurut Piping Supriatna, Kepala Biro Umum, Sekretariat Kementerian Sekretariat Negara, simulasi yang diadakan di Gedung Sayap Timur Kemensetneg, Jakarta, Kamis (6/12), ini bertujuan melatih para pejabat dan pegawai di lingkungan Kemensetneg untuk lebih waspada terhadap bencana gempa bumi. “Alhamdulillah hari ini simulasi berjalan dengan lancar, tujuan dari simulasi ini lebih ke arah kesiapsiagaan para penghuni gedung, agar tidak gamang, minimal mereka bisa menyelematkan diri sendiri, tentunya juga dipandu oleh tim MKKG (Manajemen Keselamatan dan Kebakaran Gedung) yang dibentuk oleh Biro Umum,” jelas Piping.
Selain gempa bumi, ada juga simulasi kebakaran yang dilakukan. Hotlan Parlindungan, Kepala Bagian Pelayanan Kesehatan menjelaskan simulasi ini terdapat dua skenario yang dimulai dengan mitigasi gempa bumi dan dilanjut dengan mitigasi kebakaran.
“Dimulai dengan membunyikan sirene, hal yang pertama kali dilakukan saat gempa bumi ialah melindungi diri sendiri, setelah itu baru kita mengevakuasi diri, karena kita sudah bentuk Tim MKKG sehingga dengan mudah kita dapat melakukan evakuasi melalui tangga darurat, tidak boleh menggunakan lift, setelah itu Tim MKKG melakukan presensi setiap pegawai dimasing-masing lantai, ketika ada yang terperangkap di dalam gedung pasti akan ada tim evakuasi, yaitu Tim MKKG-nya,” jelas pria yang biasa disapa Parlin ini.
Terdapat dua teknik penyelamatan yang dilakukan dalam simulasi mitigasi ini. Fatur Rahman, Kepala Seksi Sumber Pencarian dan Pertolongan, Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta, mengatakan tehnik yang digunakan dalam mitigasi kali ini ialah Repling dan Teroline. “Teknik yang kita pergunakan yang pertama adalah menurunkan korban dengan teknik repling dan juga sistemnya ialah sistem tandem, menurunkan korban dengan satu tim penolong dan satu korban dengan kondisi sadar, yang kedua kita melaksanakan lagi dengan teknik teroline, memindahkan korban dari satu ketinggian dengan ketinggian yang lain untuk mempermudah evakuasi jika daerah tersebut tidak bisa dilewati dikarenakan adanya kebakaran,” terang Fatur.
Fatur menambahkan sebaiknya Kemensetneg melakukan simulasi mitigasi gempa bumi dan kebakaran ini secara kontinyu. “Dari pihak Basarnas sendiri, Pelatihan seperti ini harusnya dilaksanakan kontinyu, dua sampai tiga kali dalam setahun, rutin dilaksanakan karena kita tidak tahu kapan kejadian tersebut dan sebisa mungkin meminimalisir jumlah korban dan membiasakan diri dengan jalur evakuasi baik itu di dalam kantor maupun di luar kantor,” ujar Fatur seraya menutup pembicaraan.
Mitigasi ini dihadiri juga oleh Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama, Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan Dadan Wildan, dan seluruh Pejabat dan Pegawai yang berada di lingkungan Gedung Sayap Timur Kemensetneg. (ART – Humas Kemensetneg)