Indovoices.com- Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengapresiasi atas laporan Gubernur Kepulauan (Kep.) Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman atas upaya Pencegahan dan Penanganan Stunting di wilayahnya di bawah nasional yaitu 23,4 % (30,978 Balita Stunting), lebih rendah dari prevalensi nasional (27,7 %). Cakupan Imunisasi dasar Provinsi Kep. Babel 75,20%, lebih tinggi dari cakupan imunisasi dasar nasional 57,90 %.
“Saya senang mendengar laporan dari Pak Gubernur terutama bahwa capaian stunting itu sudah lebih rendah dari nasional, itu saya kira luar biasa, nasional itu 27,6 persen, bahkan di sini sudah mencapai 23 ini patut diapresiasi,” ujarnya saat melakukan dialog Program Penceghan Stunting di Balitong Resort, Pantai Pasir Padi, Pangkalpinang – Bangka Belitung.
Meski angkanya sudah di bawah nasional, Wapres meminta untuk terus menurunkannya sesuai target Pemerintah yakni 14 persen.
“Stunting itu harus diupayakan sedemikian rupa secara optinal karena target yang ingin kita capai itu 14 persen. Jadi 23 ke 14 lumayan banyak, oleh karena itu harus digenjot,” pintanya.
Hal itu, menurut Wapres karena Pemerintah ingin membangun sumber daya manusia yang unggul, bukan hanya sehat dan cerdas tetapi juga terampil, produktif, serta memiliki daya saing dan berakhlak mulia.
“Nah yang sehat itu adalah termasuk bebas stunting, ini kalau terkena stunting itu namanya tidak sehat, itu kerdil. Oleh karena itu jangan sampai manusia Indonesia ada yangg kerdil,” pesannya.
Lebih jauh, Wapres menuturkan bahwa ukuran negara maju, menurutnya, tingkat kemiskinan, stunting dan penganggurannya harus rendah seperti provinsi Bangka Belitung, karena di bawah rata-rata nasional.
“Jadi boleh tepuk tangan, Pak Gubernur, jadi tidak boleh naik ya, memang saya dengar ada kendala yang berpotensi naik, tapi saya bilang jangan naik, minimal stagnan tapi kalau bisa diturunkan,” pesannya lagi.
Terkait Indonesia mendapatkan predikat sebagai negara maju, Wapres berpesan jangan sampai antara nama dan kenyataannya berbeda. Namanya dikenal sebagai negara maju, tetapi angka kemiskinan dan stuntingnya masih tinggi. Oleh karena itu, predikat tersebut harus menjadi motivasi sehinga Indonesia menjadi negara di posisi high income country.
“Tidak berarti kemudian tidak dilanjutkan, tetapi harus terus ditekan, saya harap Babel menjadi provinsi terbaik dan menjadi contoh. Kita juga minta Menteri Kesehatan, nanti ini bisa menjadi model standar nasional cara nananganinya,” harapnya.
Sebelumnya, Gubernur Kep. Babel Erzaldi Rosman melaporkan terkait Pencegahan Stunting dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Provinsi Bangka Belitung.
Ia menjelaskan untuk UMKM, Kepulauan Bangka Belitung per Februari 2018 tercatat memiliki 180.509 unit. Jumlah ini naik sebanyak 130.457 UMKM dibandingkan 2017. Sumber daya manusia dari usaha tersebut dilatih melalui UPTD Balatkop, dan difasilitasi menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari APBN. Total dana yang telah dikeluarkan baik dari DAK maupun APBD mencapai angka Rp 5 miliar pada Tahun 2019.
Pangkalpinang, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengapresiasi atas laporan Gubernur Kepulauan (Kep.) Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman atas upaya Pencegahan dan Penanganan Stunting di wilayahnya di bawah nasional yaitu 23,4 % (30,978 Balita Stunting), lebih rendah dari prevalensi nasional (27,7 %). Cakupan Imunisasi dasar Provinsi Kep. Babel 75,20%, lebih tinggi dari cakupan imunisasi dasar nasional 57,90 %.
“Saya senang mendengar laporan dari Pak Gubernur terutama bahwa capaian stunting itu sudah lebih rendah dari nasional, itu saya kira luar biasa, nasional itu 27,6 persen, bahkan di sini sudah mencapai 23 ini patut diapresiasi,” ujarnya saat melakukan dialog Program Penceghan Stunting di Balitong Resort, Pantai Pasir Padi, Pangkalpinang – Bangka Belitung, Rabu (26/2/2020).
Meski angkanya sudah di bawah nasional, Wapres meminta untuk terus menurunkannya sesuai target Pemerintah yakni 14 persen.
“Stunting itu harus diupayakan sedemikian rupa secara optinal karena target yang ingin kita capai itu 14 persen. Jadi 23 ke 14 lumayan banyak, oleh karena itu harus digenjot,” pintanya.
Hal itu, menurut Wapres karena Pemerintah ingin membangun sumber daya manusia yang unggul, bukan hanya sehat dan cerdas tetapi juga terampil, produktif, serta memiliki daya saing dan berakhlak mulia.
“Nah yang sehat itu adalah termasuk bebas stunting, ini kalau terkena stunting itu namanya tidak sehat, itu kerdil. Oleh karena itu jangan sampai manusia Indonesia ada yangg kerdil,” pesannya.
Lebih jauh, Wapres menuturkan bahwa ukuran negara maju, menurutnya, tingkat kemiskinan, stunting dan penganggurannya harus rendah seperti provinsi Bangka Belitung, karena di bawah rata-rata nasional.
“Jadi boleh tepuk tangan, Pak Gubernur, jadi tidak boleh naik ya, memang saya dengar ada kendala yang berpotensi naik, tapi saya bilang jangan naik, minimal stagnan tapi kalau bisa diturunkan,” pesannya lagi.
Terkait Indonesia mendapatkan predikat sebagai negara maju, Wapres berpesan jangan sampai antara nama dan kenyataannya berbeda. Namanya dikenal sebagai negara maju, tetapi angka kemiskinan dan stuntingnya masih tinggi. Oleh karena itu, predikat tersebut harus menjadi motivasi sehinga Indonesia menjadi negara di posisi high income country.
“Tidak berarti kemudian tidak dilanjutkan, tetapi harus terus ditekan, saya harap Babel menjadi provinsi terbaik dan menjadi contoh. Kita juga minta Menteri Kesehatan, nanti ini bisa menjadi model standar nasional cara nananganinya,” harapnya.
Sebelumnya, Gubernur Kep. Babel Erzaldi Rosman melaporkan terkait Pencegahan Stunting dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Provinsi Bangka Belitung.
Ia menjelaskan untuk UMKM, Kepulauan Bangka Belitung per Februari 2018 tercatat memiliki 180.509 unit. Jumlah ini naik sebanyak 130.457 UMKM dibandingkan 2017. Sumber daya manusia dari usaha tersebut dilatih melalui UPTD Balatkop, dan difasilitasi menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari APBN. Total dana yang telah dikeluarkan baik dari DAK maupun APBD mencapai angka Rp 5 miliar pada Tahun 2019.
Ia juga menambahkan bahwa untuk memberdayakan masyarakat desa, Pemerintah Provinsi Babel pada tahun 2019 menggelontorkan bantuan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) hingga mencapai Rp 16,9 miliar untuk 169 desa. Di Babel ada 309 desa, namun yang sudah memiliki BUMDes baru 270 desa. Sementara sisanya 39 desa belum memiliki BUMDes.
Sebelum dialog, Wapres melakukan Peninjauan Informasi Pencegahan Stunting dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Provinsi Kep. Bangka Belitung.
Di tempat yang sama, Wapres juga bertemu dan menyapa dengan para Penggiat Desa, Kader Kesehatan, Bidan, Kepala Desa, serta Forum Umat Beragama Provinsi Kep. Bangka Belitung.
Sebelum beranjak ke Rumah Jabatan Gubernur, Wapres berkesempatan meninjau Produk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Produk UMKM, Produk Halal, BUMDes) di tempat yang sama.
Tampak hadir Wakil Gubernur Bangka Belitung, Walikota Pangkalpinang, UMKM, Kader Kesehatan, Kepala Desa, Forum Umat Beragama, Warga Pangkalpinang, dll.
Mendampingi Wapres dalam pertemuan, Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah, Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Lukmanul Hakim, Tim Ahli Wapres Abdul Rosyid, Johan Tedja Surya, dan Noor Marzuki, serta Bambang Widianto. (kominfo)